Relokasi SDN Nglarang Terdampak Tol Jogja-Solo Terganjal Izin Lahan

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 14 Okt 2025 15:32 WIB
Kondisi SDN Nglarang di Kalurahan Tlogoadi, Mlati, Sleman yang terdampak proyek Tol Jogja-Solo Paket 2.2, foto diambil pada Selasa (14/10/2025). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Sleman -

Nasib SDN Nglarang di Kalurahan Tlogoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, yang terdampak proyek Tol Jogja-Solo Paket 2.2, masih menggantung. Proses relokasi sekolah terhambat oleh rumitnya perizinan alih fungsi lahan pengganti yang berstatus Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Proses belajar pun berdampingan dengan pembangunan.

Humas PT Adhi Karya untuk proyek Tol Jogja-Solo Paket 2.2. Agung Murhandjanto bilang pihaknya telah mencapai kesepakatan antara pihak proyek, pemerintah setempat, dan wali murid. Dalam sosialisasi terbaru yang melibatkan wali murid, komite sekolah, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Pemerintah Kalurahan Tlogoadi, aspirasi utama orang tua telah disetujui.

"Ya tadi sosialisasi. Intinya mau membahas relokasi SD Nglarang yang terkena tol Jogja-Solo paket 2.2. Dalam pertemuan tersebut kan disepakati boleh pindah kalau sudah terbangun semuanya SD-nya, (itu) aspirasi dari wali murid," kata Agung saat dihubungi wartawan, Selasa (14/10/2025).

Meski sudah ada kesepakatan, namun dalam perjalanannya muncul permasalahan. Agung menjelaskan, masalah utama terletak pada status tanah pengganti yang merupakan LP2B. Sehingga proses izin harus sampai ke kementerian.

"Sekarang problemnya itu di perizinan tanah penggantinya. Lahan penggantinya itu kan dari Sultan Ground ke Sultan Ground, tapi secara tata ruang itu masuk dalam LP2B, jadi harus rumit izinnya sampai ke Kementerian ATR/BPN," jelasnya.

Menurut Agung, alur perizinan untuk mengubah status lahan LP2B sangat panjang dan memakan waktu. Prosesnya harus berjalan secara bertahap dari tingkat kabupaten hingga pusat.

"Ya ini masih berproses di tingkat kabupaten, nanti ke Dispertaru Kabupaten, nanti terus ke Dispertaru DIY, terus naik ke kementerian. Masih panjang," ungkapnya.

PT Adhi Karya, lanjut Agung, sebenarnya telah menawarkan solusi sementara agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. Namun, opsi tersebut belum mendapat lampu hijau dari para orang tua siswa.

"Sudah kita tawarkan relokasi sementara, tapi kelihatannya belum bisa diterima oleh wali murid," tambah Agung.

Akibatnya, aktivitas konstruksi mau tidak mau harus berjalan berdampingan dengan kegiatan sekolah. Bangunan SDN Nglarang sendiri nantinya akan masuk dalam area main road atau jalan utama tol dalam bentuk timbunan.

"Ya kita menyesuaikan, artinya kita tetap mencari titik aman, kita perhitungkan untuk keamanan pekerjaan. Tapi Insya Allah masih bisa kita lakukan secara pelan-pelan dan secara hati-hati lah," kata Agung.

Untuk meminimalisir gangguan, pihak kontraktor berkoordinasi dengan sekolah. Terutama ketika ada jadwal ujian atau kegiatan lainnya.

"Betul. Biasanya Ibu Kepala Sekolah menginfokan kami kalau misalnya besok ada tes ujian atau apa, kita biasanya untuk aktivitas alat berat kita pending dulu. (Setelah ujian baru lanjut?) Betul. Biasanya kita kerjakan setelah jam pulang sekolah," pungkasnya.



Simak Video "Video: Situasi Mudik Via Tol Fungsional Sleman"

(aap/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork