Kuliner Ekstrem 'Putul' Gunungkidul Ternyata Bergizi, Ini Penjelasan Lengkapnya

Kuliner Ekstrem 'Putul' Gunungkidul Ternyata Bergizi, Ini Penjelasan Lengkapnya

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 13 Okt 2025 09:29 WIB
Penampakan putul yang digoreng dengan bumbu bacem.
Penampakan putul yang digoreng dengan bumbu bacem. (Foto: Dok. Kelvian)
Jogja -

Kuliner ekstrem dari serangga putul viral setelah seorang siswa SMP di Gunungkidul membawanya sebagai bekal dan disantap barsama MBG yang dia dapat. Ternyata putul kaya omega 3 dan manfaat lainnya.

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sri Raharjo, mengatakan putul di Gunungkidul biasa dikonsumsi. Kandungan protein menjadi yang mendominasi dari putul, terutama jika dikeringkan. Proses pengeringan itu agar tidak mudah busuk.

"Kenapa dikeringkan ya karena itu bentuk pengawetan yang mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, supaya serangga tadi setelah dipanen atau dimatikan tidak mudah busuk, maka bisa dikeringkan," kata Raharjo saat dihubungi detikJogja, Sabtu (11/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kalau sudah kering itu, yang kalau kering itu kan berarti yang berkurang hanya adalah airnya, berarti kadar proteinnya secara relatif akan meningkat. Kalau dalam bentuk kering mungkin kadar proteinnya bisa mencapai 30-40 persen," sambungnya.

Kandungan lainnya yang terdapat dalam putul adalah lemak tak jenuh atau Omega 3. Kandungan ini sama dengan kandungan lemak atau minyak yang terdapat dalam ikan.

ADVERTISEMENT

"Tapi lemak jenis ini yang Omega 3 atau sebutannya lemak tidak jenuh. Terus juga ada kandungan vitamin B, ada juga kandungan zat besi dan juga kalsium," jelasnya.

Kulit luar putul ternyata juga bermanfaat karena mengandung zat kitin yang bermanfaat untuk pencernaan. Kandungan itu menjadi makanan mikroba baik yang ada di tubuh manusia.

"Kulit luarnya itu kan mirip seperti cangkang udang, substansinya adalah kitin. Kitin ini bisa dipandang sebagai polimer organik yang tidak mudah dicerna. Tapi itu bisa, kalau dikonsumsi di dalam usus itu nanti bisa dimanfaatkan oleh mikrobia baik atau istilahnya probiotik," jelasnya.

"Mikrobia baik di dalam saluran pencernaan, ini untuk menjadi makanan mereka. Sehingga populasi mikrobia baik dalam saluran pencernaan kita bisa tetap terjaga dan tumbuh dengan baik," tambahnya.

Namun Raharjo juga menjelaskan ada berbagai reaksi tubuh pada sebagian orang yang alergi. Hal itu dipengaruhi oleh protein dalam putul.

"Respons konsumen atau individu terhadap alergen (zat pemicu reaksi) yang dikonsumsi itu beda-beda. Artinya ada orang yang biduran atau gatal-gatal saat makan belalang goreng, tapi sebagaian tidak," ungkapnya.

"Itu artinya masing-masing individu punya respons yang beda. Kalau untuk serangga ini mungkin cara yang relatif mudah dipraktikkan masyarakat ya mengenali sendiri, kalau dia mengonsumsi itu bakal timbus reaksi atau tidak," pungkas dia.

Viral Siswa SMP Bawa Bekal Putul


Siswa kelas 7F SMP 1Paliyan, Gunungkidul viral karena membawa bekal tidak biasa. Dia membawa olahan putul buatan orang tuanya. Peristiwa itu menarik perhatian banyak orang.

"Siswa di Gunungkidul ini bawa puthul dari rumah untuk lauk MBG nya. Video viral setelah dibagikan oleh Guru di tiktok dengan nama akun @/vunnyaydy yang merupakan guru dari SMP 1 Paliyan (STUPA) dan menimbulkan banyak komentar warganet," kata akun Instagram @jogjacity seperti dilihat detikJogja, Jumat (10/10/2025).

Guru SMPN 1 Paliyan, Ivani Ayudya, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (6/10) saat jam santap MBG di sekolah. Dia menjelaskan muridnya itu memang sengaja membawa putul goreng. Pasalnya, pada hari Minggu (5/10) muridnya itu mencari putul bersama orang tuanya.

"Jadi malam harinya dia mencari putul sama orang tuanya. Nah, paginya dia bawa putul ke sekolah," ujarnya.

Ivani juga menejelaskan muridnya membawa putul karena masakan orang tuanya itu masih sisa di rumah. Selain itu rasanya juga enak.

"Karena enak dan ada sisa (putul) lalu dibawa dia ke sekolah dan dimakan saat MBG," ucapnya.




(aap/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads