Video seorang murid SMP membawa lauk tambahan berupa putul goreng saat menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Gunungkidul jadi viral di media sosial. Putul ialah serangga kecil bersayap. Menurut pakar UGM, putul aman dikonsumsi.
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Sri Raharjo, mengatakan putul di Gunungkidul biasa dikonsumsi.
"Itu menunjukkan bahwa masyarakat lokal setempat itu sudah cukup familier dengan jenis serangga ini dan dianggap tidak menimbulkan gangguan atau alergi. Bahkan sudah mulai dicoba dikomersialkan, paling tidak sudah di pasar tradisional," kata Raharjo saat dihubungi detikJogja, Sabtu (11/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raharjo menyebut putul aman dikonsumsi manusia. Kandungan gizi putul didominasi oleh protein yang cukup tinggi, terutama ketika dikeringkan.
![]() |
"Kenapa dikeringkan ya karena itu bentuk pengawetan yang mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, supaya serangga tadi setelah dipanen atau dimatikan tidak mudah busuk, maka bisa dikeringkan," ujarnya.
"Nah kalau sudah kering itu, yang kalau kering itu kan berarti yang berkurang hanya adalah airnya, berarti kadar proteinnya secara relatif akan meningkat. Kalau dalam bentuk kering mungkin kadar proteinnya bisa mencapai 30-40 persen," sambungnya.
Selain protein, Raharjo menjelaskan, kandungan lainnya yang terdapat dalam putul adalah lemak tak jenuh. Kandungan ini sama dengan kandungan lemak atau minyak yang terdapat dalam ikan.
"Tapi lemak jenis ini yang Omega 3 atau sebutannya lemak tidak jenuh. Terus juga ada kandungan vitamin B, ada juga kandungan zat besi dan juga kalsium," tuturnya.
Lebih lanjut, Raharjo mengungkapkan manfaat mengonsumsi putul bagi manusia. Kulit luar putul mengandung zat kitin yang bermanfaat untuk pencernaan.
"Kulit luarnya itu kan mirip seperti cangkang udang, substansinya adalah kitin. Kitin ini bisa dipandang sebagai polimer organik yang tidak mudah dicerna. Tapi itu bisa, kalau dikonsumsi di dalam usus itu nanti bisa dimanfaatkan oleh mikrobia baik atau istilahnya probiotik," jelasnya.
"Mikrobia baik di dalam saluran pencernaan, ini untuk menjadi makanan mereka. Sehingga populasi mikrobia baik dalam saluran pencernaan kita bisa tetap terjaga dan tumbuh dengan baik," tambahnya.
Meski begitu, Raharjo menyebut protein yang terkandung dalam putul bisa menimbulkan alergi bagi sebagian orang.
"Respons konsumen atau individu terhadap alergen (zat pemicu reaksi) yang dikonsumsi itu beda-beda. Artinya ada orang yang biduran atau gatal-gatal saat makan belalang goreng, tapi sebagaian tidak," ungkapnya.
"Itu artinya masing-masing individu punya respons yang beda. Kalau untuk serangga ini mungkin cara yang relatif mudah dipraktikkan masyarakat ya mengenali sendiri, kalau dia mengonsumsi itu bakal timbus reaksi atau tidak," pungkas dia.
Penjelasan SMPN 1 Paliyan
Diketahui, siswa yang viral membawa putul goreng itu bersekolah di SMP 1 Paliyan, Gunungkidul.
"Siswa di Gunungkidul ini bawa puthul dari rumah untuk lauk MBG nya. Video viral setelah dibagikan oleh Guru di tiktok dengan nama akun @/vunnyaydy yang merupakan guru dari SMP 1 Paliyan (STUPA) dan menimbulkan banyak komentar warganet," kata akun Instagram @jogjacity seperti dilihat detikJogja, Jumat (10/10/2025).
Guru SMPN 1 Paliyan, Ivani Ayudya, mengatakan murid yang ada di video tersebut adalah anak didiknya. Peristiwa itu terjadi pada Senin (6/10) saat jam santap MBG di sekolah.
"Iya, dia murid kelas 7F," kata Ivani kepada detikJogja.
Wali Kelas 7 F ini melanjutkan muridnya itu memang sengaja membawa putul goreng. Pasalnya, pada hari Minggu (5/10) muridnya itu mencari putul bersama orang tuanya.
"Jadi malam harinya dia mencari putul sama orang tuanya. Nah, paginya dia bawa putul ke sekolah," ujarnya.
Ivani juga mengungkapkan alasan muridnya membawa putul ke sekolah karena rasanya yang enak. Selain itu, putul olahan orang tuanya masih ada sisa.
"Karena enak dan ada sisa (putul) lalu dibawa dia ke sekolah dan dimakan saat MBG," ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Paliyan, Widaryanto, tidak mempermasalahkan adanya murid yang membawa olahan putul ke sekolah. Bukan tanpa alasan, semua itu karena saat ini di Gunungkidul khususnya Paliyan tengah musim putul.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Sugeng Ambal Warsa ke-269 Kota Jogja!
Awal Mula Terbongkarnya Skandal Naturalisasi Palsu Pemain Malaysia