Duh! Seorang Ayah Hampir Meninggal Saat Bantu Anak Kerjakan PR

Internasional

Duh! Seorang Ayah Hampir Meninggal Saat Bantu Anak Kerjakan PR

Vina Oktiani - detikJogja
Jumat, 20 Des 2024 13:54 WIB
ilustrasi anak mengerjakan PR
Ilustrasi anak capek mengerjakan PR. Foto: iStock
Jogja -

Seorang ayah di China mengalami serangan jantung yang membuatnya hampir kehilangan nyawa ketika membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Peristiwa itu jadi sorotan dan memantik perdebatan mengenai tekanan akademik yang dialami baik murid maupun orang tuanya.

Media South China Morning Post, seperti dikutip Wolipop, memberitakan Jumat (20/12/2024), seorang ayah bermarga Zhang, berusia 40-an dan tinggal di Provinsi Zhejiang, mendadak mengalami sesak napas dan nyeri dada tatkala mendampingi anaknya yang tengah mempersiapkan ujian masuk sekolah menengah atas. Dia segera dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis menderita infark miokard akut.

Dokter dari Sir Run Run Shaw Hospital berhasil menyelamatkan Zhang melalui operasi bypass arteri darurat. Adapun serangan jantung yang dideritanya disebabkan penyakit arteri koroner dini, diperburuk stres emosional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Zhang sering mengawasi PR anaknya setiap malam dan mengatur sesi belajar tambahan. Dia juga mendaftarkan anaknya ke berbagai bimbingan belajar sekaligus mengantar serta menjemputnya sendiri.

Namun, tekanan akademik yang diberikan Zhang membuat hubungan ayah dan anak itu merenggang. Sebab, anaknya merasa terbebani.

ADVERTISEMENT

Kejadian yang dialami Zhang bukanlah yang pertama. Masih di Provinsi Zhejiang, seorang ayah mengalami gangguan penglihatan akibat stres ketika membantu anaknya belajar. Sedangkan, seorang ibu di Jiangsu sampai mengalami stroke karena marah anaknya dianggap lambat mengerjakan tugas.

Banyak orang tua di China mempertaruhkan segalanya dan mendorong anak mereka supaya sukses secara akademik. Pasalnya, prestasi di bidang akademik menjadi tolok ukur keberhasilan keluarga.

Apalagi, ujian nasional gaokao menjadi pertarungan utama mereka. Tahun ini, lebih dari 13 juta siswa bersiap mengkuti ujian tersebut.

Ahli pendidikan Ling Zongwei menyarankan orang tua untuk menjaga emosi dan membiarkan anak lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas mereka. Menurutnya, lingkungan pendidikan yang kompetitif sangat melelahkan bagi anak maupun orang tua, seperti yang dirasakan banyak orang di China.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads