Prabowo Singgung Darurat Militer Korsel Saat Bahas Geopolitik, Ini Pesannya

Nasional

Prabowo Singgung Darurat Militer Korsel Saat Bahas Geopolitik, Ini Pesannya

Eva Safitri - detikJogja
Rabu, 04 Des 2024 13:16 WIB
Presiden Prabowo Subianto menghadiri Tanwir sekaligus Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, NTT, Rabu (4/12/2024). Prabowo hadir dengan menggunakan mobil kepresidenan MV3 Garuda Limousine buatan PT Pindad.
Prabowo Singgung Darurat Militer Korsel Saat Bahas Geopolitik, Ini Pesannya. Foto: ANTARA FOTO/BPMI KRIS
Jogja -

Presiden Prabowo Subianto menyinggung status darurat militer yang sempat ditetapkan di Korea Selatan oleh Presiden Yoon Suk Yeol. Prabowo berpesan kepada semua pihak untuk tidak terlalu lengah.

Hal tersebut disampaikan saat sambutan di pembukaan Tanwir dan Milad ke-122 Muhamamdiyah, di Kupang, NTT. Di sana, dia turut membahas soal geopolitik global.

"Jadi saudara-saudara dalam kondisi penuh ketidakpastian di mana hitungan sekarang adalah di Eropa terjadi kurang lebih 17% kemungkinan perang nuklir. Ini pengamatan pakar-pakar di Eropa. Karena negara Barat mengizinkan peluru-peluru jangka jauh, jarak jauh, mereka menyerang Rusia, Rusia sekarang mengatakan dia boleh menyerang negara-negara Barat menggunakan senjata-senjata yang paling mutakhir. Belum Timur Tengah, belum di Asia, Taiwan dan Korea Utara," kata Prabowo, Rabu (4/12/2024), dilansir dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo kemudian menyinggung Korea Selatan yang sempat menetapkan darurat militer. Dia mengajak agar masyarakat tidak lengah dan terlalu santai.

"Kalau tidak salah tadi malam Pemerintah Korea Selatan menyatakan keadaan darurat di Korea. Jadi saudara-saudara marilah kita jangan terlalu lengah, jangan terlalu santai," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Prabowo menyebut kalau Indonesia jalur perdagangan dunia akan berpengaruh terhadap situasi Indonesia. Hal itu tidak menutup kemungkinan Indonesia terseret dalam konflik dunia.

"Kita Non Blok, kita tidak memihak, kita menghormati semua negara, itu maunya kita. Tapi saudara-saudara 40% dari seluruh perdagangan dunia lewat lautan Indonesia, 40% seluruh perdagangan seluruh dunia lewat perairan kita. 70% energi Tiongkok, Korea, dan Jepang lewat perairan Indonesia," ujarnya.

Karena itu, Prabowo menilai diperlukan kepemimpinan politik yang andal ditambah dengan kerukunan seluruh kalangan.

"Bisakah kira-kira kalau terjadi perang besar bisakah kita tidak terseret? Untuk itu kita butuh kepemimpinan politik yang handal dan kepemimpinan politik yang saya maksud bukan kepemimpinan politik yang hanya dari pemerintah, dan untuk itu perlu ada kerukunan, perlu ada jiwa besar dari semua kalangan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer diperlukan untuk melindungi negara dari "kekuatan komunis". Presiden Yoon membawa-bawa musuh tetangga mereka, Korea Utara (Korut)

"Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara... Dengan ini saya umumkan darurat militer," kata Yoon dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi kepada rakyat, dilansir AFP, Selasa (3/12).

Status darurat militer ini diumumkan Korsel karena ketegangan dengan tetangganya, Korea Utara, terus meningkat. Korea Selatan terakhir kali mengumumkan darurat militer pada 1987.

Setelah status darurat militer diumumkan, warga Korsel berdemo di gedung parlemen. Ratusan orang berkumpul di parlemen Korea Selatan pada Rabu (4/3) dini hari untuk memprotes penerapan darurat militer.




(afn/apu)

Hide Ads