Dokter Abal-abal Buka Praktik Besarkan Kelamin, Pasiennya Infeksi Parah

Internasional

Dokter Abal-abal Buka Praktik Besarkan Kelamin, Pasiennya Infeksi Parah

Mohammad Abduh - detikJogja
Jumat, 27 Sep 2024 14:15 WIB
Close-up of measuring the size of banana on white background
Ilustrasi dokter gadungan memperbesar kelamin. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kenishirotie
Jogja -

Seorang pria bernama Kittikorn Songsri ditangkap kepolisian Thailand. Sebab, dia nekat membuka praktik pembesaran penis tanpa disertai izin atau pelatihan medis.

Dilansir Wolipop Jumat (27/9/2024), dokter abal-abal itu dilaporkan sudah menjalankan praktiknya selama 20 tahun terakhir. Menyebabkan pasiennya ada yang menderita komplikasi serius.

Kittikorn disebut menggunakan metode suntik filler dan implan silikon. Ia mematok tarif antara Rp 2 hingga 8 juta untuk setiap prosedur, tergantung ukuran yang diinginkan pasien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena ulahnya tersebut, salah satu pasiennya mengalami nasib buruk usai menjalani penyuntikan. Ia mengalami infeksi parah, menyebabkannya tak bisa mengalami ereksi.

Kasus ini menjadi atensi kepolisian setempat setelah menerima laporan. Polisi kemudian menggelar investigasi dengan petugas menyamar sebagai calon pasien.

ADVERTISEMENT

Setelah penyamarannya mendapatkan cukup bukti, polisi menggerebek klinik ilegal tersebut. Dalam penggerebekan, ditemukan peralatan medis yang tak memenuhi standar kebersihan. Menguatkan dugaan bahwa Kittikorn bukanlah dokter berlisensi.

Belajar Implan sejak Usia 14 Tahun

Kepada polisi, Kittikorn mengaku dia belajar teknik implan secara otodidak, tepatnya di usia 14 tahun. a mengatakan bahwa awal mula ketertarikannya pada prosedur ini adalah saat ia terlibat dalam pemasangan implan mutiara.

Selama bertahun-tahun, ia mengklaim telah mengasah teknik hingga merasa cukup percaya diri untuk menawarkan layanan tersebut kepada orang lain. Namun, dalam pengakuannya, Kittikorn juga mengakui bahwa ia tidak memiliki pendidikan atau pelatihan medis formal.

Saat ditanya terkait jumlah pasiennya, Kittikorn mengaku setiap bulan dia bisa menerima 2-3 orang pasien. Namun, apa yang dianggapnya sebagai kesuksesan pribadi, kini berujung pada penangkapan dan ancaman hukuman berat karena menjalankan praktik medis ilegal dan membahayakan nyawa banyak orang.

Kittikorn kini mendekam di tahanan dan sedang menunggu proses persidangan. Sementara itu, banyak pasiennya yang kini harus menjalani pengobatan serius akibat infeksi yang mereka derita.




(apu/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads