Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Pembentukan Paskibraka biasanya dilakukan sebagai salah satu persiapan menuju peringatan HUT Republik Indonesia.
Berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 51 Tahun 2022, program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka disebut kaderisasi terhadap calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila. Adapun peserta dari Paskibraka yang berasal dari pelajar putra dan putri terbaik dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Inilah rangkuman penjelasan tentang pengertian, sejarah, hingga tugas dari paskibraka. Yuk, langsung saja simak penjelasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian dan Tugas Paskibraka
Masih dikutip dari sumber sebelumnya, Paskibraka merupakan pelajar putra dan putri Indonesia yang menjadi kader bangsa untuk melaksanakan tugas untuk mengibarkan dan menurunkan duplikat Bendera Pusaka pada upacara peringatan HUT RI maupun peringatan Hari Lahir Pancasila. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Paskibraka juga terbagi atas berbagai tingkatan mulai dari tingkat nasional/pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
Sebagai kader untuk bangsa Indonesia, Paskibraka tidak hanya bertugas untuk menaikkan dan menurunkan bendera saja, namun juga mendapatkan berbagai bentuk pembinaan. Peserta Paskibraka dituntut untuk dapat menjadi calon pemimpin bangsa yang berkarakter sesuai dengan Pancasila.
Selain itu, terdapat pula istilah Purna Paskibraka atau Purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Mereka adalah putra putri daerah yang telah selesai melaksanakan tugasnya untuk mengibarkan dan menurunkan duplikat Bendera Pusaka pada upacara peringatan HUT RI maupun peringatan lain seperti Hari Lahir Pancasila.
Sejarah Paskibraka
Dikutip dari portal seleksi calon Paskibraka Indonesia oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI, sejarah mengenai ide pembentukan Paskibraka muncul pada tahun 1946 dari seorang Mayor bernama Husein Mutahar. Pada saat itu, ibu kota Indonesia dipindahkan ke Jogja dan Presiden Soekarno memberikan mandat kepada salah satu ajudannya (Husein Mutahar) untuk mempersiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Dalam upaya memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1 tersebut, Husein Mutahar mempunyai suatu ide berupa pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh pemuda dari seluruh wilayah di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan karena anak muda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan demi bangsa dan negara.
Dengan keadaan yang sulit pada saat itu, menjadi menghambat pelaksanaan ide dari Husein Mutahar. Akhirnya, ia hanya dapat menghadirkan lima orang pemuda saja (3 putra dan 2 putri) yang berada di Jogja dan kebetulan berasal dari berbagai wilayah Indonesia.
Penetapan lima orang petugas dalam pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan RI ke-1 tersebut menjadi lambang Pancasila dengan jumlah 5 (lima) sila di dalamnya. Sejak tahun 1946-1949, prosesi pengibaran bendera dalam peringatan HUT RI tetap dilakukan dengan cara tersebut dengan pembinaan oleh Mutahar.
Lalu, ketika Ibu Kota Indonesia kembali ke Jakarta pada tahun 1950, Husein Mutahar tidak lagi membina pelaksanaan pengibaran bendera pusaka pada peringatan HUT RI. Sejak saat itu sampai tahun 1966, pelaksanaan pengibaran bendera pusaka setiap 17 Agustus di Istana Merdeka diambil dari pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta dan dibina oleh Rumah Tangga Kepresidenan.
Husein Mutahar kembali dipanggil oleh Presiden Soeharto pada tahun 1967 untuk menangani hal terkait pengibaran bendera pusaka setiap peringatan HUT RI. Akhirnya, ia menggunakan ide dasar dengan dilakukan pengembangan formasi pengibar bendera menjadi 3 kelompok, sebagai berikut:
- Pasukan 17: pengiring (pemandu);
- Pasukan 8: pembawa bendera (inti);
- Pasukan 45: pengawal.
Adapun latar belakang dari penetapan formasi tersebut yaitu, tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17-8-45 atau 17 Agustus tahun 1945.
Pada tahun 1967 dengan segala situasi kondisi yang terjadi, Mutahar hanya dapat melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibar bendera pusaka. Lalu, untuk pasukan 45 atau pengawal berasal dari Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres) yang bertugas di Istana Kepresidenan Jakarta.
Ketika tanggal 17 Agustus 1968, akhirnya petugas pengibar bendera pusaka peringatan HUT RI diambil dari pemuda utusan dari berbagai provinsi di Indonesia. Sayangnya pada saat itu belum seluruh provinsi yang mengirimkan utusannya ke pusat, sehingga masih dibantu oleh purna pasukan pengibar tahun 1967.
Hingga akhirnya, dilaksanakan upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan Naskah Proklamasi oleh Presiden Soeharto kepada Gubernur/ Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Pada tahun 1969, peserta pengibar bendera pusaka HUT RI merupakan para pemuda (1 putra dan 1 putri) pelajar SLTA di seluruh Indonesia yang menjadi utusan dari tiap provinsi.
Semula sebutan untuk pengibar bendera HUT RI tahun 1967 sampai 1972 adalah Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Kemudian pada tahun 1973, muncul istilah Paskibraka yang merupakan singkatan dari (PASukan pengibar atau KIBar bendeRA pusaKA) oleh seorang tokoh bernama Idik Sulaeman.
Manfaat Menjadi Paskibraka
Adapun berbagai manfaat yang didapatkan oleh siswa SMA maupun sederajat yang menjadi Paskibraka atau kader bangsa Indonesia. Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi, berikut merupakan manfaat dari Paskibraka.
- Membentuk sikap disiplin, para peserta Paskibraka akan mendapatkan pembinaan terkait kedisiplinan selam karantina;
- Mengajarkan manajemen waktu, dengan berbagai jadwal kegiatan yang padat dapat melatih para peserta Paskibraka dalam manajemen waktu yang baik;
- Mengembangkan kemampuan kerja sama tim, pengembangan skill team work tentu saja harus dilakukan oleh para peserta Paskibraka;
- Menanamkan rasa syukur, terpilih menjadi peserta Paskibraka dari ribuan orang seharusnya dapat menumbuhkan rasa syukur, apalagi kesempatan mengibarkan bendera pusaka adalah hal yang patut untuk dibanggakan;
- Menumbuhkan rasa cinta tanah air, dengan mendapatkan kesempatan untuk mengibarkan bendera pusaka, seharusnya mampu memupuk rasa cinta terhadap tanah air yang semakin tinggi.
Nah, itulah rangkuman penjelasan tentang pengertian, sejarah, tugas, serta manfaat dari Paskibraka. Semoga sajian informasi di atas bermanfaat ya, Detikers.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM