Tragedi Tukang Tewas Tertimpa Puing Saat Bongkar Rumah di Patehan

Round-Up

Tragedi Tukang Tewas Tertimpa Puing Saat Bongkar Rumah di Patehan

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 08 Mei 2024 07:00 WIB
Lokasi kejadian atap rumah di Patehan, Kemantren Kraton, Jogja, runtuh dan menimpa pekerja, Selasa (7/5/2024).
Lokasi kejadian atap rumah di Patehan, Kemantren Kraton, Kota Jogja, runtuh dan menimpa pekerja, Selasa (7/5/2024). Foto: Aditya Mardiastuti/detikJogja
Jogja - Seorang pekerja tewas tertimpa reruntuhan dak atau atap beton rumah yang terdampak proyek revitalisasi Beteng Keraton Jogja. Satu pekerja lainnya mengalami luka.

Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (7/5) pagi. Korban tewas bernama Maryono (47) warga Sleman sedangkan korban luka Sencaki Mahendra Wijayanto warga Magelang.

Korban Tertimpa Puing Saat Bongkar Rumah

Kepala Pelaksana BPBD Kota Jogja, Nurhidayat menuturkan kejadian pada pukul 08.55 WIB. Berawal saat kedua korban tengah membongkar rumah di kawasan Nagan Kidul, Patehan, Kemantren Kraton. Tak berselang lama konstruksi roboh dan menimpa keduanya.

"Itu kejadian kecelakaan kerja, tukang bongkar bangunan. Ketiban (kejatuhan) dak (beton). Korban dua orang tukang, satu meninggal dan satu mengalami luka. Keduanya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara," kata Nurhidayat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/5/2024).

Nurhidayat menuturkan ambruknya dak beton berawal saat para pekerja tengah melakukan pembongkaran rumah. Saat dikerjakan, tiba-tiba atap bangunan runtuh.

"Itu kejadiannya seketika, sehingga kedua tukang tidak sempat menghindar dan langsung tertimpa," jelasnya.

"Ini rumah bertingkat dan rapuh. Untuk korban atas nama Maryono henti napas," lanjutnya.

Usai kejadian, warga dan tim relawan langsung mengevakuasi korban. "Saat ini lokasi masih disterilkan karena tembok masih rapuh," imbuhnya.

Diwawancarai terpisah, Kepala Damkarmat Kota Jogja, Taokhid menjelaskan kejadian ini murni kecelakaan kerja.

"(Korban) Pekerja pembongkaran bangunan, rumah-rumah yang terkena revitalisasi Beteng Keraton itu loh, kecelakaan kerja," jelas Taokhid saat dihubungi, Selasa (7/5).

"Iya, jadi jatuh bersama reruntuhan bangunan," ujarnya menambahkan.

Penjelasan Polisi

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Sujarwo menjelaskan kecelakaan kerja ini berawal dari pemborong bangunan yang hendak membeli bekas bongkaran rumah tersebut.

"Awal mula sebelum kejadian, pada 1 Mei 2024, Saksi 3 (Marlam) dan Saksi 4 (Teguh) mendatangi rumah Saksi 5 (Sudaryanto), dengan maksud untuk membeli bongkaran bangunan rumah milik Saksi 5, kemudian terjadi kesepakatan harga sebesar Rp 2.500.000," jelas Sujarwo saat dihubungi, Selasa (7/5).

Menindaklanjuti hal tersebut, pemborong kemudian memanggil tukang yang mana adalah kedua korban dan beberapa temannya untuk mengeksekusi bekas bongkaran rumah itu.

Kemudian pada Selasa (7/5), rombongan korban melakukan pembongkaran rumah di tempat kejadian perkara. Saat itu kedua korban berada di lantai bawah, di mana di bagian atasnya terdapat cor atap untuk lantai 2.

"Diduga karena tidak memperhatikan kekuatan cor lantai atas, tiba-tiba ambruk menimpa kedua korban, hingga mengakibatkan korban satu orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia di TKP," jelas Sujarwo.

"Kemudian dilakukan olah TKP oleh tim Inafis Polresta Jogja bersama KSPKT Polresta Yogyakarta dan personel Polsek Kraton dipimpin oleh Kapolsek Kraton," imbuhnya.

Akibat kejadian ini, korban Sencaki mengalami luka pada telapak kaki kiri. Sedangkan Maryono meninggal dunia. Keduanya kemudian dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara.

Penuturan Pemilik Rumah

Sementara itu, pemilik rumah, Sudar (45) mengatakan, saat kejadian ia tak berada di lokasi.

"Saya pas kejadian di rumah Bantul, tadi ditelepon tetangga-tetangga kalau ada kejadian," katanya saat ditemui di lokasi, Selasa (7/5).

Ia sempat menengok rumahnya yang sedang dibongkar pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Tak lama kemudian ia pulang ke Bantul.

"Tadi pagi ada sekitar tiga orang, tapi saya kurang tahu persisnya. Setelah itu saya pulang ke Bantul jadi kronologinya nggak tahu," terangnya.

Sementara itu, pihak pemborong, Marlan (54) mengaku tidak berada di lokasi saat kejadian berlangsung. Dia menyebut kedua orang tukang bangunan itu memang pekerjanya.

"Ada dua orang, saya pas kejadian lagi di luar jual kayunya jadi nggak ngerti. Jadi itu tenaga lama ada proyek," terangnya.

"Saya baru dapat sekali ini aja (bongkaran magersari). Kondisi korban luka dan meninggal saya belum tahu," jelas dia.

Salah seorang warga di lokasi, Muji (60) mengaku sempat mendengar suara keras. Kemudian disusul teriakan minta tolong.

"Tadi dengar suara brak, lalu tulang-tulung. Tukang saya yang nengok mau nolongin, tapi karena susah diangkat jadi nggak bisa. Lalu ada tetangga yang lewat itu telepon-telepon (BPBD, ambulans)," jelas Muji.

Sebagai informasi, kawasan rumah yang menjadi lokasi kejadian merupakan bangunan magersari. Area magersari yang menempel Beteng Keraton ini rencananya akan direvitalisasi sehingga warga yang tinggal diminta pindah setelah menerima bebungah.




(rih/rih)

Hide Ads