Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seorang Ketua Panitia pemilihan kecamatan (PPK) Pakantan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, Parlan, dilaporkan meninggal dunia. Dia didiagnosa usai meminum pestisida jenis Gramoxone. Korban sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dilansir detikSumut, Minggu (18/2), Parlan meninggal pada Sabtu (17/2) sekitar pukul 12.15 WIB. Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh Ketua KPU Madina, Muhammad Ikhsan.
"Iya (Ketua PPK Pakantan meninggal dunia kemarin siang)," kata Ikhsan kepada detikSumut, Minggu (18/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikhsan mengatakan pihaknya menerima informasi Parlan dibawa ke RSUD Panyabungan pada Jumat (16/2) sekitar pukul 17.00 WIB. "Kita mendapatkan informasi hari Jumat sekitar jam 17.00 masuk rumah sakit, penyebabnya itu muntah-muntah dan mencret," ucapnya.
"Sempat dirawat di rumah sakit, sorenya itu sempat mendingan, tenang, ketiduran. Paginya di hari Sabtu (kambuh) lagi macam sesak, jadi dibawa ke ruang ICU sekitar 12.15 lah meninggal dunia," imbuh Ikhsan.
Saat dimintai konfirmasi apakah Parlin meninggal karena mencoba bunuh diri dengan meminum cairan pestisida, Ikhsan menyatakan pihaknya belum memperoleh keterangan resmi.
"Kalau dari analisa dokter ada keracunan, kami kan belum dapat secara resmi dari media sementara pestisida," ungkapnya.
Penjelasan Humas RSUD Panyabungan
Humas RSUD Panyabungan, Mukmin Harahap mengatakan pihaknya tidak bisa menentukan apakah Parlan bunuh diri atau tidak.
"Bunuh diri atau nggaknya kita nggak tahu, karena itu bukan ranah kita menentukan bunuh diri atau tidak kan," kata Mukmin Harahap, dikutip dari detikSumut.
Mukmin menjelaskan, Parlan tiba di RSUD Panyabungan dengan anamnesa meminum cairan gramoxone sekitar setengah botol ukuran kecil.
"Kita bicara dari sisi fasilitas kesehatan. Kalau dari sisi medis pasien itu datang hari Jumat jam 5 sore dengan anamnesa meminum cairan sejenis gramoxone semacam pestisida kalau bahasa kita di pertanian itu roundap lah namanya, perkiraan itu diminum sekitar setengah botol ukuran kecil," jelasnya.
"Jadi faktor penyebabnya kita nggak tahu, apakah itu bunuh diri atau bagaimana," pungkas Mukmin.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan