Tipu-tipu Eks Kondektur Ngaku Dokter Kelabui PSS Sleman hingga Timnas U-19

Terpopuler Sepekan

Tipu-tipu Eks Kondektur Ngaku Dokter Kelabui PSS Sleman hingga Timnas U-19

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 03 Feb 2024 10:43 WIB
Elwizan Aminudin dokter gadungan PSS saat di Polresta Sleman, Selasa (30/1/2024).
Elwizan Aminudin dokter gadungan PSS saat di Polresta Sleman, Selasa (30/1/2024). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

Polresta Sleman telah menangkap Elwizan Aminudin alias dokter Amin. Elwizan dilaporkan oleh manajemen klub sepakbola PSS Sleman pada 2021 setelah terungkap sebagai dokter gadungan. Eks kondektur ini sudah mengelabui sejumlah tim, dari PSS Sleman hingga Timnas U-19.

Kasus tipu-tipu eks kondektur mengaku dokter ini termasuk salah satu berita terpopuler di detikJogja dalam sepekan ini. Berikut rangkumannya.

Buron sejak 2021

Elwizan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron selama beberapa tahun, Mantan dokter Tim Nasional (Timnas) U-16, U-19, dan PSS Sleman ini ditangkap di kawasan Tangerang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tanggal 24 Januari ditangkap di Cibodas," kata Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian, saat rilis kasus, Selasa (30/1/2024).

"Atas partisipasi masyarakat kami berhasil melakukan penangkapan terhadap salah satu tersangka atas kegiatan pemalsuan dokumen yang seolah-olah dia seorang dokter," imbuh Kapolresta Sleman, Kombes Yuswanto Ardi.

ADVERTISEMENT

Awal Kasus Dokter Palsu

Kasus ini bermula pada Februari 2020. PT PSS saat itu membutuhkan dokter dan menghubungi Elwizan. Tersangka lalu mengirimkan soft copy ijazah dan daftar riwayat hidup ke manajemen klub. Sejak itu dia resmi menjadi dokter tim.

"Maret 2020 mulai bekerja dan mendapat upah Rp 15 juta per bulan. Bahkan di akhir kegiatannya yang bersangkutan sebagai tersangka mendapat gaji Rp 25 juta per bulan berikut bonus," kata Kapolresta Sleman.

Kedok Elwizan mulai terbongkar pada November 2021. Saat itu dia pamit pulang ke Palembang dengan alasan orang tuanya sakit dan tidak kembali lagi ke Sleman. Elwizan akhirnya dilaporkan ke polisi pada 3 Desember 2021.

Akibat tipu-tipu Elwizan, PT PSS merugi hingga Rp 245 juta atas gaji dan bonus yang telah diberikan. Elwizan kini dijerat Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun.

Terbongkarnya Kedok Elwizan

Kedok Elwizan sebagai dokter gadungan terungkap setelah akun seorang kardiolog menyebut nama Elwizan tidak ada di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Setelah itu Elwizan mengundurkan diri dari PSS Sleman pada 1 Desember 2021. Namun kasusnya tidak berhenti. Direktur Operasional PT PSS saat itu, Hempri Suyatna didampingi tim hukum PT PSS, telah melapor ke polisi ini pada Jumat (3/12/2021).

Ia membawa berkas lengkap berupa bukti kontrak dan berkas verifikasi ijazah dari Universitas Syiah Kuala Aceh milik Elwizan.

"Kami membawa berkas lengkap dari internal PT PSS berupa kontrak kerja dari yang bersangkutan. Kemudian berkas verifikasi keabsahan ijazah No: 5752/UN11/WA.01.00/2021 dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh yang menyatakan ijazahnya palsu," kata Hempri kepada wartawan, Sabtu (4/12/2021).

Kasus dokter gadungan yang menyangkut nama Elwizan ini langsung menyita perhatian. Apalagi pria yang biasa disapa dokter Amin itu pernah menjadi dokter beberapa tim klub lokal seperti Persita, Barito Putera, Bali United, PS Tira, Kalteng, bahkan Timnas Indonesia U-19.

Dirut PT PSS saat itu, Andy Wardhana Putra, mengatakan Elwizan Aminudin alias dokter Amin mengajukan pengunduran diri secara verbal kepada manajemen per Rabu (1/12/2021).

"Sudah meninggalkan PSS hampir dua minggu. Waktu itu dia izin karena ibunya sedang kritis. Akhirnya kemarin siang dia mengajukan pengunduran diri verbal karena harus menjaga ibunya dan belum bisa kembali ke Sleman," kata Andy saat dihubungi wartawan, Kamis (2/12/2021).

Ijazah Editan, Belajar dari Internet

Dokter gadungan Elwizan Aminudin mengaku pernah bekerja sebagai kondektur bus kota. Dia juga mengaku mendapatkan 'ilmu' dari internet. Hal itu terungkap saat Elwizan dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sleman Selasa (30/1/2024).

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian menjelaskan, Elwizan terbukti tak punya latar belakang pendidikan kesehatan.

"Sebelum dia bekerja sebagai dokter gadungan di beberapa tim sepak bola itu dia bekerja sebagai kondektur bus kota di daerah Tangerang dia juga sambil usaha jual kelontong," kata Adrian saat rilis kasus di aula Mapolresta Sleman.

"Dia pelajari dari Google (untuk penanganan cedera)," sambung Adrian.

Adapun ijazah kedokteran yang menyatakan Elwizan lulusan Universitas Syah Kuala, Aceh, ternyata hasil editan.

"Jadi sesimpel ngambil salah satu contoh ijazah di Google dia download dia edit. Dimasukkan diubah nama dan dimasukkan fotonya," ungkap Adrian.

Adrian melanjutkan, Elwizan nekat menjadi dokter gadungan karena desakan ekonomi. Selain itu, ia juga ingin menerima gaji lebih besar.

"Ya memang motif pelaku ini ya ekonomi mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih dari pekerjaan sebelumnya," pungkasnya.

Kisah Striker PSS selaku Mantan Korban

Striker PSS Sleman, Saddam Emiruddin Gaffar pernah menjadi korban Elwizan Aminuddin. Elwizan memberikan diagnosis yang salah kepada Saddam yang terkena cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) sejak 2021.

Diagnosis dan penanganan Elwizan membuat kondisi Saddam semakin parah dan harus menepi hingga Liga 1 akhir musim.

"Bersyukur dia sudah tertangkap biar tidak ada korban lagi ke depannya," ujar Saddam saat dihubungi wartawan, Rabu (31/1/2024).

Mantan striker andalan Timnas Indonesia U-22 itu mengaku sudah mengikhlaskan tindakan dokter gadungan itu kepada dirinya.

Kondisi Saddam kini berangsur membaik. Pemain kelahiran Jepara itu sudah bergabung berlatih dengan pemain PSS lainnya.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads