Sindir Prabowo-Gibran, Hasto Ibaratkan Pilpres Pertarungan Pandawa-Kurawa

Sindir Prabowo-Gibran, Hasto Ibaratkan Pilpres Pertarungan Pandawa-Kurawa

Adji G Rinepta - detikJogja
Sabtu, 13 Jan 2024 15:08 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPD PDIP DIY, Kota Jogja, Sabtu (13/1/2024).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPD PDIP DIY, Kota Jogja, Sabtu (13/1/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyinggung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia mengibaratkan Pilpres 2024 seperti pertarungan Pandawa dan Kurawa.

"Pemilu ini menjadi pertarungan antara Pandawa dan Kurawa," jelas Hasto saat ditemui wartawan usai memimpin rapat konsolidasi kader PDIP se-DIY di kantor DPD PDIP DIY, Kota Jogja, Sabtu (13/1/2024).

"Yang satu, Pandawa itu menempatkan kekuasaan pada rakyat, berpihak pada wong cilik (rakyat), maka pemimpinnya blusukan seperti Pak Ganjar. Yang satu, itu menempatkan kekuasaan sebagai kenikmatan, maka mau memperpanjang kekuasaan. Itu yang terjadi," imbuhnya.

Hasto meyakini, rakyat Indonesia tak akan menutup mata terhadap hal tersebut. Menurutnya rakyat bisa menilai dengan adanya putusan MK yang akhirnya bisa membuat Gibran mencalonkan diri sebagai Cawapres.

"Rakyat Indonesia tidak akan memilih pemimpin yang lahirnya melalui pelanggaran konstitusi, pelanggaran etik berat, rekayasa hukum. Jangan karena anak penguasa lalu bisa melakukan segalanya," jelasnya.

Selain itu menyinggung Gibran, Hasto juga menyinggung rekam jejak Prabowo Subianto, yang menurutnya, juga tidak merepresentasikan pemimpin yang baik.

"Maka kita lihat, Pak Prabowo dengan karakternya yang seperti itu karena memiliki rekam jejak melanggar HAM, punya rekam jejak antikemanusiaan, ya kita akan melihat, dan ini akan menjadi pelajaran. Kehidupan politik yang sangat penting," terangnya.

Status Keanggotaan Gibran di PDIP

Hasto pun kembali menegaskan, status keanggotaan Gibran sudah tidak aktif di PDIP semenjak pencalonannya sebagai Cawapres pendamping Prabowo.

"Berdasarkan dengan konstitusi, UUD 1945, bahwa partai politik atau gabungan partai politik itulah yang punya legalitas konstitusional untuk mengusung capres dan cawapres, kami sudah mengusung Pak Ganjar Prof Mahfud, ndak boleh partai mengusung dua orang," tegasnya.

"Maka ketika Mas Gibran dicalonkan, apalagi dengan mengingkari kebenaran dengan manipulasi konstitusi demokrasi dikebiri, ya otomatis keanggotaannya berakhir, titik. Nggak ada lagi sejarah dengan PDI Perjuangan, selesai," kata Hasto menambahkan.




(rih/ahr)

Hide Ads