Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor mengaku mendapat intimidasi hingga ada orang mengaku intel yang datang ke rumah dan fakultas. Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan pun mempersilakan masyarakat yang merasa mendapat ancaman untuk melapor ke polisi.
Awalnya, saat dimintai konfirmasi wartawan, Suwondo mempertanyakan kenapa pengakuan Gielbran itu seolah dituduhkan ke polisi.
"Kenapa harus bertanya itu ke polisi? Apa pemikirannya nanya itu ke polisi? Jangan mungkin (menduga-duga) dong," kata Suwondo kepada wartawan usai Rakor Forkopimda di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Kamis (21/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Gielbran mengaku intimidasi itu usai diskusi dan pemberian gelar nominasi alumnus UGM paling memalukan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
Suwondo melanjutkan, secara umum, pihaknya meminta kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali untuk melaporkan secara langsung kepada kepolisian jika ada kejadian-kejadian yang dirasa meresahkan atau menjadi ancaman.
"Setiap masyarakat, kalau memang mendapatkan ancaman, baik pihak kampus, silakan melapor. Ancamannya seperti apa, biar kita tahu secara detail. Monggo, kita tunggu laporkan ke kepolisian," tegasnya.
Suwondo pun mengklaim dirinya secara pribadi maupun mewakili institusi sudah sejak lama telah mengadakan pertemuan dengan para mahasiswa untuk menyampaikan hal ini.
"Pokoknya ada intimidasi, laporkan. Nanti kita punya bahan dasar penyelidikan. Siapa pun itu, kita proses," imbuhnya.
Terpisah, Kapenrem 072/Pamungkas Kapten Arh Siswoto saat ditanya hal serupa oleh awak media, mengklaim tidak pernah ada instruksi pengerahan intel dari pihaknya seperti peristiwa yang diceritakan oleh Gielbran.
"Tidak ada, sejauh yang saya ketahui tidak ada informasi atau perintah untuk melaksanakan seperti itu. Ini saya juga dengan Pasi Intel, nggak ada yang melaksanakan kegiatan seperti itu," tegas Siswoto saat dihubungi wartawan, Kamis (21/12).
"Selama yang saya ketahui seperti itu. Nanti mungkin saya tanyakan lebih lanjut, karena ini mungkin kasus yang baru, nanti biasanya sambil konfirmasi," tutupnya.
Pengakuan Ketua BEM KM UGM
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gielbran M Noor mengaku mendapatkan intimidasi hingga tudingan miring buntut pemberian gelar 'Alumnus Paling Memalukan' kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Serangan itu disebut juga menyasar orang tua Gielbran.
"Beberapa hari yang lalu saya sempat dikabari oleh salah satu fungsionaris di Fakultas Peternakan, karena kebetulan saya mahasiswa Fakultas Peternakan, saya dihubungi oleh wakil dekan dan beliau menyampaikan bahwa ada oknum yang mengaku sebagai intel mendatangi fakultas," kata Gielbran kepada wartawan, Kamis (21/12).
Gielbran menyebut oknum yang mengaku intel itu meminta data pribadinya ke fakultas. Namun, pihak fakultas melarang memberikan data dirinya tanpa surat tugas.
"Sehingga biodata yang diminta tidak diberikan," terangnya.
Tak hanya itu, Gielbran mengaku ada juga oknum mengaku intel yang mendatangi rumah Ketua RT tempat tinggalnya untuk bertemu orang tua Gielbran. Namun, Ketua RT tidak memberikan izin oknum tersebut bertemu dengan orang tua Gielbran.
"Dari ketua RT menghalau dan membatasi dan mengimbau untuk tidak usah bertemu dengan orang tua saya, sehingga tidak sampai intel-intel tersebut bertemu dengan keluarga saya. Sudah mengundurkan diri dan tidak mengintervensi secara langsung," bebernya. Dia menyampaikan tak ada serangan teror langsung ke dirinya.
Selain intimidasi, Gielbran juga mengaku diserang isu miring buntut pemberian gelar itu ke Jokowi. Dia menyebut isu liar itu di antaranya dia di-drop out hingga terafiliasi dengan partai politik tertentu.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Sekjen PDIP Hasto Divonis 3,5 Tahun Bui