Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berencana menata ulang kawasan wisata Pantai Trisik. Penataan dilakukan menyusul abrasi parah yang mengancam pariwisata dan konservasi penyu di pantai tersebut.
Penataan kawasan pantai yang berada di wilayah Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, itu akan dilakukan Dinas Pariwisata Kulon Progo. Nantinya spot-spot wisata seperti kolam renang, warung, hingga tempat penangkaran penyu bakal ditata ulang agar tidak rusak karena imbas abrasi.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kulon Progo, Trusta Hendraswara mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup.
"Untuk ranah pariwisata kita berkoordinasi dengan kelompok sadar wisata setempat agar ketika penataan spot-spot yang dikelola mereka tidak terlalu dekat dengan pantai supaya aman," kata Trusta saat dihubungi wartawan, Selasa (1/8/2023).
Trusta menjelaskan, penataan kawasan Pantai Trisik telah masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kulon Progo 2015-2025. Ke depan, Pantai Trisik akan dikembangkan menjadi kawasan wisata pedesaan, alam pantai, dan konservasi penyu.
RIPPARDA ini bakal menjadi acuan Dinas Pariwisata dalam membuat Detail Engineering Design (DED) penataan Pantai Trisik.
"Pembuatan DED acuannya RIPPARDA tersebut. Jadi nanti bagaimana agar Pantai Trisik bisa dikembangkan dengan prinsip Sustainability Enviroment," ujarnya.
Trusta menerangkan, dalam proses penataan ini Pantai Trisik tetap dibuka untuk pariwisata dengan memperhatikan sejumlah hal. Di antaranya Pokdarwis tidak membuat spot dekat lokasi abrasi dan wisatawan dilarang mendekati zona rawan.
"Yang penting spot yang dikelola Pokdarwis jauh dari bibir pantai dan pengunjung tidak mendekati area rawan. Kita baru sebatas mengimbau itu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, objek wisata Pantai Trisik mengalami abrasi parah sehingga mengancam keberadaan warung dan tempat konservasi penyu.
Abrasi terparah terjadi di sekitar penangkaran penyu dan lapangan Pantai Trisik. Pasir pantai yang semula lapang dan kerap dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat itu sudah tak tampak lagi.
Di lokasi yang sama, lima pohon besar jenis cemara udang yang ditanam sebagai penahan ombak telah ambruk imbas abrasi. Area yang juga berdekatan dengan tiga warung milik warga setempat itu telah dipasang garis polisi untuk mengantisipasi adanya pengunjung yang mendekat.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/rih)