Kawasan religi Sunan Ampel Surabaya menjadi salah satu destinasi ziarah yang tidak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya, ribuan peziarah dari berbagai daerah, terutama dari luar Surabaya, datang untuk berziarah sekaligus menikmati kekayaan sejarah Islam di kawasan ini.
Selain Makam Sunan Ampel yang menjadi pusat kunjungan, terdapat pula sejumlah makam tokoh penting, murid Sunan Ampel, hingga pahlawan nasional yang masih terawat hingga kini.
Baca juga: Wisata Religi Wali Limo di Jawa Timur |
Destinasi di Makam Sunan Ampel
Berada di jantung kawasan religi Surabaya, Makam Sunan Ampel menyimpan beragam peninggalan bersejarah yang masih terjaga hingga kini. Tak hanya menjadi tujuan ziarah, area ini juga menawarkan sejumlah destinasi yang memperlihatkan jejak dakwah dan budaya masa lalu.
1. Makam Sunan Ampel
Sunan Ampel atau Raden Rahmat merupakan ulama besar putra dari Sunan Gresik, Maulana Malik Ibrahim, dan Dewi Candra Wulan. Mengutip laman UIN Sunan Ampel, Raden Rahmat datang ke Kerajaan Majapahit pada tahun 1443 dengan tujuan menyebarkan agama Islam.
Salah satu ajarannya yang masih dikenal hingga kini adalah konsep Moh Limo atau lima pantangan: Moh Mabok (tidak mabuk), Moh Main (tidak berjudi), Moh Madon (tidak berzina), Moh Madat (tidak memakai narkoba), dan Moh Maling (tidak mencuri).
Berkat ajaran dan dakwahnya yang luas, Raden Rahmat dihormati sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Bahkan setelah wafat, makam beliau tidak pernah sepi peziarah. Makam Sunan Ampel berlokasi di Jalan Ampel Blumbang No. 2A, Kecamatan Semampir, Surabaya.
2. Makam Mbah Soleh
Mbah Soleh dikenal sebagai sosok yang setia dan rajin membersihkan Masjid Sunan Ampel. Kebiasaannya ini membuat banyak orang, termasuk gurunya Sunan Ampel, selalu memujinya.
Setelah Mbah Soleh wafat, tidak ada santri yang mampu menggantikan dedikasinya. Masjid pun menjadi kotor hingga Sunan Ampel berkata, "Andaikan Mbah Soleh ada, pasti masjid sudah bersih."
Konon, setelah ucapan tersebut, muncul sosok mirip Mbah Soleh membersihkan masjid. Kisah ini terjadi hingga sembilan kali, sehingga diyakini Mbah Soleh memiliki karomah hidup kembali ketika Sunan Ampel mengharapkannya. Karena itu, terdapat sembilan makam Mbah Soleh yang berjajar di samping Masjid Sunan Ampel.
3. Makam Mbah Bolong (Mbah Sonhaji)
Mbah Bolong atau Mbah Sonhaji merupakan tokoh penting dalam menjaga kawasan masjid dan makam. Ia dikenal memiliki ilmu spiritual tinggi. Julukan "Mbah Bolong" diberikan karena ia mampu melubangi tembok masjid untuk melihat Ka'bah secara spiritual. Lubang tersebut kemudian dijadikan patokan arah kiblat.
4. Makam Mbah Abdurrahman
Tidak banyak catatan sejarah mengenai Mbah Abdurrahman. Namun, diketahui bahwa ia merupakan murid dari Mbah Soleh. Setelah Mbah Soleh wafat, Mbah Abdurrahman melanjutkan peran gurunya dalam menjaga kebersihan Masjid Sunan Ampel. Sosoknya dihormati karena meneruskan amanah mulia tersebut.
5. Makam KH Mas Mansyur
Tak jauh dari kompleks utama, dapat menemukan makam pahlawan nasional KH Mas Mansyur, tokoh pergerakan nasional yang aktif dunia politik dan dikenal sebagai pemimpin Muhammadiyah. Makam KH Mas Mansyur berada satu kompleks dengan Makam Keluarga Gipo, tokoh penting dalam pergerakan umat Islam Surabaya.
6. Makam KH Hasan Gipo
Masih satu area dengan makam KH Mas Mansyur, terdapat makam KH Hasan Gipo, Ketua Umum PBNU pertama yang mendampingi Rais Akbar Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari. Beliau wafat sekitar tahun 1934 dan hingga kini makamnya masih dirawat baik sebagai bagian dari sejarah perkembangan NU.
7. Masjid Agung Sunan Ampel
Masjid Agung Sunan Ampel dibangun pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel dengan bantuan Mbah Soleh dan Mbah Sonhaji. Kompleks masjid ini beberapa kali mengalami perluasan.
Perluasan pertama dilakukan oleh Adipati Aryo Cokronegoro, disusul perluasan berikutnya pada tahun 1926 oleh Adipati Regent Raden Aryo Nitiadiningrat. Kini, luas Masjid Agung Sunan Ampel mencapai hampir 4.000 m².
Dengan arsitektur yang menggabungkan gaya Jawa Kuno serta pengaruh budaya lokal dan Hindu-Buddha. Keindahan arsitekturnya membuat masjid ini menjadi salah satu ikon religi di Surabaya.
8. Tempat Wudhu Bergaya Makkah
Salah satu penjaga makam menyebut bahwa area wudhu Masjid Agung Sunan Ampel memiliki desain yang menyerupai fasilitas wudhu di Makkah. Bentuknya yang melingkar dibuat agar peziarah lebih mudah mengakses area wudhu sekaligus mengurangi antrian.
9. Air Minum dari Sumur
Peziarah juga dapat mencicipi air dari sumur peninggalan Sunan Ampel yang disediakan dalam gentong-gentong khusus. Banyak orang meyakini air tersebut memiliki khasiat, termasuk dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
10. Pasar Ampel
Rasanya kurang lengkap jika ke Ampel tanpa mampir ke Pasar Ampel. Di sepanjang area ini, pengunjung dapat membeli berbagai oleh-oleh, aksesori religi, makanan khas Timur Tengah, hingga pakaian muslim. Pasar ini menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat setempat yang mendukung kawasan religi.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
Simak Video "Mengenal Masjid Al Rahmat, Mengenang Sunan Ampel di Surabaya"
(ihc/irb)