Mengenal Candi Badut: Jejak Sejarah Kerajaan Kanjuruhan di Malang

Mengenal Candi Badut: Jejak Sejarah Kerajaan Kanjuruhan di Malang

Mira Rachmalia - detikJatim
Sabtu, 31 Agu 2024 17:35 WIB
Candi Badut
Candi Badut, candi tertua di Jawa Timur/Foto: Kemdikbud
Malang -

Candi Badut adalah salah satu peninggalan bersejarah yang berada di Kota Malang, Jawa Timur. Candi ini memiliki keunikan tersendiri dalam sejarah arkeologi Indonesia, karena diperkirakan merupakan salah satu candi tertua di Jawa Timur.

Candi ini tidak hanya menarik perhatian dari segi arsitektur, tetapi juga dari sejarah dan mitologi yang melatarbelakanginya.

Sejarah Pendirian dan Penemuan Candi Badut

Candi Badut diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Kerajaan Kanjuruhan merupakan kerajaan Hindu yang berpusat di wilayah Malang, dan Candi Badut dianggap sebagai salah satu peninggalan penting dari kerajaan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Candi Badut ditemukan pada 1921 oleh Maureen Brecher, seorang kontrolir Belanda. Candi Badut saat itu tertutup gundukan tanah dan dikelilingi pohon lebat. Pada 1923-1926, Dinas Purbakala di bawah pimpinan FDK Bosch dan B de Haan melakukan pemugaran terhadap candi yang kondisinya rusak dan sebagian tertutup tanah.

Candi BadutCandi Badut/Foto: Kemdikbud


Asal-usul Nama Candi Badut

Nama "Badut" sendiri diyakini berasal dari kata "Bha-dyut", yang dalam bahasa Sanskerta berarti "cahaya". Hal ini mungkin terkait dengan fungsi candi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, yang dikenal sebagai dewa cahaya dalam agama Hindu.

ADVERTISEMENT

Versi lain menyatakan berdasarkan Prasasti Dinoyo disebut nama Liswa, yang merupakan nama kecil dari Raja Gajayana. Dalam kamus Sanskerta, "liswa" berarti anak komedi, tukang lawak, atau tukang tari. Kata tersebut bermakna sama dengan badut di masa kini, yakni seseorang yang menjadi penghibur dengan berbuat lucu atau melawak.

Itulah mengapa bangunan suci bercorak Hindu dari abad ke-8 ini dinamai Candi Badut.

Arsitektur Candi

Candi Badut memiliki gaya arsitektur yang khas dengan struktur yang relatif sederhana. Candi ini terdiri dari satu bangunan utama dengan tinggi sekitar 7 meter. Bagian dasar candi berbentuk persegi, dengan sisi yang sedikit melengkung. Di bagian tengah candi terdapat ruangan (garbhagriha) yang kemungkinan dulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan arca atau simbol suci lainnya.

Ketika memasuki candi, detikers akan melihat ruangan induk berukuran sekitar 5x6 meter, lengkap dengan lingga dan yoni yang terbuat dari batu. Kedua pahatan ini mewakili Dewa Siwa dan Dewi Parwati, serta dianggap sebagai simbol kesuburan. Dinding batu di sekitarnya memiliki celah-celah yang sebelumnya berfungsi untuk menaruh arca.

Pada dinding luar Candi Badut detikers akan melihat ukiran burung, peniup seruling, dan bunga-bunga mewarnai dinding candi, lengkap dengan patung Dewi Durga. Pintu utama Candi Badut juga memiliki ukiran kepala raksasa (kalamakara) yang tidak memiliki rahang bawah sebagai ciri khasnya.

Dinding luar candi juga memiliki relung-relung yang dulunya merupakan tempat berbagai arca, seperti Ganesha, Siwa, Nandiswara, dan Mahakala.

Candi Badut tampak bawahCandi Badut/Foto: Kemdikbud

Alamat dan Cara Menuju ke Candi Badut

Candi Badut berlokasi di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kota Malang. Jaraknya dari pusat kota sekitar tujuh kilometer. Detikers bisa menggunakan mobil, motor sewaan, atau angkutan umum jurusan Arjosari-Tidar untuk menuju ke Candi Badut. Jarak dari pusat Kota Malang ke candi sekitar 15 hingga 20 menit berkendara, tergantung kondisi lalu-lintas.

Rute paling mudah adalah melewati Jalan Retawu dekat Museum Brawijaya dan terus ke arah barat. Setelah tiba di terminal kendaraan umum (mikrolet), Anda akan menemukan Jalan Candi yang mengarah ke Candi Badut.

Tiket Masuk Candi Badut

Tiket masuk ke Candi Badut adalah Rp 10.000 per orang (hari biasa dan akhir pekan). Harga tiket berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak.

Tips Berkunjung ke Candi Badut

Candi Badut buka dari pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Detikers dapat mengunjunginya kapan saja karena areanya relatif tidak padat pengunjung. Lokasi Candi Badut tidak jauh dari Museum Zoologi Frater Vianney dan Museum Brawijaya, sehingga cocok dijadikan tujuan wisata sehari di Kota Malang.

Candi Badut masih berfungsi sebagai tempat suci, sehingga pengunjung wajib menjaga kebersihan area sekitar lokasi Candi Badut. Jika ada masyarakat yang melakukan upacara, pastikan bertanya dan minta izin dengan sopan sebelum memotret. Hindari membuat keributan atau membuang sampah sembarangan.




(ihc/hil)


Hide Ads