Bunga yang Bertabur di Kota Batu Turut Sukseskan Event Wisata Daerah Lain

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 08 Des 2023 20:37 WIB
Ragam bunga yang dibudidayakan di sentra budi daya bunga dan tanaman hias di Desa Sidomulyo, Kota Batu. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Batu -

Kota Batu sebagai Kota Bunga telah menghasilkan beragam jenis tanaman hias maupun tanaman potong. Tidak sedikit hasil bunga di Kota Batu yang dikirim ke daerah lain untuk keperluan acara yang berkaitan dengan pariwisata.

Berdasarkan data BPS Kota Batu, ada belasan jenis tanaman hias maupun potong yang dihasilkan petani lokal. Luasan panen setiap tahunnya tercatat mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu meter persegi.

Tanaman hias yang dibudidayakan petani Kota Batu meliputi, anggrek, anthurium bunga, bromelia, bugenvil, dracaena, hanjuang, herbras, krisan, mawar, pakis, palem, pedang-pedangan, philodendron, pisang-pisangan, soka dan sri rejeki.

Dari belasan jenis tanaman hias itu, Kota Batu paling banyak menghasilkan bunga mawar. Tercatat luasan panen bunga mawar pada 2021 mencapai 1.005.260 M² dan meningkat menjadi 1.008.600 M² pada 2022.

Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, sebagian besar penduduk Kota Batu bekerja sebagai petani di mana hasil pertanian utama adalah buah, bunga, dan sayur mayur.

Menurutnya, sebagian besar penduduk desa menjalankan bisnis bunga secara turun temurun. Sehingga pengetahuan soal budidaya bunga terus berkembang menyesuaikan zaman.

"Tanaman hias bunga ini mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek sebagai sumber pendapatan dan penyedia lapangan kerja di Kota Batu," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (8/12/2023).

Budidaya tanaman hias di Desa Sidomulyo, Kota Batu. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

Tidak hanya untuk menggerakkan ekonomi, tanaman hias di Kota Batu juga dimanfaatkan untuk menunjang sektor pariwisata di Kota Batu.

"Kota Batu juga disebut sebagai Kota Wisata Bertabur Bunga, di mana beragam bunga bisa tumbuh, dan tanaman hias bunga menjadi penggerak ekonomi masyarakat," kata Aries.

Ketua Gabungan Kelompok Petani Sidomulyo, Kota Batu, Nayamani mengatakan bahwa produksi tanaman hias dari Kota Batu memang cukup besar.

Hasil produksi itu tidak dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal saja, melainkan juga ke daerah lain. Biasanya untuk kebutuhan event besar seperti karnaval, pawai, hingga mempercantik tempat wisata.

Ilustrasi. Peserta Parade Bunga dan Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-724 Kota Surabaya. (Foto: dok. detikcom)

"Tanaman hias dari Kota Batu itu ya dijual ke Malang Raya, terus ke daerah lain menyeluruh. Jadi seperti event Parade Bunga dan Budaya di Surabaya, kemudian kebutuhan di Kediri, Tulungagung itu dari Kota Batu semua," kata Nayamani.

Tidak jarang para petani menyediakan jasa landscape atau penataan taman. Para petani di Kota Batu ini telah berkolaborasi dengan sejumlah hotel dalam hal jasa landscape.

"Contohnya di hotel itu dulu bunga beli, sekarang seperti sewa. Maksudnya, di hotel, di tiap ruangan atau teras biasanya ada tanaman-tanaman itu diganti setiap dua minggu kerja sama dengan petani," ujarnya.



Simak Video "Berburu Kuliner di Cafe Viral Kota Batu"

(dpe/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork