Obyek wisata di Kota Batu resah terkait kewajiban pembayaran royalti musik hingga memutuskan untuk tidak memutar musik atau menggelar live musik. Keputusan itu diambil oleh Taman Rekreasi Selecta.
Direktur Utama (Dirut) Taman Rekreasi Selecta Sujud Hariadi mengatakan bahwa setiap hari libur maupun long weekend biasanya selalu disediakan live musik. Namun, saat ini live musik dihentikan sementara.
"Kita hentikan sementara untuk live musik sambil menunggu kepastian jawaban dari surat kami ke LMKN," kata Sujud saat ditemui awak media di Taman Rekreasi Selecta pada Jumat (15/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengajukan agar bisa membayar royalti musik dengan tolak ukur presentase dari biaya produksi. Jika itu tidak bisa maka kami lebih pilih tidak menggunakan live musik," sambungnya.
Keputusan itu dipilih karena jika mengikuti patokan aturan LMKN soal pembayaran royalti musik obyek wisata dinilai terlalu berat dan membebani. Hal itu juga yang membuat Sujud memilih untuk tidak memutar musik lewat pengeras suara yang ada.
"Dulu kami memutar musik lewat speaker. Tapi kita hentikan sejak 2018 karena biayanya terlalu besar. Dulu hitungannya jumlah speaker, sekarang lebih besar lagi biayanya karena hitungannya per orang yang masuk," ungkapnya.
"Karena 1,3% Γ harga tiket Γ jumlah wisatawan. Misal, ada 100 wisatawan dan tiket Rp 50 ribu per orang. Hasilnya per orang Rp 660 x 100 = Rp 66 ribu per hari. Terus Rp 66 ribu kalikan setahun ya besar banget," imbuhnya.
Sujud pun tak ambil pusing meski tak menggunakan musik. Sebab, Taman Rekreasi Selecta lebih kepada menyediakan hiburan wisata air hingga keindahan alam.
(auh/abq)