.webp)
Hipotermia kerapkali menghantui para pendaki gunung. Pasalnya, tak butuh waktu lama bagi kondisi mematikan ini merenggut nyawa seseorang jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat.
Apa Itu Hipotermia?
Mengutip dari situs PubMed National Center of Biotechnology Information, hipotermia adalah suatu kondisi menurunnya suhu tubuh di bawah 35 celsius. Kondisi ini tidak hanya menyerang masyarakat yang tinggal atau sedang bepergian ke daerah beriklim dingin. Lansia, anak-anak, bayi, bahkan orang-orang dengan gangguan mental juga rentan mengalami hipotermia.
Gejala yang ditimbulkan pun bervariasi bergantung tingkat keparahannya. Berikut tingkat keparahan hipotermia beserta gejalanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Hipotermia ringan (32-35 celsius) ditandai dengan pernapasan yang terlalu cepat, kesulitan berjalan dan berbicara, menggigil, serta peningkatan frekuensi berkemih.
- Hipotermia sedang (28-32 celsius) ditandai dengan berkurangnya frekuensi nadi, pernapasan lebih dangkal dan pelan, respons melambat, kebingungan, halusinasi, dan gangguan irama jantung.
- Hipotermia berat (di bawah 28 celsius) ditandai dengan menurunnya tekanan darah, melemahnya nadi, pembengkakan paru-paru, koma, hingga henti jantung.
 Penampakan es yang menyelimuti tas milik pendaki asal Bandung saat mendaki ke Gunung Gede Pangrango/ Foto: Foto: Story Instagram @raiirwan |
Cara Mencegah Hipotermia
Hipotermia bisa dicegah sebelum menyerang tubuh. Mengutip dari situs my.clevelandclinic.org, berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia.
- Gunakan pakaian berlapis dan menjaga pakaian agar tetap hangat.
- Apabila sedang berada di dalam rumah, pastikan suhu sekitar berada di atas 20 celsius.
- Ketika merasa kedinginan, pastikan tubuh tetap bergerak. Hal ini dapat meningkatkan suhu tubuh.
- Konsumsi makanan dan minuman hangat.
- Ketika sedang bepergian ke daerah beriklim dingin, carilah tempat yang lebih hangat.
- Hindari komponen-komponen yang dapat memicu terjadinya hipotermia, seperti alkohol dan obat-obatan terlarang.
Para pendaki gunung bisa mencegah hipotermia dengan beberapa hal berikut ini.
- Memakai pakaian hangat, seperti jaket tahan angin dan tahan air. Karena jika tidak, risiko terkena hipotermia akan lebih tinggi.
- Membawa pakaian ganti lebih untuk mengganti baju jika terkena air.
- Jika angin bertiup lebih kencang, sebaiknya segera memakai pakaian hangat, seperti jaket atau sarung tangan.
- Selalu sedia minuman dan makanan hangat, tetapi hindari kafein dan alkohol.
- Konsumsi banyak camilan selama mendaki gunung untuk mengganti energi yang hilang. Bawalah makanan manis yang dapat cepat dibakar kalori.
Baca juga: 11 Tips Mendaki Gunung untuk Pertama Kali |
Cara Menangani Hipotermia
Bagaimana jika sudah merasakan gejala hipotermia? Tenang, coba lakukan beberapa tips penanganan awal sebagai berikut.
- Segera berpindah ke tempat lebih hangat dan kering. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, lindungi tubuh dari terpaan angin, khususnya bagian kepala dan leher.
- Apabila pakaian yang dikenakan basah karena keringat, ganti dengan pakaian kering dan hangat, seperti jaket atau selimut.
- Gunakan alat penghangat lainnya, seperti lampu atau hot pack.
- Konsumsi makanan dan minuman yang hangat, manis, dan hindari kandungan alkohol maupun kafein di dalamnya.
- Mulai melakukan CPR (resusitasi jantung) apabila terdapat seseorang dengan tanda-tanda kehilangan kesadaran dan napas.
Itulah tips-tips mencegah atau menangani hipotermia. Pastikan diri sendiri maupun orang lain mendapatkan penanganan medis di rumah sakit terdekat sesegera mungkin.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)
