Gunung Arjuno-Welirang merupakan salah destinasi pendakian favorit di Indonesia. Pendaki dari berbagai daerah kerap memuncaki gunung tertinggi kedua di Jawa Timur ini.
Arjuno-Welirang secara administratif terletak di perbatasan Pasuruan, Malang dan Kota Batu. Gunung ini berada dalam pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo.
Seperti gunung dan wisata alam lain, saat menjelajah gunung ini, pendaki tidak boleh bertingkah sembarangan. Selain merupakan kawasan konservasi, gunung ini menyimpan benda-benda cagar budaya yang harus dijaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, semua pendaki Gunung Arjuno-Welirang harus melaksanakan dan memperhatikan berbagai ketentuan.
"Ketentuan-ketentuan itu dalam rangka mempertahankan nilai penting keanekaragaman hayati, ekosistem dan melindungi cagar budaya di kawasan," kata Ahmad Wahyudi, Rabu (21/9/2022).
Ada sejumlah aturan mendaki di Gunung Arjuno-Welirang, baca di halaman selanjutnya!
detikJatim menghimpun sejumlah aturan mendaki di Gunung Arjuno-Welirang:
- Dilarang membawa dan menggunakan pengeras suara atau sound speaker selama berada di kawasan
- Dilarang membawa alat-alat yang terindikasi digunakan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, melakukan coretan-coretan atau vandalisme pada benda-benda, pohon dan bangunan di dalam kawasan
- Dilarang memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan jika kondisi dan situasi tidak memungkinkan. Misalnya masalah kesehatan, cuaca, dan keamanan
- Dilarang melanggar norma agama, norma susila, norma budaya dan nilai-nilai adat istiadat masyarakat setempat
- Dilarang membawa dan minum-minuman keras serta membawa dan menggunakan obat-obat terlarang (narkoba)
- Dilarang membuat bangunan permanen, semi permanen dengan tujuan tertentu tanpa ada surat izin dari pengelola dan dinas purbakala
- Dilarang mengubah bentuk asli, merusak, memugar, mencuri, memindah letak lokasi, mengganti yang asli dengan replika situs purbakala di dalam kawasan
- Dilarang membuang sampah sembarangan dan wajib membawa sampah Anda turun kembali
- Dilarang membawa senjata tajam dan senjata api yang tidak selayaknya untuk kegiatan pendakian
- Dilarang melakukan tindakan yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna serta vandalism.
Selain itu, Tahura juga menerapkan aturan tegas untuk keselamatan para pendaki. Aturan itu antara lain:
- Pendaki harus menggunakan perlengkapan (personal use) yang memenuhi standar pendakian
- Pendaki dilarang memakai sandal gunung
- Pendaki harus tetap berjalan pada jalur yang telah ditentukan
- Pendaki harus mematuhi rekomendasi batas aman pendakian yang diberikan
- Mendirikan tenda hanya di lokasi yang telah ditentukan
- Pendaki dilarang membuat api dari kayu dan sampah anorganik untuk tujuan apapun
- Pendaki diimbau untuk membawa jeriken atau botol isi ulang
- Pendaki yang turun harus melapor dan membawa kembali sampah untuk diperiksa oleh petugas di pos pendakian.