Ini Deretan Wisata Sejarah yang Bisa Dikunjungi Saat Melancong ke Pasuruan

Muhajir Arifin - detikJatim
Sabtu, 15 Jan 2022 17:29 WIB
Candi Sumber Tetek di Pasuruan (Foto: Muhajir Arifin)
Pasuruan -

Kabupaten Pasuruan memiliki kekayaan cagar budaya yang tersebar di beberapa lokasi. Situs-situs budaya ini bisa masuk daftar destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat melancong ke Pasuruan.

Sedikitnya ada 5 destinasi wisata sejarah yang layak dan mudah dikunjungi di Pasuruan. Di antaranya Candi Jawi, Candi Sumber Tetek, Candi Gunung Gangsir, Candi Raos, hingga Candi Kebo Ireng.

Candi Jawi

Candi Jawi dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari yang terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen. Candi Jawi merupakan tempat pendharmaan atau penyimpanan abu raja terakhir Singhasari, Kertanegara.

Candi Jawi berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi dan dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Area ini dikelilingi parit yang ditumbuhi bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 meter serta lebar 9,5 meter.

Bentuk candi ini tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap perpaduan antara stupa dan kubus bersusun atau meruncing pada puncaknya. Candi ini memiliki banyak relief di dindingnya.

Letak Candi Jawi di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen. Candi ini mudah ditemukan, jaraknya 3 kilo meter dari pusat Kota Pandaan. Wisatawan dari arah Pandaan yang menuju ke kawasan Tretes, Prigen, akan melihat candi yang menjulang tinggi ini di kanan jalan.

Candi yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ini selalu bersih. Pemandangan candi sangat indah berlatar Gunung Penanggungan. Wisatawan bisa mengabadikan momen berada di candi dengan kamera. Bisa juga menambah pengetahuan dengan menggali informasi kepada juru kunci.

Candi Jawi (Foto: Muhajir Arifin)

Candi Gunung Gangsir

Candi Gunung Gangsir terletak di tengah pemukiman warga di Dusun Kebuncandi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji. Candi ini terlihat kokoh dan megah di antara rumah warga.

Wisatawan bisa merasakan sensasi luar biasa saat berdiri di atas candi. Menyaksikan seluruh penjuru pemukiman warga dari ketinggian 15 meter, serasa sang raja yang melihat kerajaannya.

Candi Gunung Gangsir dibangun dari batu bata merah di atas lahan seluas 62 x 24 meter dengan luas bangunan 20 x 17 meter. Candi ini berbentuk segi empat bertingkat semakin mengecil terdiri dari empat lantai. Candi ini dibangun pada akhir abad 10 pada masa Kerajaan Airlangga.

Candi Gunung Gangsir merupakan lambang keberhasilan panen setelah sebelumnya masyarakat belum mengenal pola bercocok tanam. Secara bersamaan candi ini sebagai penghormatan kepada seorang tokoh yang berhasil membangun sistem pertanian di masyarakat sekitar bernama Nyi Sri Gati. Singkatnya, candi ini melambangkan kesuburan.

Candi Gunung Gangsir (Foto: Muhajir Arifin)

Candi Sumber Tetek

Lalu wisatawan bisa mendatangi Candi Sumber Tetek atau Petirtaan Belahan, sebuah pemandian bersejarah yang dibangun Raja Airlangga pada tahun 1009 masehi. Petirtaan Belahan terletak di sisi timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol.

Candi Sumber Tetek dibuat dari susunan bata merah. Candi ini sangat sejuk dengan lanskap pepohonan hijau di sekitarnya. Yang khas dari candi ini terdapat arca Dewi Sri dan Dewi Laksmi di atas kolam. Arca Dewi Laksmi mengeluarkan air dari payudaranya yang langsung jatuh ke kolam. Itulah alasan warga menamai petirtaan ini sumber tetek.

Candi Sumber Tetek ramai dikunjungi wisatawan. Mereka datang untuk mandi, berendam, minum air atau hanya sekedar membasuh wajah. Wisatawan juga sering berfoto dengan arca Dewi Laksmi atau dengan latar candi yang indah.

Konon, air yang keluar dari payudara arca Dewi Laksmi berkhasiat membuat awet muda. Tak heran banyak warga dan wisatawan yang mengambil air dari sana, menampungnya dalam jeriken.

Candi Sumber Tetek (Foto: Muhajir Arifin)



Simak Video "Video: Menelusuri SD Mexico, Salah Satu Cagar Budaya Jakarta"


(iwd/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork