Kabupaten Pasuruan memiliki kekayaan cagar budaya yang tersebar di beberapa lokasi. Situs-situs budaya ini bisa masuk daftar destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat melancong ke Pasuruan.
Sedikitnya ada 5 destinasi wisata sejarah yang layak dan mudah dikunjungi di Pasuruan. Di antaranya Candi Jawi, Candi Sumber Tetek, Candi Gunung Gangsir, Candi Raos, hingga Candi Kebo Ireng.
Candi Jawi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Candi Jawi dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari yang terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen. Candi Jawi merupakan tempat pendharmaan atau penyimpanan abu raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Candi Jawi berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi dan dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter. Area ini dikelilingi parit yang ditumbuhi bunga teratai. Bentuk candi berkaki Siwa dan berpundak Buddha dengan ketinggian sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 meter serta lebar 9,5 meter.
Bentuk candi ini tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap perpaduan antara stupa dan kubus bersusun atau meruncing pada puncaknya. Candi ini memiliki banyak relief di dindingnya.
Letak Candi Jawi di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen. Candi ini mudah ditemukan, jaraknya 3 kilo meter dari pusat Kota Pandaan. Wisatawan dari arah Pandaan yang menuju ke kawasan Tretes, Prigen, akan melihat candi yang menjulang tinggi ini di kanan jalan.
Candi yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ini selalu bersih. Pemandangan candi sangat indah berlatar Gunung Penanggungan. Wisatawan bisa mengabadikan momen berada di candi dengan kamera. Bisa juga menambah pengetahuan dengan menggali informasi kepada juru kunci.
![]() |
Candi Gunung Gangsir
Candi Gunung Gangsir terletak di tengah pemukiman warga di Dusun Kebuncandi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji. Candi ini terlihat kokoh dan megah di antara rumah warga.
Wisatawan bisa merasakan sensasi luar biasa saat berdiri di atas candi. Menyaksikan seluruh penjuru pemukiman warga dari ketinggian 15 meter, serasa sang raja yang melihat kerajaannya.
Candi Gunung Gangsir dibangun dari batu bata merah di atas lahan seluas 62 x 24 meter dengan luas bangunan 20 x 17 meter. Candi ini berbentuk segi empat bertingkat semakin mengecil terdiri dari empat lantai. Candi ini dibangun pada akhir abad 10 pada masa Kerajaan Airlangga.
Candi Gunung Gangsir merupakan lambang keberhasilan panen setelah sebelumnya masyarakat belum mengenal pola bercocok tanam. Secara bersamaan candi ini sebagai penghormatan kepada seorang tokoh yang berhasil membangun sistem pertanian di masyarakat sekitar bernama Nyi Sri Gati. Singkatnya, candi ini melambangkan kesuburan.
![]() |
Candi Sumber Tetek
Lalu wisatawan bisa mendatangi Candi Sumber Tetek atau Petirtaan Belahan, sebuah pemandian bersejarah yang dibangun Raja Airlangga pada tahun 1009 masehi. Petirtaan Belahan terletak di sisi timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol.
Candi Sumber Tetek dibuat dari susunan bata merah. Candi ini sangat sejuk dengan lanskap pepohonan hijau di sekitarnya. Yang khas dari candi ini terdapat arca Dewi Sri dan Dewi Laksmi di atas kolam. Arca Dewi Laksmi mengeluarkan air dari payudaranya yang langsung jatuh ke kolam. Itulah alasan warga menamai petirtaan ini sumber tetek.
Candi Sumber Tetek ramai dikunjungi wisatawan. Mereka datang untuk mandi, berendam, minum air atau hanya sekedar membasuh wajah. Wisatawan juga sering berfoto dengan arca Dewi Laksmi atau dengan latar candi yang indah.
Konon, air yang keluar dari payudara arca Dewi Laksmi berkhasiat membuat awet muda. Tak heran banyak warga dan wisatawan yang mengambil air dari sana, menampungnya dalam jeriken.
![]() |
Candi Raos
Candi Raos atau Situs Raos Pacinan berada di Dusun Raos, Desa Carat, Kecamatan Gempol.
Lokasinya di tengah perkebunan tebu berjarak sekitar 50 meter dari Sungai Porong.
Situs Raos dipercaya sebagai lokasi Raden Wijaya bersembunyi dari tentara Gelang-gelang Kediri saat terjadi pemberontakan di Singhasari. Kerajaan Singhasari akhirnya runtuh dan dikuasai Kediri.
Di tempat ini Raden Wijaya membangun kembali pasukan dan bersekutu dengan tentara Mongol untuk menyerang Kediri. Persekutuan itu berhasil. Kediri runtuh dan berdirilah Kerajaan Majapahit.
Di Situs Raos terdapat sepasang Arca Dwarapala. Patung itu menghadap ke barat dan diyakini merupakan pintu gerbang. Bangunan ini diduga sisa pelabuhan dan pangkalan pasukan.
![]() |
Candi Kebo Ireng
Candi Kebo Ireng terletak di Dusun Kebo Ireng, Desa Ngerong, Kecamatan Gempol. Candi ini ditemukan di tahun 1983 di pekarangan warga pada ketinggian 44,88 mdpl. Candi Kebo Ireng ditemukan dalam kondisi sudah runtuh. Sebagian besar runtuhan batu bangunan masih berada di lokasi, sejumlah temuan lain disimpan di Museum Trowulan.
BPCB Jatim melakukan ekskavasi Candi Kebo Ireng pada Maret 2020. Ekskavasi dilakukan setelah temuan arca kepala Kala yang tampak saat tanah tergerus air hujan.
Dalam ekskavasi ini, ditemukan 2 perwara yakni candi kecil pelengkap candi induk, serta bangunan Mandapa yang kondisinya lebih baik dari dua perwara. Selain itu 2 arca kepala Kala juga berhasil ditemukan. Tim juga menemukan arca, relief aneka bentuk, mata uang kepeng, fragmen genting hingga ukel.
Candi Kebo Ireng diketahui menghadap ke barat dan diyakini sebagai tempat pendharmaan pada Masa Majapahit. Candi ini diyakini sangat megah pada masa lalu.
BPCB melakukan studi teknis pemugaran setelah melakukan ekskavasi. Hasil studi teknis akan menentukan candi ini dipugar atau dibiarkan. Jika tak memungkinan dipugar, yang ditampilkan dari situs ini berupa reruntuhan candi. Meski belum dipugar, Candi Kebo Ireng tetap menarik untuk dikunjungi. Apalagi bagi mereka yang cinta situs cagar budaya.
![]() |
Destinasi Cagar Budaya Lain
Selain 5 situs di atas, ada Pertirtaan Sendang Manik di Desa Manikrejo, Kecamatan Rejoso dan Prasasti Cungrang peninggalan Mpu Sendok di Desa Bulusari, Kecamatan Gempol. Ada juga sejumlah situs sejarah di Gunung Arjuno.
Di Pasuruan juga terdapat temuan bangunan kuno peninggalan masa kerajaan. Di antaranya saluran air di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen dan di Desa Bulusari, Kecamatan Gempol. Ada juga temuan tembok kuno di bawah irigasi Desa Dhompo, Kecamatan Kraton, yang diduga bekas batas wilayah kerajaan.
Simak Video "Video: Viral Ibu-ibu Foto di Arca Petirtaan Pasuruan saat Ada Ritual, Ini Faktanya"
[Gambas:Video 20detik]
(iwd/iwd)