Mimpi GBT Gelar Piala Dunia U-20 Kandas Meski Sudah Renovasi Habis-habisan

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 30 Mar 2023 14:32 WIB
Stadion GBT Surabaya yang sudah habis-habisan renovasi demi jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Jalan panjang nan berliku sejatinya sudah dilalui 6 kota di Indonesia yang stadionnya jadi venue. Tak terkecuali Surabaya dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Surabaya sudah pede bisa menghelat Piala Dunia U-20 sejak awal. Bahkan sebelum Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah. Saat mimpi banyak orang melihat Garuda Muda berlaga di rumah sendiri masih membumbung tinggi.

10 Oktober 2019, Ratu Tisha, Sekjen PSSI kala itu bertandang ke rumah dinas Wali Kota Surabaya. Saat itu Wali Kota Tri Rismaharini meyakinkan Ratu Tisha bahwa GBT layak jadi salah satu venue Piala Dunia U-20. Ratu Tisha pun menyambut positif dan menyebut GBT salah satu stadion yang memang siap untuk jadi host.

Shanghai, China, 24 Oktober 2019, FIFA mengumumkan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Kala itu Indonesia menyisihkan kandidat lain. Yakni Peru; Brasil; dan tiga negara Timur Tengah yang mengajukan tuan rumah bersama, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Maka, setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah, GBT sangat serius untuk berbenah guna meyakinkan PSSI dan FIFA agar terpilih jadi salah satu stadion tuan rumah. Sayangnya, tak lama setelah penunjukan itu, kerusuhan pecah di GBT usai laga Persebaya vs PSS Sleman, 29 Oktober 2019. Saat itu tuan rumah menyerah 2-3. Oknum suporter turun ke lapangan dan membakar beberapa fasilitas. Rumput, papan iklan, bench pemain, hingga gawang terbakar.

Setelah beragam fasilitas rusak, GBT segera dibenahi. Saat itu Pemkot Surabaya melakukan renovasi besar-besaran sekaligus menyongsong Piala Dunia U-20.

"Total anggaran Rp 85 miliar. Rumput kami ganti semua sesuai standar FIFA. Untuk rumput saja anggarannya Rp 4 miliar," beber Risma dalam wawancara di rumah dinasnya, 28 November 2019.

Renovasi awal GBT yang paling mencolok adalah single seat. Penonton jadi lebih nyaman menyaksikan pertandingan sepak bola di GBT karena tempat duduk tunggal tersebut. Total 45 ribu single seats yang dibangun saat itu dengan menghabiskan anggaran Rp 40 miliar.

Selain itu, pembenahan lainnya juga dilakukan. Mulai rumput, lampu stadion yang ditingkatkan menjadi 1.200 lux, scoring board digital, bench pemain, hingga jazuzzi untuk tempat berendam air panas para pemain.

Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Foto: Esti Widiyana/detikJatim

Polemik Khofifah Vs Risma Terkait Bau Sampah GBT

Permasalahan sampah di GBT sudah menjadi barang lawas. Lokasi GBT yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo membuat aroma sampah menyerebak sampai bangku penonton.

Pemkot Surabaya mendengarkan keluhan para suporter saat berada di tribun penonton Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Yakni soal bau sampah dari TPA Benowo yang terkadang tercium hingga tribun stadion.

Polemik bau sampah ini makin meruncing saat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menawarkan 10 stadion di Jatim untuk venue Piala Dunia U-20. Salah satunya adalah GBT. Namun, Khofifah blak-blakan menyebut aroma sampah masih tercium di GBT.

"Maka dari awal saya menyampaikan opsi, inikan diajukan 10 titik, salah satunya GBT, tetapi saya sudah ke GBT kalau sore kena angin itu suka aroma sampah," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, 1 November 2019.

Khofifah mengkhawatirkan aroma tak sedap itu akan mengganggu pertandingan. Apalagi sekelas Piala Dunia. "Engko nek (nanti kalau) pas FIFA ke sana terus pas anginnya masuk, ini aroma apa? Makanya kita menyampaikan opsi lain pokoke Jawa Timur harus ada yang dijadikan venue," imbuhnya.

Sontak pernyataan Khofifah itu membuat kuping Pemkot Surabaya panas. Anak buah Risma pasang badan dengan menyebut bau sampah dari TPA Benowo tidak sampai GBT. Salah satu yang membela Risma adalah Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dispora Surabaya Edi Santoso.

"Selamat sore Bu Khofifah. Saya menangani Gelora Bung Tomo (GBT) sembilan tahun. Persebaya menggelar pertandingan di Gelora Bung Tomo sudah ratusan kali, tidak pernah bau sampah. Tidak pernah bau busuk. Itu ada metodenya ya," kata Edi dalam sebuah video berdurasi 40 detik.

"Coba Bu Khofifah lihat aja sepak bola, tidak ada persoalan ya. Jadi jangan mengganggu kaitannya Surabaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Kita optimis, tempat latihan kita buatkan, siapkan. Kita optimis. Terima kasih," sambung Edi.

Edi menambahkan, ada metode khusus dalam penanganan bau sampah TPA Benowo agar tidak tercium hingga GBT saat digelar pertandingan. "Itu ada metodenya, metodenya bagaimana jika akan ada pertandingan. Semua kita sterilkan. Sudah tidak usah ribut," lanjut Edi.

Edi lalu membanggakan Risma yang mendapatkan acungan jempol dari PBB terkait penanganan masalah sampah. "Bu Risma itu di PBB saja salut, penanganan sampah di Surabaya. Pak Jokowi saja mau meresmikan produk sampah di Surabaya menjadi tenaga listrik," papar Edi.

"Sing (yang) penting di area saya, kalau berkaitan dengan pertandingan bola jangan diragukan lagi. Kita siap menjadi tuan rumah. Dan tidak ada bau. Saya jamin tidak ada bau," pungkasnya.

Konflik antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya terkait bau sampah GBT itu makin meruncing saat Menpora Zainudin Amali sidak ke sana, Minggu, 3 November 2019. Zainudin justru terkunci dari luar dan tidak bisa masuk ke GBT. Kendati demikian, saat itu Zainudin mengakui bahwa memang tercium aroma sampah.

"Ya seperti yang kita rasakan, baunya masih sama, bau sampah. Tapi kalau di dalam bau atau tidak saya ndak tau, karena kita tidak bisa masuk," kata Zainudin.

Terkait dengan Menpora terkunci, Pemkot Surabaya berdalih hal itu terjadi karena adanya miskomunikasi. Kabag Humas Pemkot Surabaya saat itu, Febriadhitya Prajatara mengaku pemkot tidak menerima informasi kalau Menpora akan ke GBT.

"Saya mendampingi Ibu Wali Kota sepanjang siang hari. Sama sekali tidak ada informasi mengenai kunjungan Menpora. Tiba-tiba ada wartawan yang telepon saya menginformasikan bahwa Menpora sudah di GBT," ujarnya.

Febri menegaskan, dari segi keprotokolan, tentu Pemkot Surabaya akan menyambut dan mendampingi kalau ada pejabat negara yang berkunjung. Apalagi level menteri.

"SOP di kami pasti didampingi, hanya saja sama sekali tidak ada informasi mengenai hal itu," imbuhnya.

Sementara Kabid Sarpras Dispora Edi Santoso menyampaikan GBT selalu dikunci jika tidak sedang digunakan. Menurutnya itu merupakan standar pengamanan di GBT, apalagi sebagai persiapan Piala Dunia U-20.

Setelah itu Edi juga melakukan pengecekan, ternyata tidak ada surat pemberitahuan yang masuk ke Dispora Surabaya perihal rencana kunjungan Menpora. Senada dengan Febri, Edi memastikan bahwa kedatangan pejabat negara pasti akan didampingi.

"PSSI saja buktinya selalu kami dampingi selama proses peninjauan lapangan, karena sudah ada koordinasi yang jelas," tegasnya.

Persebaya 'terusir' dari kandangnya sendiri. Baca halaman selanjutnya



Simak Video "Video: Duka Saat RI Vs Lebanon, Ada Suporter Ultras Garuda Meninggal"

(hil/dte)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork