FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Jalan panjang nan berliku sejatinya sudah dilalui 6 kota di Indonesia yang stadionnya jadi venue. Tak terkecuali Surabaya dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Surabaya sudah pede bisa menghelat Piala Dunia U-20 sejak awal. Bahkan sebelum Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah. Saat mimpi banyak orang melihat Garuda Muda berlaga di rumah sendiri masih membumbung tinggi.
10 Oktober 2019, Ratu Tisha, Sekjen PSSI kala itu bertandang ke rumah dinas Wali Kota Surabaya. Saat itu Wali Kota Tri Rismaharini meyakinkan Ratu Tisha bahwa GBT layak jadi salah satu venue Piala Dunia U-20. Ratu Tisha pun menyambut positif dan menyebut GBT salah satu stadion yang memang siap untuk jadi host.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shanghai, China, 24 Oktober 2019, FIFA mengumumkan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Kala itu Indonesia menyisihkan kandidat lain. Yakni Peru; Brasil; dan tiga negara Timur Tengah yang mengajukan tuan rumah bersama, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
Maka, setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah, GBT sangat serius untuk berbenah guna meyakinkan PSSI dan FIFA agar terpilih jadi salah satu stadion tuan rumah. Sayangnya, tak lama setelah penunjukan itu, kerusuhan pecah di GBT usai laga Persebaya vs PSS Sleman, 29 Oktober 2019. Saat itu tuan rumah menyerah 2-3. Oknum suporter turun ke lapangan dan membakar beberapa fasilitas. Rumput, papan iklan, bench pemain, hingga gawang terbakar.
Setelah beragam fasilitas rusak, GBT segera dibenahi. Saat itu Pemkot Surabaya melakukan renovasi besar-besaran sekaligus menyongsong Piala Dunia U-20.
"Total anggaran Rp 85 miliar. Rumput kami ganti semua sesuai standar FIFA. Untuk rumput saja anggarannya Rp 4 miliar," beber Risma dalam wawancara di rumah dinasnya, 28 November 2019.
Renovasi awal GBT yang paling mencolok adalah single seat. Penonton jadi lebih nyaman menyaksikan pertandingan sepak bola di GBT karena tempat duduk tunggal tersebut. Total 45 ribu single seats yang dibangun saat itu dengan menghabiskan anggaran Rp 40 miliar.
Selain itu, pembenahan lainnya juga dilakukan. Mulai rumput, lampu stadion yang ditingkatkan menjadi 1.200 lux, scoring board digital, bench pemain, hingga jazuzzi untuk tempat berendam air panas para pemain.
![]() |
Polemik Khofifah Vs Risma Terkait Bau Sampah GBT
Permasalahan sampah di GBT sudah menjadi barang lawas. Lokasi GBT yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo membuat aroma sampah menyerebak sampai bangku penonton.
Pemkot Surabaya mendengarkan keluhan para suporter saat berada di tribun penonton Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Yakni soal bau sampah dari TPA Benowo yang terkadang tercium hingga tribun stadion.
Polemik bau sampah ini makin meruncing saat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menawarkan 10 stadion di Jatim untuk venue Piala Dunia U-20. Salah satunya adalah GBT. Namun, Khofifah blak-blakan menyebut aroma sampah masih tercium di GBT.
"Maka dari awal saya menyampaikan opsi, inikan diajukan 10 titik, salah satunya GBT, tetapi saya sudah ke GBT kalau sore kena angin itu suka aroma sampah," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, 1 November 2019.
Khofifah mengkhawatirkan aroma tak sedap itu akan mengganggu pertandingan. Apalagi sekelas Piala Dunia. "Engko nek (nanti kalau) pas FIFA ke sana terus pas anginnya masuk, ini aroma apa? Makanya kita menyampaikan opsi lain pokoke Jawa Timur harus ada yang dijadikan venue," imbuhnya.
Sontak pernyataan Khofifah itu membuat kuping Pemkot Surabaya panas. Anak buah Risma pasang badan dengan menyebut bau sampah dari TPA Benowo tidak sampai GBT. Salah satu yang membela Risma adalah Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dispora Surabaya Edi Santoso.
"Selamat sore Bu Khofifah. Saya menangani Gelora Bung Tomo (GBT) sembilan tahun. Persebaya menggelar pertandingan di Gelora Bung Tomo sudah ratusan kali, tidak pernah bau sampah. Tidak pernah bau busuk. Itu ada metodenya ya," kata Edi dalam sebuah video berdurasi 40 detik.
"Coba Bu Khofifah lihat aja sepak bola, tidak ada persoalan ya. Jadi jangan mengganggu kaitannya Surabaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Kita optimis, tempat latihan kita buatkan, siapkan. Kita optimis. Terima kasih," sambung Edi.
Edi menambahkan, ada metode khusus dalam penanganan bau sampah TPA Benowo agar tidak tercium hingga GBT saat digelar pertandingan. "Itu ada metodenya, metodenya bagaimana jika akan ada pertandingan. Semua kita sterilkan. Sudah tidak usah ribut," lanjut Edi.
Edi lalu membanggakan Risma yang mendapatkan acungan jempol dari PBB terkait penanganan masalah sampah. "Bu Risma itu di PBB saja salut, penanganan sampah di Surabaya. Pak Jokowi saja mau meresmikan produk sampah di Surabaya menjadi tenaga listrik," papar Edi.
"Sing (yang) penting di area saya, kalau berkaitan dengan pertandingan bola jangan diragukan lagi. Kita siap menjadi tuan rumah. Dan tidak ada bau. Saya jamin tidak ada bau," pungkasnya.
Konflik antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya terkait bau sampah GBT itu makin meruncing saat Menpora Zainudin Amali sidak ke sana, Minggu, 3 November 2019. Zainudin justru terkunci dari luar dan tidak bisa masuk ke GBT. Kendati demikian, saat itu Zainudin mengakui bahwa memang tercium aroma sampah.
"Ya seperti yang kita rasakan, baunya masih sama, bau sampah. Tapi kalau di dalam bau atau tidak saya ndak tau, karena kita tidak bisa masuk," kata Zainudin.
Terkait dengan Menpora terkunci, Pemkot Surabaya berdalih hal itu terjadi karena adanya miskomunikasi. Kabag Humas Pemkot Surabaya saat itu, Febriadhitya Prajatara mengaku pemkot tidak menerima informasi kalau Menpora akan ke GBT.
"Saya mendampingi Ibu Wali Kota sepanjang siang hari. Sama sekali tidak ada informasi mengenai kunjungan Menpora. Tiba-tiba ada wartawan yang telepon saya menginformasikan bahwa Menpora sudah di GBT," ujarnya.
Febri menegaskan, dari segi keprotokolan, tentu Pemkot Surabaya akan menyambut dan mendampingi kalau ada pejabat negara yang berkunjung. Apalagi level menteri.
"SOP di kami pasti didampingi, hanya saja sama sekali tidak ada informasi mengenai hal itu," imbuhnya.
Sementara Kabid Sarpras Dispora Edi Santoso menyampaikan GBT selalu dikunci jika tidak sedang digunakan. Menurutnya itu merupakan standar pengamanan di GBT, apalagi sebagai persiapan Piala Dunia U-20.
Setelah itu Edi juga melakukan pengecekan, ternyata tidak ada surat pemberitahuan yang masuk ke Dispora Surabaya perihal rencana kunjungan Menpora. Senada dengan Febri, Edi memastikan bahwa kedatangan pejabat negara pasti akan didampingi.
"PSSI saja buktinya selalu kami dampingi selama proses peninjauan lapangan, karena sudah ada koordinasi yang jelas," tegasnya.
Persebaya 'terusir' dari kandangnya sendiri. Baca halaman selanjutnya
Habis-habisan Renovasi GBT hingga Picu Protes Bonek
Surabaya memang serius menggelar Piala Dunia U-20. Tahun 2020, Pemkot habis-habisan untuk membenahi GBT.
Saat itu, Eri Cahyadi yang masih menjabat sebagai Kepala Bappeko Surabaya membeberkan keseriusan pemkot untuk mempercantik GBT.
"Pemerintah Kota dalam perencanaan pembangunan yang kita punya tahun 2020 Insyaallah banyak melakukan perbaikan dan salah satunya di sini (GBT), ini semuanya akan kita ganti. Yang gedung saja kalau itu posisi (akses) jalan dan semuanya ya hampir sekitar Rp 80 miliar sampai Rp 100 miliar," tegas Eri, 8 November 2019.
Eri melanjutkan, perbaikan itu agar standar stadion yang ditentukan FIFA melalui PSSI bisa terpenuhi. Fasilitas lapangan tambahan di sekitar GBT juga dibangun.
"Seperti yang diharapkan PSSI sekaligus kita nanti akan membangun 3 lapangan di sekitar situ yang juga akan dijadikan tempat latihan," terangnya.
Selama proses renovasi habis-habisan GBT itu, hubungan antara Pemkot Surabaya dengan Bonek menjadi renggang. Pasalnya, selama proses renovasi GBT, Persebaya jadi terusir dari kandangnya sendiri. Tak cuma GBT yang tak bisa dipakai, Pemkot juga tak memberi restu Persebaya main di Gelora 10 November, Tambaksari.
Gara-gara Persebaya tak bisa main di kandang, mayoritas Bonek jadi antipati dengan Piala Dunia U-20. Bagi Bonek, nama Persebaya lebih besar daripada Piala Dunia. Beragam spanduk perlawanan muncul, antara lain berbunyi 'Nama Persebaya Lebih Besar Dari Piala Dunia' hingga 'Piala Dunia Sementara, Persebaya selamanya'.
![]() |
Akhirnya, Dispora Surabaya, manajemen Persebaya, hingga elemen Bonek menggelar rapat koordinasi pada 22 Januari 2023. Salah satu poin yang disepakati adalah mengizinkan Persebaya bermain di GBT hingga Juli 2023 atau selama rumput belum direnovasi.
Pada hari yang sama, di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, digelar rapat lintas kementerian yang dipimpin Sesmenpora Gatot S Dewa Broto. Turut hadir dalam rapat itu pejabat staf Kemenko PMK, Sekretarat Kabinet, Ditjen Kementerian Keuangan, hingga wakil dari PSSI.
Hasil rapat itu mengungkapkan keberhasilan lobi ke FIFA untuk menggunakan 6 stadion dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021.
"Jumlah stadion yang semula akan di tetapkan oleh FIFA hanya 4 stadion utama, akhirnya disetujui oleh FIFA menjadi 6 stadion utama (yang masing-masing harus didukung dengan 5 lapangan latihan."
"Stadion GBK Senayan dan Stadion Pakansari Bogor, Stadion Manahan dan Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Stadion Gelora Bung Tomo dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar," sebut pernyataan dari hasil rapat tersebut.
Tak sampai sebulan setelah FIFA menentukan 6 stadion Indonesia yang akan dipakai untuk Piala Dunia U-20, PSSI langsung meninjau GBT. Ketua Umum PSSI saat itu Mochamad Iriawan alias Iwan Bule datang ke Surabaya, 10 Februari 2022. Iwan Bule yang ditemani Sekjen Ratu Tisha Destria begitu terkesan dengan kesiapan GBT.
"Hari ini saya melihat Gelora Bung Tomo, yang dari tempat stadion utama persiapan venue, saya berterima kasih kepada Bu Wali Kota yang serius mempersiapkan beberapa venue yang ada di Surabaya," kata Iwan Bule usai meninjau GBT.
Iwan Bule menambahkan, secara khusus renovasi Stadion GBT menunjukkan progres yang signifikan dan terlihat dari segala sektor.
"Tadi dari paparan kursi single seat sudah disiapkan, kemudian pagar-pagar, dan secara khusus tiga lapangan pendukung yang akan dibuat oleh walikota di sekitar atau dekat dengan Bung Tomo, ini membanggakan bagi kami ternyata serius sekali untuk mempersiapkan venue World Cup 2021," ungkapnya.
Sayang, renovasi habis-habisan dan persiapan matang selama setahun penuh pada 2020 itu masih belum membuat GBT berjodoh dengan Piala Dunia. Pandemi COVID-19 yang mewabah memaksa FIFA menunda perhelatan Piala Dunia U-20. Turnamen yang sedianya digelar pada 2021 itu diundur ke tahun 2023.
Wali Kota Eri Sowan ke Khofifah Bahas Piala Dunia U-20
Setelah sempat muncul konflik akibat bau sampah GBT, hubungan antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya mencair di era Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. 18 Juli 2022, Eri sowan ke Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi. Selama 2 jam mereka membahas persiapan Surabaya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Usai pertemuan tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan, pihaknya selalu siap bersinergi dengan Pemkot Surabaya guna menyukseskan Piala Dunia U-20 Mei 2023 mendatang.
"Prinsip FIFA harus bisa dijalankan, beberapa catatan pada saat mereka ke sini. Kita sudah bahas bersama Menpora, Kementerian PUPR, dan Kementerian BUMN kaitannya Pelindo, kita sudah mencoba solusi terbaik karena gelaran FIFA harus digelar Mei (2023)," kata Khofifah.
"Hal yang menjadi catatan pasti kita bersama pak wali kota yang punya daerah, kita provinsi dan kemenpora akan menjadi satu kesatuan sebagai tuan rumah itu, ikhtiar kita bersama," sambungnya.
Wali Kota Eri Cahyadi mengungkapkan, tujuannya bertemu Gubernur Khofifah untuk berkoordinasi terkait persiapan Piala Dunia Mei 2022 mendatang.
"Saya hari ini sowan terkait persiapan Piala Dunia yang Insyaallah dilaksanakan Mei 2023 dan kemarin Kemenpora telepon untuk kemungkinan pelaksanaan AFC di September besok," katanya.
"Pemkot Surabaya ini kan tidak bisa lepas dari pemprov, wong anake. Kami minta arahan ke beliau percepatan, sinkronisasi. Sehingga, piala AFC bisa dilakukan September dan Piala Dunia U-20 bulan Mei bisa berjalan lancar," Eri melanjutkan.
GBT Tuan Rumah Kualifikasi AFC CUP U-20 dan Dapat Pujian FIFA
Surabaya menjadi tuan rumah ajang kualifikasi Piala AFC U-20 2023 pada 14-18 September 2022. GBT menggelar pertandingan Grup F yang diisi oleh Timnas Indonesia U-20, Hongkong, Vietnam, dan Timor Leste.
Surabaya mempersiapkan turnamen itu dengan matang. Mulai dari akses jalan, tempat media, tribun penonton, dan sebagainya. Standarnya juga disesuaikan dengan standar pertandingan piala dunia.
"Pastinya persiapan untuk Piala AFC nanti syarat-syarat yang ada di Piala Dunia kita terapkan semua. Setelah Piala AFC selesai, Stadion GBT sudah berkapasitas dan standarnya internasional," ujar Wali Kota Eri
"Jelang pertandingan AFC, insyaallah jalan menuju ke GBT tidak hanya ada satu titik. Akan tetapi juga kita buatkan titik lainnya agar lebih mudah aksesnya," imbuhnya.
Setelah berhasil menyelenggarakan kualifikasi AFC U-20, perwakilan FIFA kembali melakukan sidak GBT. FIFA kaget dengan kinerja Pemkot Surabaya yang sudah menuntaskan pembangunan akses yang bisa dilewati tamu dan pemain menuju GBT.
"Alhamdulillah tadi FIFA melihat jalan yang masuk ke GBT. Kaget betul FIFA, karena ada jalur yang dari tol, baik jalur yang dari Pelindo, juga jalur dari JLLB (Jalur Lingkar Luar Barat). Mereka mengatakan ini sebenarnya 7 bulan, 8 bulan dari waktu sidak pertama, tapi sekarang sudah selesai. Begitu luar biasanya Pemerintah Kota Surabaya," kata Eri Cahyadi usai mendampingi perwakilan FIFA sidak GBT, Senin, 19 September 2022/
Selain itu, lanjut Eri, FIFA juga mendengar informasi aroma kurang sedap di GBT. Oleh karena itu, mereka langsung terjun ke lapangan untuk mengecek didampingi Eri dan PSSI.
"Jadi, FIFA melihat langsung dan sampai mendekati sampah itu, tapi ternyata mereka juga kaget karena tidak ada bau. Tidak ada aroma kurang sedap itu," jelasnya.
"Mereka kemudian tanya apa saja yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, ya saya jawab apa adanya. Alhamdulillah mereka menyampaikan sangat happy dan merasa luar biasa dengan Kota Surabaya," tambahnya.
Eri memastikan, bahwa Surabaya dan Pemkot dipuji berkali-kali. Saat itu, FIFA juga masuk ke ruang ganti, lapangan, mengecek rumput, dan fasilitas lainnya dan menyebut luar biasa.
"Matur nuwun dukungan PSSI, karena dengan arahan PSSI, kita bisa menyempurnakan Stadion Gelora Bung Tomo ini, dan tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi arek-arek Suroboyo," ujarnya.
Mimpi GBT gelar Piala Dunia U-20 harus kandas
FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Selama awal tahun 2023 ini, GBT juga masih terus membenahi printilan-printilan fasilitas yang diminta FIFA. Delegasi FIFA juga terus menginspeksi langsung GBT.
Pada 12 Januari, FIFA datang ke GBT. Saat itu mereka meminta ada area khusus untuk penontotn disabilitas. Pemkot sebenarnya sudah menyiapkan area itu di Gate 9-10 dan Gate 13-14. Namun, setelah FIFA datang, area itu dipindah ke Gate 1.
"Gate 9-10 dan 13-14 terlalu berat untuk disabilitas, karena lenggak-lenggok dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kunjungan FIFA kami sampaikan bahwa kami ada rencana pengalihan disabilitas menuju gate 1 ke tribun. Kita matangkan perencanaan dan minta saran kembali ke FIFA baru bisa dilakukan," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati, 16 Januari 2023.
FIFA dan PSSI kembali datang ke Surabaya untuk mengecek stadion yang akan jadi venue Piala Dunia U-20, 6 Februari 2023. Tiga stadion yang dicek yakni GBT, Gelora 10 November dan Thor.
Delegasi tersebut mengecek ketiga stadion tersebut dicek struktur tanah, lapangan, panjang rumput serta sistem penyiramannya dan drainasenya.
"Jadi, semuanya dicek dengan menggunakan alat instrumen yang mereka bawa. Satu persatu dicek dengan detail," kata Wiwiek.
Menurut Wiwiek, setiap delegasi FIFA dan PSSI selalu ada catatan yang diterima Pemkot Surabaya. Meski demikian, delegasi selalu mengapresiasi terhadap progres yang telah dijalankan.
"Pemkot bersama pemerintah pusat berusaha dan berkomitmen untuk memenuhi berbagai catatan yang diminta FIFA, dan mereka sangat mengapresiasi setiap progres yang kita lakukan, termasuk soal kondisi lapangan yang dicek hari ini. Mereka juga mengapresiasi," jelasnya.
![]() |
Pada 13 Maret 2023, Erick Thohir yang belum lama terpilih jadi Ketua Umum PSSI meninjau kesiapan GBT untuk Piala Dunia U-20. Saat itu Erick Thohir memuji GBT sebagai salah satu stadion terbaik yang ada di Indonesia dan siap menghelat Piala Dunia U-20.
"Di mana benar-benar serius mempersiapkan ini untuk Piala Dunia U-20. Saya yakini, dengan kondisi hari ini, ini (GBT) adalah salah satu stadion terbaik yang ada di Indonesia," kata Erick kepada wartawan di stadion GBT, Surabaya, Senin (13/3/2023).
"Tapi ini salah satu yang terbaik dan saya lihat ini benar untuk lapangan sepak bolanya, ini sangat sangat maksimal. Bagus juga," sambungnya.
Dengan bagusnya fasilitas GBT, kata Erick, maka pertandingan sepak bola tidak hanya terpusat di Jakarta,tetapi juga di Jawa Timur. Dia mengakui bahwa stadion-stadion di Jatim punya fasilitas yang luar biasa.
"Dan kita lihat keseriusan dari pemerintah daerah. Makasih Pak Wali, ini luar biasa. Artinya, kalau Jawa Timur bisa, yang lain harus bisa," jelasnya.
FIFA sejatinya dijadwalkan kembali meninjau GBT pada Minggu, 26 Maret 2023 lalu. Namun, agenda itu tidak terlaksana.
Belakangan terakhir isu penolakan terhadap Timnas Israel U-20 untuk main di Indonesia menggema dari beragam tokoh. Menyusul gelombang penolakan itu, FIFA pun membatalkan drawing Piala Dunia U-20 yang sedianya digelar di Denpasar, Bali, 31 Maret 2023.
Isu Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 mencuat seiring gagal terselenggaranya drawing tersebut. Kabar itu semakin kencang setelah FIFA menghapus artikel seputar theme song resmi Piala Dunia U-20 2022.
Presiden Jokowi lantas memerintahkan Erick Thohir untuk menemui FIFA di Doha Qatar. Erick pun terbang ke Dhoha dan berbicara empat mata dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Sayang, usaha itu tak berhasil. 29 Maret 2023, FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dalam pernyataan resminya, FIFA tak menyebut penolakan terhadap Timnas Israel sebagai alasan pembatalan status tuan rumah Indonesia. FIFA justru menyinggung Tragedi Kanjuruhan. FIFA juga berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia melakukan transformasi sepakbola setelah tragedi kemanuisaan yang merenggut 135 nyawa tersebut.
Kini, mimpi GBT menggelar Piala Dunia U-20 harus dikubur seiring dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah. Meski demikian, ada hikmah positif yang bisa dipetik. Meski Piala Dunia U-20 gagal, GBT kini makin cantik. Akses jalan pun juga ditambah. Paling tidak GBT siap jadi kandang Persebaya yang sudah dirindukan Bonek.
Simak Video "Video: Timnas Gagal ke Pildun U-20, Indra Sjafri Minta Maaf-Siap Diganti"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)