Perjuangan M Afrizal (10), pasien Tragedi Kanjuruhan selama 24 hari di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang berakhir manis. Ia dinyatakan pulih dan bisa pulang usai melewati sejumlah tahap kritis.
Meski begitu, Afrizal tetap menjalani kontrol dan melatih dirinya agar tetap bisa berjalan. Wakil Direktur Pelayanan Penunjang RSSA dr Widodo Budi Prasetya membenarkan bahwa Afrizal kondisinya semakin stabil.
"Dari dokter yang merawat sudah diperkenankan pulang. Doa kami semoga Ananda Muhammad Afrizal di perawatan selanjutnya di rumah akan semakin sehat dan pulih kembali," ujar Widodo kepada wartawan di RSSA Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang, Rabu (26/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, dr Yudi Siswanto, dokter penanggung jawab pasien menambahkan meski kondisinya telah stabil, namun Afrizal tetap menjalani kontrol dan rawat jalan.
"Nanti ada kontrol di poliklinik atau rawat jalan. Selanjutnya dia (Afrizal) akan belajar berjalan, untuk mobilisasi secara bertahap, karena selama perawatan pasien dalam kondisi berbaring," sambungnya.
Sejak awal dibawa ke RSSA, kata Yudi, Afrizal sempat menjalani perawatan di ruang ICU selama 7 hari. Penanganan dilakukan intensif karena kesadaran Afrizal menurun saat itu.
"Kurang lebih 7 hari (di ICU), pada waktu datang pasien dengan penurunan kesadaran. Tapi selama perawatan di ICU secara bertahap kondisinya membaik dan sadar penuh, 100 persen," jelas Yudi.
Afrizal Jalani Cangkok Kulit untuk Kakinya
Ditanya soal luka yang dialami Afrizal? Yudi membeberkan Afrizal mengalami luka di bagian kaki kanan.
Untuk penyembuhan luka tersebut dokter melakukan pencakokan kulit pelajar kelas V Sekolah Dasar (SD) tersebut.
"Selama datang didapatkan luka di kaki kanannya, dan sudah kita lakukan perawatan. Sudah kita tutup dengan cangkok kulit. Tinggal nanti kontrol ke poli untuk perawatan yang minimum, dan lebih penting mobilisasi berjalan seperti sedia kala," papar Yudi.
Semantara dr Ery Olivianyo, salah satu tim dokter lainnya menyebut selain luka di bagian kaki kanan, paru-paru warga Desa Lumbangsari, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, ini juga ditemukan jejak trauma.
Sehingga butuh dilakukan perawatan intensif di ruang ICU selama kurang lebih 7 hari.
"Selain itu ada jejak di dada di parunya, akibat trauma tapi setelah perawatan di ICU kemarin sudah membaik sehingga bisa keluar dari ICU. Secara umum kondisi paru-parunya sudah normal tidak membutuhkan operasi, untuk biasanya. Hanya observasi saja sudah membaik," terang Ery.
Sempat Dijenguk Presiden Jokowi
Ery menyebut Afrizal sempat mengalami trauma psikis dan telah ditangani oleh tim psikiater untuk dilakukan penyembuhan. Afrizal juga menjadi salah satu pasien yang dikunjungi Presiden Joko Widodo saat menjenguk korban Kanjuruhan di RSSA beberapa waktu lalu.
"Juga adik pernah mengalami waktu pertama kali ada trauma, stres pasca trauma, sudah kita konsultasikan dengan bagian psikiatri, sudah melakukan pengobatan, sudah sangat aware. Apalagi kemarin sudah dikunjungi bapak presiden, sudah sangat baik sekali kondisi stresnya sudah hilang," tandas Ery.
Pantauan detikJatim, Afrizal pulang sekitar pukul 12.30 WIB. Ia keluar dengan menggunakan kursi roda dari rumah sakit dengan didampingi ibu dan kerabatnya.
Dugaan Penyebab Luka Kaki Afrizal Masih Misteri
Meski mengalami luka di kaki, namun dokter yang merawat belum bisa memastikan apa penyebabnya. Namun menurut Aminayu (44), ibunya, Afrizal diduga berdesakan dan terinjak penonton lain. Ketika awal mengetahui kondisinya putranya, Aminayu menyebut bagian kaki kanan putranya menghitam.
Menurut Aminayu, Afrizal diketahui menonton laga Arema FC dan Persebaya bersama ayahnya, Sabtu (1/10/2022). Sama, ayahnya juga terluka di bagian mata dan kakinya.
Namun, berbeda dengan anaknya, ayah Afrizal lebih memilih melakukan perawatan di rumah. "Tapi nggak mau dibawa ke rumah sakit ayahnya. Pilih diobati di rumah, kakinya sempat pincang kalau jalan, sekarang tinggal matanya saja butuh disembuhkan," ungkap Aminayu.
"Kemungkinan menurut saya itu keinjak, soalnya menghitam kakinya, pahanya menghitam. Jadi memang harus dilakukan pembuangan (Operasi kulit) itu, supaya tidak terinfeksi," beber Aminayu.
Aminayu berharap putranya bisa segera pulih dan normal kembali setelah dokter memutuskan untuk bisa rawat jalan. Sebagai orang tua, Aminayu bersyukur putranya mendapat penanganan terbaik sejak berada di RSSA.
"Pengobatan untuk anak saya di sini (RSSA) bagus semua, anak saya diperhatikan dengan baik dan dirawat dengan baik. Harapan saya kalau nanti sudah pulang cepat pulih kembali dan bisa berjalan. Soalnya belum pernah belajar berjalan selama di sini," tandasnya.
Ia sendiri menilai apa yang menimpa anak dan suaminya sebagai musibah. "Saya pikir ini musibah dan semoga ayah dan anak saya (Afrizal) bisa segera sembuh," tandas Aminayu.