Arema FC Masih Buka Posko Crisis Center Pulihkan Trauma Korban Kanjuruhan

Arema FC Masih Buka Posko Crisis Center Pulihkan Trauma Korban Kanjuruhan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 24 Okt 2022 18:18 WIB
Media Officer Sudarmaji bersama Presiden Arema FC
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana (kanan) menegaskan bahwa Arema FC akan tetap membuka posko Crisis Center. (Foto : M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana memastikan bakal terus memberikan perhatian terhadap para korban dan keluarga Tragedi Kanjuruhan. Tak terkecuali memberikan bantuan konseling psikolog bagi siapapun yang trauma dengan tragedi kemanusiaan tersebut.

Gilang juga mengimbau bagi siapapun yang membutuhkan bantuan, bisa mendatangi Kandang Singa Kantor Arema FC Jalan Mayjend Pandjaitan 42, Kota Malang. Ia menjanjikan manajemen akan merespons dengan segera.

"Kami tidak tinggal diam, setelah menyelesaikan bantuan bagi seluruh korban, baik yang meninggal, luka berat, dan luka ringan, bahkan juga memberikan beasiswa bagi korban yatim piatu. Crisis center masih kami buka di Kandang Singa untuk Aremania yang membutuhkan bantuan," ungkap Gilang dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah semua korban tertangani dan mendapatkan perhatian, manajemen Arema FC berusaha fokus pada percepatan pemulihan. Diakui Gilang, bahwa Tragedi Kanjuruhan memberikan pukulan telak bagi seluruh elemen, termasuk pemain.

"Selanjutnya kami membantu proses recovery fisik dan mental dari para pemain dan ofisial yang sangat terpukul efek Tragedi Kanjuruhan. Tidak ada satu pun pemain yang tidak terpukul atas kejadian ini, tetapi kami harus bangkit dan pulih," beber Gilang.

ADVERTISEMENT

Sementara dari sisi hukum, manajemen Arema FC saat ini tengah menjalani proses pemeriksaan sebagai saksi atas terjadinya tragedi menewaskan 135 orang itu.

"Terkait Tragedi Kanjuruhan, sikap kami jelas, kami berduka dan kami siap koperatif terkait segala proses yang sedang dilakukan," tegas Gilang.

Arema FC sendiri dengan tegas masih berada di jalur yang sama sesuai dengan apa yang disuarakan oleh suporter. Yakni menginginkan perbaikan sepakbola Indonesia.

"Kami juga menginginkan tragedi ini adalah yang terakhir di sepakbola Indonesia dan menjadi bahan introspeksi seluruh stakeholder sepakbola nasional, baik federasi, klub maupun suporter demi perbaikan sepakbola di Indonesia," ujarnya.

"Kami berdiri untuk pemain dan suporter, sehingga kami berharap Tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut secara tuntas oleh semua pemangku kebijakan. Tidak ada sepakbola yang melebihi nyawa," pungkas Gilang.




(abq/dte)


Hide Ads