Keluarga Cemaskan Reyvano: Saban Hari Tanya Dokter Anakku Besok Mati atau Hidup

Tragedi Kanjuruhan

Keluarga Cemaskan Reyvano: Saban Hari Tanya Dokter Anakku Besok Mati atau Hidup

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 21 Okt 2022 16:50 WIB
Reyvano Dwi Afriansyah korban tewas tragedi kanjuruhan
Reyvano Dwi Afriansyah, korban kanjuruhan yang meninggal di RSSA (Foto: Istimewa)
Malang -

Selama 18 hari di ICU RSSA Kota Malang, keluarga Reyvano Dwi Afriansyah (17) hanya bisa berdoa dan berpasrah pada Ilahi. Saban hari, orangtuanya, Arif dan Yayuk bertanya ke dokter soal anaknya, apakah besok masih hidup atau telah tiada.

Reyvano adalah korban meninggal dunia ke-134 dalam Tragedi Kanjuruhan. Sebelum meninggal, ia dirawat di ICU dengan ventilator.

Selama 18 hari, keluarga tak bisa berada di sisi Reyvano. Mereka hanya bisa menilik anaknya dari kejauhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perwakilan tim gabungan Aremania Sutikno mengatakan, keluarga hanya bisa berdoa yang terbaik bagi almarhum ketika berjuang melawan sakitnya. Karena saat dirawat, keluarga tak bisa berada di samping Reyvano.

Namun, mereka senantiasa menunggu di luar ICU. Bahkan Sutikno menyebut, sambil menangis, keluarga Reyvano selalu menanyakan hal yang sama pada dokter.

ADVERTISEMENT

Pertanyaan ini bukan tanpa alasan, mengingat kondisi Reyvano kritis.

"Hanya ada dua pertanyaan, anakku besok mati atau hidup. Hanya itu, sambil menangis. Hanya itu yang bisa ditanyakan setiap hari, setiap malam," ungkap Sutikno usai pemakaman Reyvano di Kebonsari Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Jumat (21/10/2022).

Sutikno menuturkan, Reyvano mengalami koma sejak dirawat di ICU RSSA. Kondisinya tidak sadar keluarga tak bisa berada di samping Reyvano selama di ICU.

"Yang jelas kondisi pasien di ICU mulai dari awal masuk hingga akhir seperti almarhum memang koma, tidak sadar. Keluarga hanya bisa menunggu, kalau ada perkembangan pasien dipanggil oleh dokter," terangnya.

Saat ini, Reyvano telah dimakamkan. Isak tangis dan duka mengiringi pemakamannya. Reyvano mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (21/10), pukul 06.45 WIB. Ia meninggal dunia saat berada di ruang ICU RSSA Kota Malang.

Sebelum meninggal, pelajar kelas XII SMK Negeri 4 Malang ini menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang selama 18 hari.

Saat awal Tragedi Kanjuruhan, Reyvano pertama kali dilarikan ke RS Hasta Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang, karena mengalami gangguan pernapasan. Karena kondisinya semakin kritis, Reyvano akhirnya dirujuk ke RSSA.

Selama perawatan, Reyvano tak pernah lepas dari ventilator untuk membantu pernapasannya. Kabid Pelayanan Medik RSSA, dr I Wayan Agung menyebut, ada sejumlah luka yang dialami korban. Mulai dari cedera di kepala serta luka pada tulang dada.

"Masuk di RSSA langsung ke ICU dalam kondisi napas yang tidak stabil, naik turun dan tak pernah lepas dari ventilator," ujar Wayan terpisah.

Sebelumnya diberitakan, Tragedi Kanjuruhan pecah setelah laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10). Ratusan suporter berebut keluar usai aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun. Polisi telah menetapkan 6 tersangka atas tragedi tersebut.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Piala Presiden Akan Diikuti 6 Tim, Ada Port FC-Oxford United"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)


Hide Ads