Selama 18 hari dirawat di ICU Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang, kesadaran Reyvano Dwi Afriansyah (17) naik turun. Putra pasangan Arif dan Yayuk warga Kebonsari, Malang, ini tak mampu bertahan meski tidak lepas dari ventilator atau alat bantu nafas.
"Masuk di RSSA langsung ke ICU dalam kondisi napas yang tidak stabil," kata Kabid Pelayanan Medik RSSA, dr I Wayan Agung kepada wartawan di RSSA Kota Malang, Jumat (21/10/2022).
Sebelum dibawa ke RSSA, kata Wayan, pelajar SMA tersebut menjalani perawatan di RS Hasta Brata Kepanjen. Namun akhirnya dirujuk ke RSSA dengan bantuan ventilator atau alat bantu pernafasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisinya naik turun, naik turun sejak tiba di RSSA. Dan di sini kita beri ventilator," tambahnya.
Namun, perjuangan Reyvano untuk bertahan hidup akhirnya pupus pagi ini. Wayan pun mewakili seluruh manajemen RSSA mengucapkan duka cita yang mendalam.
"Kita terus berjuang bersama almarhum selama 18 hari, tapi Allah menentukan kehendak lain, dipanggil pada hari ini. Jadi kami sangat berduka," tandasnya.
"Saya mewakili RSSA dan manajemen mengucapkan sangat berduka atas kematian dek Revanno ini, dia sudah bersama-sama dengan kita 18 hari," tegasnya.
Korban meninggal ke-134 Reyvano Dwi Afriansyah (17) mengembuskan napas sekitar pukul 06.45 WIB saat mendapatkan perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Kondisi Reynano kritis dan terus memburuk.
Tim dokter belum melakukan tindakan operasi lantaran kondisinya terus menurun. Tim dokter tidak melakukan tindakan operasi saat kritis, karena dikhawatirkan akan meninggal di meja operasi.
(mua/fat)











































