Siapa menyangka, Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu tragedi sepakbola sekaligus tragedi kemanusiaan yang mengguncang dunia. Stadion yang menjadi homebase Arema FC itu merenggut 132 nyawa di malam jahanam 1 Oktober 2022. Suporter yang seharusnya berangkat dan kembali dengan selamat justru terperangkap karena tembakan gas air mata hingga meninggal.
Laga Arema FC menjamu Persebaya Surabaya Sabtu (1/10) malam itu menjadi momen paling ditunggu oleh fans kedua kesebelasan. Tuan rumah sendiri diharapkan mampu mempertahankan rekor tak pernah kalah di kandang selama 23 tahun. Tetapi harapan itu pudar, ketika tim tamu berhasil meruntuhkan 'keangkeran' Kanjuruhan dengan memetik kemenangan 3-2.
Kemenangan yang sekaligus menjadi sejarah manis bagi Persebaya itu ternyata berujung tragedi kemanusiaan. Ratusan suporter tumbang setelah diberondong tembakan gas air mata aparat. Ironisnya, kekuatan berlebih yang dilakukan aparat keamanan justru menyasar suporter yang berada di atas tribun.
Banyaknya penonton yang turun ke lapangan membuat aparat sigap dengan menghalau mereka untuk kembali ke atas tribun. Ketika itu, pemain Persebaya sudah meninggalkan lapangan hijau dan menuju kamar ganti pemain. Sementara di tengah lapangan masih tertinggal skuad Singo Edan yang ingin menyampaikan permintaan maaf atas kekalahan yang terjadi.
Awalnya, situasi dapat dikendalikan. Namun, banyaknya jumlah penonton yang merangsek masuk ke dalam stadion membuat aparat kewalahan dan mengeluarkan jurus pamungkas. Menghalau massa dengan menembakkan gas air mata.
Rentetan gas air mata ternyata banyak ditembakkan ke arah tribun penonton sampai membuat penonton kalang kabut dan berebut untuk keluar. Sayangnya akses tangga keluar cukup curam sebelum menuju gerbang pintu. Di situ lah banyak penonton berdesakan, terjatuh, dan terinjak-injak hingga pingsan dan meninggal. Korban dengan jumlah terbesar berada di tribun selatan atau pintu 13,12, dan 11.
Penggunaan gas air mata secara berlebihan banyak disorot berbagai pihak. Komnas HAM menyebut pemicu utama kematian 132 suporter adalah gas air mata. Belakangan gas air mata yang digunakan ternyata sudah melewati masa batas pakai atau kedaluwarsa. Jumlah proyektil gas air mata yang dilepaskan malam itu juga menjadi teka-teki. Versi polisi hanya ada 11 tembakan. Namun, berbagai investigasi independen yang dilakukan menyebut jumlahnya lebih dari itu, mencapai puluhan.
Polri sendiri tengah meneliti kepastian bahwa gas air mata yang ditembakkan telah kedaluwarsa. Di sisi lain, Tragedi Kanjuruhan juga dinilai sebagai pembunuhan massal sekaligus pelanggaran HAM berat oleh Tim Pencari Fakta Aremania.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan sembilan rekomendasi atas Tragedi Kanjuruhan. Antara lain menemukan tindakan represif aparat terhadap suporter dan penembakan gas air mata harus diusut tuntas.
TGIPF juga meminta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule beserta seluruh jajaran anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab moral atas Tragedi Kanjuruhan, sekaligus menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mencari pengurus baru.
Usut tuntas atas Tragedi Kanjuruhan masih mengemuka hingga hari ini, meskipun Timsus Polri telah menetapkan enam tersangka dan mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat serta Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta. Kendati begitu ditengarai masih ada benang kusut yang belum terurai secara terang benderang dalam tragedi yang mencoreng wajah Indonesia di dunia Internasional ini.
Seakan tragedi ini menyisakan misteri yang harus diungkap secara terang-benderang. Profesionalitas Polri tengah diuji untuk membawa siapa yang bersalah ke ranah hukum, siapa saja yang bekerja tidak sesuai prosedur dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Investigasi dan evaluasi pertandingan secara menyeluruh menjadi momentum bersih-bersih benalu persepakbolaan nasional. Sepak bola jangan menjadi kuburan massal. Sepak bola ialah olahraga rakyat, harus menggembirakan dan membahagiakan. Sebab, tidak ada satupun nyawa seharga sepakbola.
Simak Video "2 Jenazah Korban Kanjuruhan Bakal Diautopsi Pekan Depan"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)