Perjuangan Bagas 30 Menit Lolos dari Tragedi Maut Kanjuruhan

Perjuangan Bagas 30 Menit Lolos dari Tragedi Maut Kanjuruhan

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 14 Okt 2022 21:48 WIB
Bagas korban Tragedi Kanjuruhan mengalami patah tulang
Bagas, korban selamat Tragedi Kanjuruhan (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Seumur hidup, Bagas Satria (20) tak akan melupakan kengerian Tragedi Kanjuruhan. Setengah mati, Bagas berusaha keluar dari tragedi yang menewaskan 132 korban tersebut. Bagas merasa beruntung masih diberi keselamatan, namun ia harus menerima takdir kakinya patah.

Saat ini, Aremania asal Malang ini tak bisa lagi beraktivitas banyak. Ia hanya tergeletak lemah di atas kasur karena mengalami patah tulang kaki kiri.

Saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10) malam, Bagas mencoba menyelamatkan diri. Ia sempat terjepit di pagar stadion, kakinya berada di atas sementara kepalanya di bawah. Hal ini harus dialaminya saat berupaya keluar dari tembakan gas air mata yang diluncurkan polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kondisi terbalik, dia berusaha sebisa mungkin bertahan hidup dengan bernapas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut. Bagas mengatur napasnya yang terengah-engah selama kurang lebih 30 menit.

"Setelah setengah jam akhirnya saya bisa lepas (kaki saya lepas), waktu itu ada yang narik tubuh saya. Cuma mau berdiri dan berjalan nggak bisa, saat itu saya belum tahu kalau patah tulang, saya minta tolong ke teman ayah saya, sambil nangis dan kemudian pingsan," tutur Bagas, Jumat (14/10/2022).

ADVERTISEMENT

Kejadian ini berawal saat Bagas datang ke Stadion Kanjuruhan dengan lima orang temannya dari wilayah Malang Raya. Rombongan ini hendak menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan, Bagas terpisah dengan temannya.

Ia kemudian memutuskan untuk menonton pertandingan di tribun 12. Saat itu, Bagas bertemu dengan kenalannya yang berasal dari Jember.

"Saya terpisah sama teman-teman, terus saya pilih nonton di tribun 12, di sana ketemu teman dari Jember kenalan di sana," ujar Bagas.

Warga Jalan Gatot Subroto Gang 2, Kota Malang ini menceritakan, saat itu, Arema FC sebagai tuan rumah mengalami kekalahan atas Persebaya dengan skor 2-3. Setelah itu, gesekan pun terjadi usai Aremania turun ke lapangan dan dihalau aparat keamanan gabungan.

Bagas sempat mendapatkan tembakan gas air mata yang jatuh tepat di depan kakinya. Sontak, Bagas langsung berlari ke tribun bagian atas, tapi tembakan gas semakin banyak dilayangkan hingga ia memutuskan keluar stadion lewat pintu 12.

Nahas, saat menyelamatkan diri, kaki Bagas menyangkut di pagar degan posisi kepala di bawah.

"Saat berlari ke bawah menuju pintu 12, saya ke bawah dorong-dorongan, akhirnya ya itu kaki saya diatas kecantol pagar, kepala saya di bawah posisinya. Akhirnya terjepit di pagar," kata Bagas.

Setelah itu, Bagas sempat pingsan. Saat sadar, Bagas pun terkejut karena sudah berada di Rumah Sakit Wava Husada. Selama beberapa waktu, Bagas mengaku tak mendapatkan tindakan medis apapun. Akhirnya, dia dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10).

"Besok dibawa ke RSSA Malang dan baru tahu kalau saya patah tulang. Katanya mengalami luka di kaki itu menganga, terus leher sakit sekali, karena waktu jatuh itu posisinya miring kepala saya. Di RSSA di-gips saja, nggak dioperasi," ungkap Bagas.

Sementara kaki kanannya diberikan penanganan medis, tapi tidak sampai di-gips. Kini ia masih harus beristirahat total karena tak bisa duduk apalagi berdiri. Posisinya saat terbaring pun kedua kakinya harus dalam keadaan lurus.

"Kayak geringgingen (kesemutan) yang kaki kanan bawah itu, yang kiri mati rasa. Sempat dibuat berdiri mau ke kamar mandi, nggak bisa berdiri terus tidur lagi," kata Bagas.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads