Gas Air Mata Jatuh di Depannya, Bagas Lari Tapi Kakinya Nyangkut Pagar

Gas Air Mata Jatuh di Depannya, Bagas Lari Tapi Kakinya Nyangkut Pagar

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 14 Okt 2022 17:10 WIB
Bagas korban Tragedi Kanjuruhan mengalami patah tulang
Bagas, korban selamat Tragedi Kanjuruhan kaki patah (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Ngerinya Tragedi Kanjuruhan masih berbekas di benak Bagas Satria (20). Aremania asal Malang ini tak bisa lagi beraktivitas banyak. Ia hanya tergeletak lemah di atas kasur karena mengalami patah tulang kaki kiri.

Saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10) malam, Bagas mencoba menyelamatkan diri. Ia sempat terjepit di pagar karena berupaya keluar saat gas air mata kedaluwarsa ditembakkan polisi. Ia pun bertahan hidup sekuat hati dengan napas terengah-engah.

Bagas menceritakan, saat itu dirinya datang ke Stadion Kanjuruhan dengan lima temannya dari wilayah Malang Raya untuk menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan Bagas terpisah dengan temannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia kemudian memutuskan menonton pertandingan di tribun 12. Saat itu Bagas bertemu dengan kenalan-nya yang berasal dari Jember.

"Saya terpisah sama teman-teman, terus saya pilih nonton di tribun 12, di sana ketemu teman dari Jember kenalan di sana," ujar Bagas saat ditemui di rumahnya Jalan Gatot Subroto Gang 2, Kota Malang pada Jumat (14/10/2022).

ADVERTISEMENT

Waktu itu, Arema FC sebagai tuan rumah mengalami kekalahan atas Persebaya dengan skor 2-3. Setelah itu, gesekan pun terjadi usai Aremania turun ke lapangan dan dihalau aparat keamanan gabungan.

Bagas sempat mendapat tembakan gas air mata yang jatuh tepat di depan kakinya. Sontak, Bagas langsung lari ke tribun bagian atas, tapi tembakan gas semakin banyak dilayangkan hingga ia memutuskan keluar stadion lewat pintu 12.

Nahas saat menyelamatkan diri, kaki Bagas nyangkut di pagar degan posisi kepala di bawah.

"Saat berlari ke bawah menuju pintu 12, saya ke bawah (Tangga) dorong-dorongan, akhirnya ya itu kaki saya di antara kecantol pagar, kepala saya di bawah posisinya. Akhirnya terjepit di pagar," kata Bagas.

Saat sadar, Bagas pun terkejut karena sudah berada di RS Wava Husada. Selama beberapa waktu, Bagas mengaku tidak mendapat tindakan medis apapun. Akhirnya, dia dibawa pulang ke rumahnya pada Minggu (2/10).

"Besok dibawa ke RSSA Malang dan baru tahu kalau saya patah tulang. Katanya mengalami luka di kaki itu menganga, terus leher sakit sekali, karena waktu jatuh itu posisinya miring kepala saya. Di RSSA di-gips saja, nggak dioperasi," ungkap Bagas.

Sementara kaki kanannya diberikan penanganan medis, tapi tidak sampai di-gips. Kini ia masih harus beristirahat total karena tak bisa duduk apalagi berdiri. Posisinya saat terbaring, kedua kakinya harus dalam keadaan lurus.

"Kayak geringgingen (Kesemutan) yang kaki kanan bawah itu, yang kiri mati rasa. Sempat dibuat berdiri mau ke kamar mandi, nggak bisa berdiri terus tidur lagi," kata Bagas.

Kini, ia menjalani rawat jalan dan kontrol ke klinik. Sebab, saat kontrol pada Selasa (11/10), ia belum menerima tindakan medis apapun.

"Dua minggu lagi suruh ke sana. Ini tadi ke sana nggak diapa-apain, antre pada Selasa pagi jam 9-an nggak diapa-apain. Nggak dikasih penjelasan sama sekali. Katanya disuruh kembali 2 minggu lagi diganti gips-nya," tandasnya.



Simak Video "Temuan Komnas HAM Terkait Tragedi Kanjuruhan"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads