Ngerinya Tragedi Kanjuruhan masih berbekas di benak Bagas Satria (20). Aremania asal Malang ini tak bisa lagi beraktivitas banyak. Ia hanya tergeletak lemah di atas kasur karena mengalami patah tulang kaki kiri.
Saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10) malam, Bagas mencoba menyelamatkan diri. Ia sempat terjepit di pagar karena berupaya keluar saat gas air mata kedaluwarsa ditembakkan polisi. Ia pun bertahan hidup sekuat hati dengan napas terengah-engah.
Bagas menceritakan, saat itu dirinya datang ke Stadion Kanjuruhan dengan lima temannya dari wilayah Malang Raya untuk menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan Bagas terpisah dengan temannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian memutuskan menonton pertandingan di tribun 12. Saat itu Bagas bertemu dengan kenalan-nya yang berasal dari Jember.
"Saya terpisah sama teman-teman, terus saya pilih nonton di tribun 12, di sana ketemu teman dari Jember kenalan di sana," ujar Bagas saat ditemui di rumahnya Jalan Gatot Subroto Gang 2, Kota Malang pada Jumat (14/10/2022).
Waktu itu, Arema FC sebagai tuan rumah mengalami kekalahan atas Persebaya dengan skor 2-3. Setelah itu, gesekan pun terjadi usai Aremania turun ke lapangan dan dihalau aparat keamanan gabungan.
Bagas sempat mendapat tembakan gas air mata yang jatuh tepat di depan kakinya. Sontak, Bagas langsung lari ke tribun bagian atas, tapi tembakan gas semakin banyak dilayangkan hingga ia memutuskan keluar stadion lewat pintu 12.
Nahas saat menyelamatkan diri, kaki Bagas nyangkut di pagar degan posisi kepala di bawah.
"Saat berlari ke bawah menuju pintu 12, saya ke bawah (Tangga) dorong-dorongan, akhirnya ya itu kaki saya di antara kecantol pagar, kepala saya di bawah posisinya. Akhirnya terjepit di pagar," kata Bagas.
Simak Video "Temuan Komnas HAM Terkait Tragedi Kanjuruhan"
[Gambas:Video 20detik]