Tangis Pilu Iringi Pemakaman Helen Prisela, Korban ke-132 Tragedi Kanjuruhan

Tangis Pilu Iringi Pemakaman Helen Prisela, Korban ke-132 Tragedi Kanjuruhan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 12 Okt 2022 13:33 WIB
Pemakaman Helen, korban tewas ke-132 saat Tragedi Kanjuruhan
Isak tangis di pemakaman Helen (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Isak tangis mengiringi pemakaman Helen Prisela, korban meninggal Tragedi Kanjuruhan. Helen menambah daftar korban meninggal tragedi yang menyedot perhatian dunia. Perempuan berusia 20 tahun itu meninggal pada Selasa (11/10/2022) pukul 14.25 WIB.

Jenazah Helen langsung dimakamkan Selasa malam usai dibawa ambulans RSSA. Helen mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan medis di RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang selama 10 hari.

Jenazah Helen dimakamkan di kompleks Ponpes Pengembangan Pendidikan Agama Islam (PPAI) Al Aziz Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengasuh Ponpes PPAI Al Aziz Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, KH Muhammad Said sekaligus paman korban mengatakan, Helen berangkat berombongan saat menonton laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Said tidak mengetahui secara jelas di mana posisi Helen menonton laga berakhir dengan kekalahan Arema 3-2 itu. Karena kemungkinan Helen sempat terpisah dengan rombongan semula.

ADVERTISEMENT

"Berangkat bareng-bareng sama keponakan. Mungkin di sana (Kanjuruhan) ketemu sama teman-temannya yang sama-sama perempuan. Di tribun mana, itu yang kurang jelas," ujar Said ditemui wartawan, Rabu (12/10/2022).

Sebelumnya, salah satu tim dokter penanganan korban Tragedi Kanjuruhan, dr Arie Zainul Fatoni SpAnc menjelaskan, korban telah mendapat perawatan selama 10 hari terakhir dalam keadaan kritis.

"Sudah dalam keadaan agak kritis. Cuma dalam perjalanannya semakin memburuk. Karena masuk (RSSA) sudah dengan multitrauma," jelas dr Zainul.

Multiple trauma yang dialami Helen, ujar dr Arie, salah satunya karena aliran oksigen ke paru-paru makin memburuk. Itu membuat korban mengalami gagal napas.

"Karena oksigenasi ke paru-paru sangat jelek sekali, karena hipoksia. Kalau dalam kedokteran namanya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) berat atau dalam bahasa awam gagal napas akut," jelasnya.

Kondisi gagal napas akut itu, kata Arie, akibat adanya luka di luar paru-paru. Ia tidak menjelaskan apa yang terjadi pada Helen, tapi Arie memastikan akibat luka di luar organ dalam itu paru-parunya turut mengalami cedera.

"Gagal napas akut itu disebabkan karena injury di luar paru-paru. Karena multitrauma pada Mbak Helen. Sehingga mengakibatkan komplikasi berupa injury atau cedera di paru-paru," katanya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads