Kapolri: Kapolres Malang Pimpin Evakuasi Pemain Persebaya Hampir 1 Jam

Kapolri: Kapolres Malang Pimpin Evakuasi Pemain Persebaya Hampir 1 Jam

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 07 Okt 2022 12:29 WIB
kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat umumkan tersangka tragedi Kanjuruhan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit saat mengumumkan 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10) malam, pemain dan ofisial Persebaya butuh waktu hampir 1 jam untuk dievakuasi keluar dari stadion. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, evakuasi ini dipimpin Kapolres Malang saat itu AKBP Ferli Hidayat.

"Seperti kita ketahui pertandingan yang berjalan pada tanggal 1 Oktober pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai, skor berakhir dengan skor 2 untuk Arema dan 3 untuk Persebaya. Proses pertandingan semuanya berjalan lancar," kata Listyo di Mapolres Malang Kota, Kamis (6/10/2022).

"Namun di saat akhir pertandingan, muncul reaksi dari suporter ataupun penonton terkait dengan hasil yang ada, sehingga seperti yang rekan-rekan ketahui muncul beberapa penonton atau suporter yang masuk lapangan," imbuhnya.

Akhirnya, sebagian personel Polri fokus melakukan pengamanan terhadap pemain Persebaya selepas pertandingan. Proses pengamanan itu berlangsung selama 1 jam. Lamanya pengamanan ini disebabkan karena terjadi kendala dan hambatan.

"Terkait dengan hal tersebut tentunya tim kemudian melakukan pengamanan, khususnya terhadap ofisial dan pemain Persebaya dengan menggunakan 4 unit kendaraan taktis barakuda. Proses evakuasi berjalan cukup lama hampir 1 jam karena memang sempat terjadi kendala dan hambatan karena memang terjadi penghadangan," ungkapnya.

Pengamanan para pemain ini dipimpin langsung AKBP Ferli. "Namun demikian semuanya bisa berjalan dengan lancar dan evakuasi pada saat itu dipimpin langsung oleh Kapolres," tambahnya.

Lalu, pada saat yang bersamaan, di dalam stadion banyak suporter yang turun ke lapangan. Saat itulah situasi berubah hingga sejumlah anggota Polri mulai memukul mundur dan menembakkan gas air mata.

"Seperti yang kita lihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk saat mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa. Kemudian dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan, beberapa personel mulai menembakkan gas air mata," paparnya.

Sigit menyebut, ada 11 personel yang menembakkan gas air mata ke tribun selatan sebanyak kurang lebih 7 tembakan. Selanjutnya ke tribun utara 1 tembakan, serta ke tengah lapangan sebanyak 3 tembakan.

"Inilah yang mengakibatkan para penonton, terutama di tribun panik, merasa pedih, kemudian berusaha meninggalkan arena. Di satu sisi tembakan itu dilakukan dengan maksud untuk mencegah penonton yang turun ke lapangan," katanya.

Tak hanya itu, Sigit menyebut, ada tiga dalang yang memberi perintah penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan. Tiga orang itu yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Yon Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.

"Ada 3 orang yang memerintahkan penembakan gas air mata. Tiga orang tersangka itu yakni AKP H, AKP US, Aiptu BP, " tegasnya.

Ketiga dalang tersebut saat ini telah menjadi tersangka. Sigit mengatakan, insiden ini menewaskan 131 suporter dan polisi. Sementara ada pula ratusan suporter yang mengalami luka ringan hingga berat.



Simak Video "Peran 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT