Fakta Penemuan Ngeri di Balik Penyok dan Jebolnya Gate 13 Tragedi Kanjuruhan

Fakta Penemuan Ngeri di Balik Penyok dan Jebolnya Gate 13 Tragedi Kanjuruhan

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 06 Okt 2022 09:26 WIB
Kenapa Pintu Stadion Ditutup Saat Tragedi Kanjuruhan?
Penampakan gate 13 saksi bisu Tragedi Kanjuruhan (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Malang -

Tragedi Kanjuruhan saat laga Arema FC Vs Persebaya masih meninggalkan duka bagi Aremania hingga keluarga korban. Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu kengerian tragedi ini. Terutama saat ratusan suporter berdesakan hingga menjebol ventilasi dan gate 13 demi menyelamatkan diri dari engapnya gas air mata.

Peristiwa yang menguras air mata ini menyebabkan 131 orang meninggal dunia. Sementara itu, ada ratusan Aremania yang masih dirawat karena menderita luka saat kejadian.

Para suporter kehilangan 131 'saudaranya'. Banyak nyawa hilang membuat duka menyelimuti para Aremania. Air mata yang bercucuran dari pemain Arema FC di tengah stadion pun tidak mampu mengembalikan nyawa-nyawa korban yang kebanyakan remaja dan anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pantauan detikJatim di gate 13, tampak pintu tribun penyok. Pintu setinggi lebih 3 meter itu penyok keluar, seperti usai didorong dari dalam stadion. Sedangkan pintu warna biru, tampak ada coretan warna merah bertuliskan 'RIP'. Diduga di pintu ini, korban banyak yang meninggal karena terjebak.

Di gagang pintu itu, tampak tergantung syal Aremania dan bunga-bunga di lantai. Selain itu tampak kertas putih bertuliskan 'Stop Brutality Police' yang ditempel bergambar seorang pria menggendong anak-anak yang terjebak saat ada gas air mata disemprotkan di tribun. Duka terasa saat mengunjungi gate 13.

ADVERTISEMENT

Sementara, tembok ventilasi di samping pintu tribun tampak berlubang. Entah sudah berlubang sebelum tragedi atau dijebol penonton yang terjebak di dalam dan berusaha keluar. Tampak pula 2 T-shirt di tembok berlubang tersebut. Di bawahnya tampak coretan tulisan "Selamat Jalan Saudaraku, 1-10-2022".

"Waktu datang sebelum kejadian kemarin, pintu ini baik-baik saja, tidak penyok. Kalau rusak karena kejadian kemarin dipastikan iya, tembok itu lubang ya karena kejadian kemarin," tegas salah satu suporter, Nursalim ditemui di lokasi Stadion Kanjuruhan.

warga berdoa di pintu 13 stadion kanjuruhanWarga berdoa di pintu 13 Stadion Kanjuruhan Foto: Muhammad Aminudin

Tak hanya itu, di gate tersebut juga tersemai bunga-bunga yang sudah layu. Bunga-bunga tersebut tampaknya ikut bersedih atas tragedi yang melayangkan ratusan nyawa.

Selain itu, ratusan ucapan duka cita berjajar di sekitaran Stadion Kanjuruhan usai tragedi. Karangan bunga itu berasal dari berbagai elemen, baik organisasi massa, kepemudaan, komunitas, pejabat, hingga kelompok suporter dari berbagai daerah.

Pantauan detikJatim di lokasi, Rabu (5/10/2022) pagi, banyak karangan bunga diletakkan di sekitar patung Singa yang berada di luar stadion. Menurut warga karangan bunga ucapan duka cita sudah berdatangan sejak Senin (3/10/2022).

"Sudah banyak datang sejak dua hari lalu," tambahnya

Gate ini juga menjadi atensi Presiden Joko Widodo. Kemarin (5/10), setelah menjenguk korban luka hingga ahli waris Tragedi Kanjuruhan, Jokowi meninjau Stadion Kanjuruhan. Jokowi sempat berkeliling mengamati secara langsung sejumlah penjuru stadion.

Jokowi juga melihat gate atau pintu gerbang yang sempat terkunci hingga membuat para Aremania berdesakan sampai tewas saat hendak keluar di tengah guyuran gas air mata.

Usai berkeliling, Jokowi menyampaikan beberapa hal. Salah satunya, ia ingin melakukan audit secara total hingga revitalisasi stadion.

Presiden Jokowi meninjau Stadion Kanjuruhan, MalangPresiden Jokowi meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

"Saya datang ke Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang untuk mendapatkan gambaran, gambaran lapangan tentang peristiwa tanggal 1 Oktober Malang di sini," kata Jokowi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Rabu (5/10/2022).

Jokowi mengatakan, pihaknya ingin investigasi yang dilakukan TGIPF segera membuahkan hasil.

"Yang kedua telah dibentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Pak Menko Polhukam. Kita harapkan nantinya tim ini segera bisa menyelesaikan tugasnya, sehingga kita tahu betul penyebab utama dari tragedi tanggal 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang," imbuhnya.




(hil/fat)


Hide Ads