Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) lalu, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan Aremania. Ini karena sebanyak 125 orang menjadi korban meninggal dunia.
Ungkapan doa dan simpati terus mengalir kepada korban. Keprihatinan yang mendalam membuat masyarakat sekitar Malang Raya berdatangan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupatan Malang.
Dari pantauan detikJatim, banyak warga masyarakat, maupun suporter Aremania dan Aremanita mendatangi Gate 11,12 dan 13 yang menjadi saksi bisu Tragedi Kanjuruhan. Banyak bunga ditaburkan oleh warga, syal, sepatu-sepatu, bendera hingga jersey Arema berada di situ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya di gate 11,12 dan 13. Warga yang hadir di Stadion Kanjuruhan juga melakukan tabur bunga di monumen patung singa yang berada di depan Stadion Kanjuruhan itu.
Lokasi itu juga menjadi tabur bunga dan warga untuk mendoakan korban. Di sana juga ada karangan bunga kedukaan dari berbagai suporter di Indonesia.
Salah satu suporter Aremania, Oki Arianto mengaku sengaja menyempatkan waktu datang ke Stadion Kanjuruhan. Warga Sumber Pucung itu mengaku ada salah satu temannya yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
"Iya ini tabur bunga dan mendoakan. Waktu itu saya tidak datang nonton pertandingan. Teman saya satu yang tidak tertolong (meninggal) pada saat kejadian itu. Semoga para korban, tenang di tribun barunya," kata Oki sembari menitikkan air mata kepada detikJatim, Selasa (4/10/2022).
Hal yang sama diungkap oleh Maria salah satu pendukung Arema FC, ia datang bersama tiga temannya mendatangi Stadion Kanjuruhan dan berdoa gate 11,12 dan 13.
"Kedatangan saya ini mendoakan dan banyak teman-teman di media sosial ingin tahu kondisi yang sebenarnya. Karena saya ada di Malang, saya ke sini," ujar Maria.
Maria mengaku semasa kecil hingga duduk di bangku kuliah selalu datang di stadion bersama ayahnya untuk mendukung Arema. Ia pun mengaku sedih melihat Tragedi Kanjuruhan ini.
"Melihat kejadian ini saya menangis. Dari kejadian ini, saya harapkan suporter-suporter yang senior, mau mendidik (edukasi) suporter yang junior," tutur Maria.
Maria berharap dengan adanya edukasi suporter Aremania yang lebih senior dan lebih didengarkan oleh suporter yang lainnya agar memberikan edukasi kedewasaan dalam bersikap.
"Jadi edukasinya memang kurang. Utamanya bagaimana kalau kesebelasan kesayangan menang, apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan. Ketika kalah pun, apa yang dilakukan, apa yang boleh, apa yang tidak, itu mereka tidak ada. Saya harapkan, suporter-suporter Arema yang suaranya didengarkan itu," ungkap Maria.
Dengan kejadian ini, Maria berharap bisa menjadikan dunia sepakbola Indonesia menjadi lebih maju dan lebih baik.
"Ini pembelajaran buat semua sih, banyak lini yang kena, saya yakin banyak sekali, mungkin untuk pengamanan, antisipasi segala macam dan rule-rule yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan,"
"Ketika pun chaos atau pun apa, itu harus dijalankan secara benar. Semoga kejadian di Arema ini banyak lini yang berubah lebih baik. Jadi teman-teman kita yang telah meninggal dunia tidak sia-sia. Dan butuh perubahan banyak," tandas Maria.
(abq/iwd)