Sekitar 500 pecinta sepakbola dari berbagai elemen suporter kompak mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan, Malang. Mereka juga menyampaikan 3 aspirasi kepada pemerintah untuk sepakbola di Indonesia lebih baik.
Doa bersama digelar di depan Kantor Pemkot Mojokerto, Jalan Gajah Mada. Ratusan muda-mudi datang ke tempat ini dari suporter klub sepakbola berbeda-beda. Mulai dari MP Loyalis pendukung PS Mojokerto Putra, The Jakmania pendukung Persija, Viking pendukung Persib Bandung, Bonek suporter Persebaya, serta Aremania suporter Arema FC.
Doa untuk Sepakbola Indonesia ini diinisiasi Ultras Garuda Mojokerto. Yaitu pendukung setia Timnas Indonesia dari Bumi Majapahit. Ratusan suporter yang datang kompak menanggalkan atribut masing-masing. Sehingga suasana guyup rukun begitu kental. Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria turun langsung mengawal aksi doa bersama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin memberikan kesempatan dengan mengawal dan mendampingi kegiatan teman-teman suporter melaksanakan doa bersama dengan menyalakan lilin sebagai bentuk kepedulian antar elemen suporter terhadap korban tragedi Kanjuruhan," kata Wiwit kepada detikJatim di lokasi, Senin (3/10/2022).
Puluhan anggota Polres Mojokerto Kota dan TNI diterjunkan mengawal aksi doa bersama ratusan suporter. Petugas sempat menutup separuh Jalan Gajah Mada selama acara berlangsung. Sehingga doa bersama berlangsung khidmat dan tertib.
Doa untuk Sepakbola Indonesia diawali dengan orasi dari masing-masing perwakilan suporter. Mereka bergiliran menyampaikan aspirasi kepada pemerintah agar sepakbola di tanah air menjadi lebih baik. Selanjutnya ratusan suporter mendoakan 125 Aremania yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.
Mereka lantas kompak menyalakan lilin sembari menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan Indonesia Raya. Disusul mars masing-masing suporter. "Kali ini kami mendoakan para korban Kanjuruhan Dissaster agar tenang dan supaya sepakbola Indonesia lebih maju lagi," terang Koordinator Doa untuk Sepakbola Indonesia dari Ultras Garuda Mojokerto Defy Firman.
Defy menjelaskan ratusan suporter Mojokerto malam ini juga menyampaikan 3 aspirasi kepada pemerintah. Pertama, mereka meminta tragedi Kanjuruhan yang menelan 125 korban jiwa diusut sampai tuntas. Kedua, pemerintah harus mengevaluasi total panpel, PSSI dan kinerja aparat keamanan untuk mencegah tragedi serupa terulang.
"Kami juga meminta segera hentikan pertandingan malam. Karena berbahaya sekali untuk anak-anak dan perempuan, serta tidak nyaman untuk para pendukung. Kami sudah protes, tapi PSSI mengabaikannya. Dari hasil kajian kami, mereka mengutamakan prime time penyiaran," tandasnya.
(dpe/iwd)