Sedih Seorang Ayah yang Harus Kehilangan Putrinya dalam Tragedi Kanjuruhan

Sedih Seorang Ayah yang Harus Kehilangan Putrinya dalam Tragedi Kanjuruhan

Deny Prastyo Utomo - detikJatim
Senin, 03 Okt 2022 22:59 WIB
Sugeng yang kehilangan seorang putri, meninggal dalam tragedi Kanjuruhan
Sugeng yang kehilangan seorang putri, meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Malang -

Sugeng (52) tak menyangka putrinya menjadi salah satu dari 125 korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Warga Desa Samaan, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang itu meminta tragedi sepak bola seperti itu tidak terulang lagi. Cukup dialami putrinya.

"Kejadian seperti ini yang terakhir. Jangan sampai terulang lagi. Cukup putri saya. Mungkin ini kesalahan orang tua kayak saya. Tak bisa menjaga anak." kata Sugeng kepada wartawan, Senin (3/10/2022)

Saat mengucapkan kalimat itu kepada wartawan di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Malang, Sugeng tak kuasa menahan air matanya yang mulai menitik. Ia telah kehilangan Alvinia Maharani Putri (20), putri kedua dari tiga anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya kan perempuan. Nggak mungkin lari ke settle ban. Nggak mungkin anak saya lari ke depan, ke lapangan hijau. Tidak mungkin! Anak saya ini ada di Tribun 4," kata Sugeng.

Usai melihat jenazah putrinya Sugeng juga meyakini bahwa putrinya meninggal bukan karena terinjak-injak suporter lainnya. Ia yakin bahwa putrinya meninggal karena terkena gas air mata.

ADVERTISEMENT

"Saya lihat kondisi anak saya, itu bukan karena terinjak, bukan karena desakan (suporter). Kayak ada bintik-bintik merah itu kayak kena gas air mata. Dan kebetulan kakaknya juga seorang relawan itu tahu, gas air mata yang ditembakkan bukan sembarangan gas air mata," kata Sugeng.

Sugeng terakhir kali bertemu putrinya saat berpamitan kepadanya, bersama empat kawannya, mau menonton laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Berangkat sama temannya, pamit sama temannya. Kakaknya juga ikut nonton waktu itu, cuman terpisah. Adiknya di VIP, kakaknya yang meninggal ini di tribun 4. Terus kakaknya yang laki-laki juga di tribun 4, tapi bisa lolos," kata Sugeng.

Ia mendapat kabar bahwa putrinya turut menjadi korban tragedi itu dari tetangganya. Ia didatangi ke rumahnya lalu tetangganya menunjukkan foto anaknya saat ada di salah satu rumah sakit di Kepanjen, Malang.

"Temannya itu kirim foto, tapi ke tetangga. Terus bilang, pak ini benar Nia? Iya benar. Sekarang ada di rumah sakit. Langsung saya berangkat," kata Sugeng.

Saat mendatangi rumah sakit, Sugeng mengaku barang-barang milik anaknya hilang. Mulai dari indentitas, tas, juga sejumlah perhiasan.

"HP, tas, perhiasan hilang semua. Saat itu saya bawa foto copy KK (kartu keluarga), alhamdulillah anak saya bisa dikenali dan memang itu anak saya," kata Sugeng.

Sugeng memakamkan putrinya di pemakaman umum Desa Samaan, Lowokwaru, Kota Malang. Ia datang ke Kantor Kecamatan Lowokwaru itu untuk menerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial senilai Rp 15 juta.




(dpe/iwd)


Hide Ads