Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto datang ke Malang untuk mengawal proses investigasi tragedi Kanjuruhan. Ia juga datang untuk melihat langsung apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu lalu.
Albertus sempat mendatangi Polres Malang untuk meminta penjelasan dari polisi terkait peristiwa yang telah terjadi di Stadion Kanjuruhan hingga menewaskan 125 orang tersebut.
Ia mengatakan dirinya sudah menemui sejumlah pihak seperti penonton, panitia pelaksana, juga polisi. Polri menurutnya juga sudah bekerja ekstra saat pertandingan, tapi tragedi itu tak bisa dihindari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menjadi pelajaran agar tidak terjadi lagi. Kami ingin melakukan pengecekan langsung ke lapangan, dan laporan resmi sudah masuk ke kami. Kami ingin berdialog langsung dengan korban, penonton, dan kami ingin bertemu dengan para suporter," katanya, Senin (3/10/2022).
Ia menilai sepak bola di Indonesia sebetulnya dimaksudkan sebagai salah satu bentuk media hiburan. Ia juga sudah tahu kebijakan dari KONI bahwa sepak bola adalah olahraga industri sehingga tujuannya untuk menghibur masyarakat.
"Namun, akibat kejadian ini, jangan sampai menjadi monster yang mengerikan. Kemarin ada beberapa dugaan-dugaan yang sudah dilakukan tim Irsus. Dan tupoksi kami sebagai pengawas fungsional kinerja Polri, kami ingin melihat detail apa yang sebetulnya kemarin dipersiapkan, dilakukan, dan dievaluasi agar kejadian ini tak terulang lagi," katanya.
Presiden menurutnya telah memberikan atensi sangat besar sekali terhadap kasus Tragedi Kanjuruhan, sehingga Mahfud Md juga sudah membentuk tim khusus.
Pembentukan itu, kata Albertus, bukan untuk mencari siapa yang salah atau benar, tetapi tujuannya ingin menjadi pembelajaran bahwa olahraga sepak bola, adalah olahraga yang paling diminati warga indonesia.
"Kompolnas akan terbuka dan tidak akan ada yang ditutupi. Ini akan berjalan sesuai arahan dari ketua kompolnas. Dan nanti kami lihat secara seksama bahwa ini menjadi pelajaran untuk kita semua," tutur Albertus.
Terkait 18 anggota polisi yang diperiksa, Albertus menyebutkan pemeriksaan terhadap anggota polisi menjadi wewenang Propam Polri. Pihaknya akan memantau apa saja yang diperiksa hingga hasil pemeriksaan itu.
"Pemeriksaan bukan hanya melihat benar salah tetapi melihat fakta-fakta yang ada. Artinya kami tetap awasi kinerja Polri dalam kasus ini," jelas dia.
Kompolnas sendiri ingin mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri. Dia berharap dengan adanya pemeriksaan yang dilakukan Irsus, Propam, dan Bareskrim semua pihak akan menemukan formulasi.
"Apapun pertandingan yang digelar di Indonesia, baik tingkat nasional-internasional yang bekerja untuk pengamanan adalah polisi. Polisi memang harus kita bekali betul, beri kepercayaan, dan kita dorong mereka tetap profesional," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar polisi dan suporter bisa bekerja sama dengan baik saat pertandingan sepak bola berlangsung. Sebab dalam pengamanan itu polisi tidak akan bisa bekerja dengan profesional jika ada aksi anarkis dari para suporter.
"Mohon juga teman teman ketika menjadi suporter memberi dukungan, dengan cara tertib dan menjaga kondusifitas selama pertandingan sepak bola," tutup Alebertus.
(dpe/iwd)