Laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Sabtu malam berujung pilu. Telah dipastikan sebanyak 125 orang menjadi korban jiwa dalam peristiwa kerusuhan pascalaga itu. Termasuk di antaranya seorang balita berusia 4 tahun.
Sejumlah suporter Aremania telah menceritakan kesaksian peristiwa mencekam itu. Mulai dari turunnya para suporter untuk meluapkan kekecewaan, hingga tindakan represif kepolisian yang berujung pelepasan gas air mata ke tribun.
Tragedi di Kanjuruhan Malang telah menjadi perhatian, tidak hanya publik secara nasional tapi juga internasional. Pihak Amnesty International tengah menyoroti penggunaan gas air mata untuk menghalau suporter di Kanjuruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, Komnas HAM juga telah menerjunkan tim ke Malang untuk melakukan investigasi. Sedangkan kemarin, Ombudsman RI Perwakilan Jatim juga menyatakan segera melakukan investigasi atas inisiatif sendiri.
Polri hari ini juga mulai memeriksa belasan personel terkait kejadian Sabtu malam hingga Minggu pagi itu. Setidaknya sudah ada 18 anggota polisi yang diperiksa Itsus dan Propam Polri.
Pada hari ini juga Komisi Disiplin PSSI terjun ke lapangan untuk melihat langsung pengelolaan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Mereka meneliti, terutama di 4 pintu keluar tribun yang dianggap menyebabkan jatuhnya banyak korban.
Kesaksian suporter soal peristiwa mencekam di tribun tersebut tentu akan menjadi bahan pertimbangan investigasi semua pihak. Aremania yang tengah berduka telah menyatakan harus ada yang bertanggung jawab atas peristiwa menyesakkan dada itu.
Berdasarkan data korban jiwa Tragedi Kanjuruhan yang diterima detikJatim Minggu (2/10) malam, dari total 125 korban tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, puluhan di antaranya adalah korban perempuan dan anak-anak.
Seorang balita laki-laki berusia 4 tahun berinisial MVP yang diketahui berdomisili di kawasan Blimbing, Malang turut menjadi korban tewas akibat kejadian itu. Selain itu ada 7 orang anak berusia di bawah 15 tahun yang juga dinyatakan meninggal.
Berikutnya juga ada 25 remaja berusia di bawah 18 tahun meninggal, serta sebanyak 35 orang perempuan meninggal akibat peristiwa di Stadion Kanjuruhan.
Jumlah korban anak-anak itu masih bisa bertambah. Sebab, berdasarkan data 125 korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang diterima detikJatim, masih ada sebanyak 20 orang yang tidak tercatat usianya.
Kementerian PPPA turut menyoroti Tragedi Kanjuruhan. Baca lengkap di halaman selanjutnya.
Sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) menyebutkan hingga Minggu siang ada sebanyak 17 anak meninggal dalam tragedi itu.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KPPPA, Nahar mengatakan sedikitnya 17 anak yang meninggal dan 7 anak mengalami luka-luka hingga saat ini. Data tersebut kemungkinan bisa bertambah.
"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan 7 dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," kata Nahar dilansir dari detikNews, Minggu (2/10).
Sementara itu pihaknya mengimbau keluarga yang kehilangan anak-anaknya dalam peristiwa itu agar melapor.
"Diimbau yang kehilangan anggota keluarganya, termasuk anak-anak yang menonton atau ada di sekitar tempat kejadian agar melapor dan menginformasikan data anak atau keluarganya yang hilang," papar Nahar.
Menurut Nahar, masih ada beberapa anak yang menjadi korban insiden berdarah itu belum diketahui identitasnya. Anak-anak yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun.
"Kami terus memastikan data berapa anak yang meninggal, yang luka dan perlu perawatan fisik dan psikis lanjutan," katanya.
Sebelumnya, tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan menyebabkan 125 orang meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan ini menjadi kabar duka bagi dunia sepakbola Tanah Air. Kericuhan bermula saat para suporter turun ke lapangan usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya.
Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi. Aparat berupaya menghalau mereka hingga menembakkan gas air mata. Tidak hanya ke lapangan, seperti terlihat dalam banyak video yang beredar, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun.
Berikut ini rincian data 125 korban meninggal Tragedi Kanjuruhan yang dihimpun detikJatim
Perempuan: 35 orang
Bayi di bawah 5 tahun: 1 orang
Anak di bawah 15 tahun: 7 orang
Remaja di bawah 18 tahun: 25 orang
Usia 18-45 tahun: 72 orang
Usia tidak tercatat : 20 orang