Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya menyisakan luka dalam bagi dunia sepakbola Tanah Air. Banyak pencinta sepakbola Indonesia yang patah hati. Sebanyak 125 orang tewas dalam tragedi tersebut.
Salah satu pemicu jatuhnya ratusan korban adalah tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun penonton. Penonton yang panik lantas berebut keluar stadion. Mereka tak berdesak-desakan, saling injak, hingga bertaruh nyawa agar bisa keluar dengan selamat
detikJatim menghimpun fakta-fakta Tragedi Kanjuruhan yang memilukan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Korban luka dan meninggal Tragedi Kanjuruhan capai 448 Orang
Menko PMK Muhajir Effendy menyampaikan hasil akhir pendataan korban tragedi Kanjuruhan. Dia menyebutkan 448 orang yang menjadi korban dalam peristiwa itu. Baik yang meninggal maupun mengalami luka.
"Hasil akhir dari korban yang sudah diverifikasi semua pihak termasuk Polri dan penyelenggara ada 448 korban," ujarnya usai melakukan rapat koordinasi di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang, Minggu malam (2/10/2022).
Muhajir merinci dari 448 korban itu, sebanyak 302 orang di antaranya mengalami luka ringan dan 21 orang luka berat. Sementara 125 orang meninggal dunia.
"Dengan penjelasan ini saya harap tidak ada lagi spekulasi," kata dia.
2. Korban berasal dari berbagai daerah di Jatim
Korban luka-luka maupun meninggal dunia merupakan suporter Arema FC dan 2 Polisi. Mereka tidak hanya berasal dari Malang Raya.
Ada juga korban yang berasal dari daerah lainnya. Seperti Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Magetan, Jombang, Magetan, dan Probolinggo. Masih ada kemungkinan korban lain yang berasal dari daerah.
Salah satu korban jiwa Tragedi Kanjuruhan adalah remaja asal Jombang, Muhammad Irsyad Aljuned (17). Jenazah pelajar kelas 3 SMK itu dimakamkan di makam Islam Dusun Mernung Lor pukul 16.15 WIB.
Kepala Dusun Mernung Lor Iswandi mengatakan Irsyad berangkat ke Malang bersama adiknya untuk menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Tepatnya pada Sabtu (1/10/2022) pagi. Irsyad menonton pertandingan bersama 2 saudara sepupunya.
"Irsyad nonton bersama dua saudara sepupunya, satu perempuan dan satu laki-laki. Dua sepupunya juga menjadi korban meninggal," terangnya.
3. 10 mobil polisi rusak
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang ini juga berimbas pada rusaknya 13 mobil. Belasan mobil tersebut terdiri dari mobil polisi dan mobil pribadi.
"13 mobil yang rusak," ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada wartawan di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).
Dari 13 mobil yang rusak, 10 di antaranya adalah mobil dinas milik Polri. Seperti mobil patroli, truk Brimob, patwal, dan K9. Sementara sisanya adalah mobil pribadi.
4. Pemicu tewasnya suporter Arema
Dalam kesempatan ini, Nico mengungkapkan penyebab besarnya jumlah korban meninggal dunia. Ia menyebut, banyaknya korban karena terjadi penumpukan massa.
"Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas kekurangan oksigen," kata Nico.
Sementara itu, kisah penonton yang sesak napas juga diungkap oleh Muhammad Reko Septiyan (19) sebagai salah satu korban luka-luka dari Tragedi Kanjuruhan, Malang. Pada 1 Oktober malam itu, dia berada dalam kondisi mencekam di tribun 12.
Ayah Reko bernama Faisal bercerita kepada detikJatim bahwa anaknya terjebak bersama kawan-kawannya di tribun itu. Situasi berubah berbahaya setelah pertandingan Arema vs Persebaya selesai. Dari teman putranya, ia mendapat cerita bahwa polisi menembakkan gas air mata secara langsung ke arah tribun tempat mereka berada.
"Menurut cerita teman-teman anak saya, saat kerusuhan terjadi polisi menembakkan beberapa kali gas air mata. Salah satunya ke tribun 12, tempat anak saya menonton pertandingan," kata Faisol, Minggu (2/10).
Setelah gas air mata itu ditembakkan, banyak penonton yang pingsan karena sesak napas. Pekatnya asap gas air mata membuat penonton lain panik dan berdesakan mencari jalan keluar. Belum lagi, banyak penonton yang pingsan.
Baca Fakta tentang Keputusan PSSI usai Tragedi Kanjuruhan dan Pernyataan Presiden FIFA di halaman selanjutnya
5. 2 keputusan PSSI usai Tragedi Kanjuruhan
PSSI menyampaikan 2 keputusan awal terkait Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang. Keputusan itu diambil karena Tragedi Kanjuruhan dinilai sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.
"Kami langsung mengambil langkah yang pertama adalah sudah dipastikan Arema tidak boleh lagi bermain di Stadion Kanjuruhan selama musim ini berlangsung," ungkap Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan saat jumpa pers di Stadion Kanjuruhan dilansir detikJatim, Minggu (2/10/2022).
Dengan keputusan ini, Arema tidak akan menjadi tuan rumah di sisa Liga 1 musim ini. Saat ini Liga 1 baru memasuki pekan ke-11 sehingga masih ada 23 laga lagi.
Selain itu, Iriawan juga menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi dan evaluasi. Termasuk akan bekerja dengan kepolisian untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan.
"Kemudian, satu minggu ke depan laga dihentikan. Kita menunggu hasil investigasi yang kita lakukan," bebernya.
6. Kapolri janji usut tuntas Tragedi Kanjuruhan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Dia menyatakan, Polri akan melakukan audit standar operasional prosedur atau SOP yang diterapkan para personel. Hal itu menyusul penggunaan gas air mata saat menangani massa dalam Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, yang menewaskan ratusan orang.
"Tim tentunya akan mendalami terkait SOP dan tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh Satgas atau pun tim pengamanan yang melaksanakan tugas pada saat pelaksanaan pertandingan. Tentunya tahapan-tahapan yang ada akan dilaksanakan audit," kata Listyo di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (10/9/2022).
Selain itu, Listo juga memastikan bahwa tim yang diterjunkan ke lokasi akan mendalami semua hal. Hasil pendalaman itu sekaligus menjadi bagian dari proses investigasi yang dilakukan. Polisi juga akan melaksanakan pemeriksaan terhadap pihak lain yang dianggap terlibat dalam penyelenggaraan laga Arema FC kontra Persebaya.
7. Presiden FIFA sorot Tragedi Kanjuruhan
Presiden FIFA, Gianni Infantino mengucapkan duka cita terkait Tragedi Kanjuruhan. Pihaknya menyebutkan, tragedi itu menjadi hari yang gelap untuk dunia sepakbola.
Dilansir dari situs resmi FIFA, Gianni Infantino selaku Presiden FIFA mengucapkan belasungkawa. Gianni begitu terpukul mendengar tragedi yang menelan banyak korban jiwa pada Tragedi Kanjuruhan.
"Dunia sepakbola sedang syok menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujarnya seperti yang dilihat detikSport pada Minggu (2/10/2022).
"Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepakbola dan sebuah tragedi memilukan," tambahnya.
8. Awal meletusnya kerusuhan di Kanjurahan
Kerusuhan itu terjadi setelah Arema menelan kekalahan 2-3 dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam. Kemenangan di Kanjuruhan ini adalah yang perdana bagi Persebaya setelah 23 tahun.
Kericuhan bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak berebut keluar stadion.