Tragedi Kanjuruhan telah mencoreng nama sepakbola Indonesia. Kejadian ini telah menewaskan 125 orang. Kondisi stadion pun saat ini porak-poranda imbas dari kejadian itu.
Peristiwa itu terjadi usai laga Arema Fc vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam. Kejadian diakibatkan para suporter berdesakan keluar stadion karena panik setelah tembakan gas air mata terlihat di mana-mana.
Seperti apa kejadian tersebut? Simak kilas balik kondisi Stadion Kanjuruhan saat kerusuhan terjadi:
1. Pukul 22.04 WIB: Laga Usai, Sebagian Aremania Turun ke Lapangan
Big match tersebut berakhir pada pukul 22.04 WIB. Seperti pada laga-laga sebelumnya, usai laga, segenap pemain Arema berkumpul untuk menyapa Aremania di tribun.
Satu menit berselang, skuad Arema menuju ke ruang ganti. Namun sejumlah suporter turun ke lapangan. Menurut Kapolda Jatim Nico Afinta, ada 3 ribuan suporter yang turun ke lapangan.
"Kami juga ingin menyampaikan bahwa dari 40 ribu penonton yang hadir kurang lebih, tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap di atas (tribun)," kata Nico, Minggu (2/10/2022).
Pihak kepolisian mencoba mendorong suporter dari lapangan. Namun suporter yang turun malah lebih banyak.
2. Pukul 22.09 WIB: Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Polisi menembakkan gas air mata pukul 22.09 WIB. Awalnya, gas air mata hanya ditembakkan di area lapangan.
Namun setelah itu, polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun 11 dan 12. Gas air mata ditembakkan berulang kali.
Suporter di tribun panik. Mereka mulai bergerak menuju pintu keluar untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Karena berdesak-desakan, banyak suporter terjatuh dan terinjak-injak. Sebagian juga terlihat pingsan. Mereka yang pingsan lalu dievakuasi oleh suporter lainnya ke luar stadion.
Simak video 'Arahan Pemerintah Menyusul Tragedi Kanjuruhan Malang':
Baca sebagian suporter mulai terkapar dan mobil-mobil dibakar pada halaman selanjutnya
(hse/fat)