KPU Jatim telah menggelar debat kedua Pilgub Jatim 2024, Minggu, (3/11). Dalam pelaksanaan debat ini, Pengamat Politik Universitas Brawijaya, Taufik Akbar menilai debat kedua lebih menarik hingga masyarakat Jatim cenderung memilih pemimpin yang soft.
"Debat kedua ini lebih menarik dibandingkan debat pertama, di debat kedua ini saling sindir, saling sentil itu muncul kemarin. Salah satunya dari Luluk, paslon 01 yang terasa sentilannya terutama kepada Khofifah maupun Emil dengan berbagai data yang diungkapkan," kata Taufik Akbar saat dikonfirmasi detikJatim, Senin, (4/11/2024).
Meski begitu, serangan yang dilangsungkan oleh paslon 01, Luluk-Lukman tidak terlalu berdampak. Taufik melihatnya pada Pilpres kemarin yang mana Prabowo diserang habis-habisan. Dari contoh tersebut, terbukti masyarakat cenderung memilih Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tidak menjadi rumus yang baku, seperti Pilpres kemarin yang hampir Prabowo diserang. Itu kan kemudian masyarakat lebih pada memilih Prabowo. Artinya, memang bukan menjadi kesimpulan umum, sehingga menurut saya masyarakat Jatim sendiri lebih menyukai tokoh yang lebih soft, tidak kemudian yang agresif menyerang," urainya.
Taufik juga menyinggung elektabilitas dalam lembaga survei LSI. Dalam survei tersebut, menempatkan Luluk masih di bawah 2 persen. Sehingga cukup jauh kalau harus melewati posisi Risma-Gus Hans maupun posisi Khofifah-Emil.
"Merujuk pada sisa waktu kampanye sampai tanggal 27 November. Ada sekitar 20 harian, untuk meraih ketertinggalanelektabilitas daripaslon 02 saya rasa berat sekali. Terutama padapaslon 01, akan berat sekali. BuRisma sendiri dan Gus Hans dengan sekitar 20 persen lebih itu juga dari sisa waktu ini akanngos-ngosan untuk mengejar," tambahnya.
Lebih lanjut, Taufik tetap mempercayai mesin politik PDIP yang dianggapnya cukup bagus. Untuk mengptimalkan mesin PDIP harus menjadi hal yang dilakukan. Namun, perlu diingat dalam pemilihan Gubernur, lebih dilihat pada tokoh.
"Tokoh tidak bisa dipungkiri, menilai ketokohan akan diamati masyarakat. Misal kalau kemudian melihat pada Approval Rating Khofifah 88 persen sekian dari lembaga survei, itu menunjukkan kepuasan dari kinerja petahana. Ini linier dengan yang namanya elektabilitas, ini yang menjadi sesuatu yang harus diingat oleh masyarakat Jatim," tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(abq/iwd)