Puluhan warga Bojonegoro yang tergabung dalam Forum Pembela Demokrasi Bojonegoro (FPBD) demo di depan kantor KPU Bojonegoro.
Dengan menggunakan kostum serba hitam dan membawa belasan poster dan satu spanduk tuntutan, mereka bergantian orasi menuntut KPU Bojonegoro terbuka dan fair dalam pilkada kali ini.
Dalam spanduk yang dibentangkan para pengunjuk rasa ini terdapat tiga poin tuntutan yakni KPU Bojonegoro harus meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Bojonegoro atas kelalaian dan ketidakmampuannya dalam melaksanakan debat publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, KPU Bojonegoro dituntut harus lebih adil, tegas, transparan dan profesional. Serta KPU juga jangan mempermainkan demokrasi dan membodohi masyarakat Bojonegoro.
Sementara itu, beberapa poster yang dibeber para demonstran di antaranya berbunyi, Ketua KPU Wani Piro?, KPU tidak Profesional, Selamatkan Demokrasi.
Salah satu pendemo, Yulianto, menilai KPU Bojonegoro tidak melaksanakan kerja secara adil dan tidak profesional. Ia menuntut KPU Bojonegoro harus meminta maaf.
"Para komisioner KPU Bojonegoro harus meminta maaf kepada warga Bojonegoro, karena mereka bekerja tidak profesional dalam menjalankan tugasnya," ucap Yulianto, Senin (04/11/2024).
Bahkan KPU Bojonegoro, lanjutnya, juga dianggap malah menjadi pemicu kegaduhan karena kisruhnya debat publik yang pertama dan hingga saat ini belum jelas kapan debat publik akan kembali digelar. Sehingga mengingkari janji dalam mewujudkan pilkada damai.
Menanggapi unjuk rasa ini, Ketua KPU Bojonegoro, Robby Adi Perwira, meminta maaf kepada masyarakat atas kinerja pihaknya yang dianggap tidak profesional.
"Kami sudah berusaha menjalankan tugas semaksimal mungkin dan kami juga telah memfasilitasi para calon untuk menyampaikan visi dan misinya," ujar Robby.
KPU Bojonegoro juga berjanji akan bekerja lebih maksimal dalam mengemban tugas sebagai penyelenggara pilkada tahun ini.
"Untuk debat publik kami berkoordinasi dengan KPU propinsi, dan KPU propinsi menyampaikan, waktu yang tinggal sebentar kok belum selesai desain debatnya. Maka dari itu kita diminta pertimbangan berpikir matang matang untuk dilanjutkan atau tidak. Artinya bukan memperhentikan tapi menunda," ucap Robby Adi Perwira.
Robby juga meminta dukungan dan doa kepada semuanya untuk bisa segera terlaksananya debat publik agar masyarakat bisa mengetahui dan mendengar visi misi para calon
"Kami mohon doanya semoga bisa segera merumuskan debat ini desainnya bisa saling menerima. Agar masyarakat bisa mendengarkan visi misi dari para calon. Itu yang kami harapkan," pungkas Ketua KPU Bojonegoro.
(abq/iwd)