Debat Pilgub Jatim kedua dilaksanakan Minggu (3/11/2024). Ketiga paslon peserta Pilgub Jatim 2024 yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, dan Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta telah menyampaikan visi-misi sesuai tema besarnya yakni tata kelola pemerintahan di awal menyampaikan pelayanan publik berbasis digitalisasi.
Paslon nomor urut 01 Luluk-Lukman mengunggulkan 1 layanan digital. Paslon nomor urut 02 Khofifah-Emil menyampaikan keberhasilan program yang telah dijalankan 5 tahun kepemimpinan mereka, dan Paslon nomor urut 03 Risma-Gus Hans mengunggulkan layanan digital lebih dekat hingga daerah terpencil mulai kelurahan.
Menurut Pengamat Tata Kota dan Transportasi dari ITS Putu Rudy Setiawan program pelayanan publik yang paling realistis dijalankan adalah pasangan Khofifah-Emil. Sebab, kata dia, keduanya sudah melaksanakan program layanan publik selama menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling realistis tentunya pasangan incumben, petahana, karena dia sudah melaksanakan. Dia klaim itu sebuah visi yang rasional, implementatif, karena sebagian besar sudah dilaksanakan, sudah dibangun, dikembangkan perspektif suplai," kata Putu saat dihubungi detikJatim, Senin (4/11/2024).
Putu juga mengomentari program dari pasangan nomor urut 03 Risma-Gus Hans. Meski Risma dari kalangan birokrasi, namun hanya menguasai tingkatan kota atau kabupaten.
"Pada tingkatan provinsi yang mengoordinasikan 38 kabupaten/kota, belum tentu juga. Menurut saya yang paling menguasai paslon nomornurut 02, karena dia incumben," tambahnya.
Ia juga menilai program yang dimiliki oleh pasangan nomor urut 01 Luluk-Lukman. Di mana yang disampaikan baru ide yang belum berlaku, serta bukan dari kalangan birokrasi.
"Paslon nomor 02 menurut saya masih berangan-angan, masih beride secara imajinatif dan membandingkan, dia berkonsep dan berteori. Tetapi belum tentu applicable. Implementatif atau tidak kan belum tentu tahu dia. Karena dia belum punya pengalaman di birokrasi," pungkasnya.
Tema debat kedua Pilgub Jatim 2024 ini adalah 'Tata Kelola Pemerintah yang Efektif dan Inovatif Serta Pelayanan Publik Yang Inklusif'. Tema besar ini terbagi dalam 8 sub tema. Pertama soal 'Budaya dan Birokrasi Modern', kedua soal Inovasi Tata Kelola Pemerintahan.
Selanjutnya, sub tema ketiga adalah 'Pelayanan Publik Transparan, Inklusif, dan Berkeadilan', lalu 'Partisipasi Publik dan Pemberdayaan Masyarakat', kemudian 'Harmonisasi Produk Hukum Daerah dan Meaningful Participation'.
Kemudian, sub tema keenam adalah 'Optimalisasi Kewenangan Melalui Komunikasi dengan Pemerintahan Pusat dan Daerah', lalu 'Tata Kelola yang Menghargai dan Melindungi Keberagaman', serta terakhir 'Mitigasi Bencana dan Bantuan Sosial yang Berkeadilan'.
Tidak seperti debat perdana, jumlah pendukung masing-masing paslon kali ini dibatasi 100 orang. Pada debat perdana, batas maksimal pendukung untuk masing-masing paslon yang diizinkan masuk ke venue debat mencapai 150 orang.
Durasi waktu juga berbeda dibandingkan dengan debat pertama. KPU Jatim melakukan evaluasi bahwa durasi waktu untuk penyampaian visi-misi dinilai terlalu singkat. KPU pun menambah durasi untuk sesi tersebut.
"Durasi waktu yang kami evaluasi soal visi-misi dapat masukan dari masing-masing paslon, sesi awal penyampaian visi-misi debat pertama dirasa minim kali ini kami longgarkan," ujar Ketua KPU Jatim Aang Kunaefi.
Terkait kostum debat, Aang mengatakan, pada debat kedua ini tidak ada tema khusus. KPU membebaskan paslon menggunakan kostum sesuai dengan selera masing-masing. Sedangkan pada debat perdana, tema kostumnya yakni baju adat Jawa Timuran.
Sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU Jatim, debat Pilgub Jatim akan digelar 3 kali. Tiga paslon dengan cagub sama-sama perempuan mengikuti debat, yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Luluk-Lukmanul nomor urut 1 diusung PKB. Khofifah-Emil nomor urut 2 diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Gelora, PBB, PRIMA, Garuda, dan PKN. Terakhir nomor 3, Risma dan Gus Hans diusung PDIP, Hanura, dan Partai Ummat.
(ihc/fat)