Pada segmen ketiga, calon wakil gubernur paslon nomor 03 Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mendapatkan pertanyaan mengenai cara untuk meminimalisasi kesenjangan ekonomi antardaerah. Gus Hans menawarkan pembangunan-pembangunan infrastruktur out of the box.
Potensi ekonomi di Jawa timur sangat beragam baik dari aspek geografis maupun SDD, konsekuensinya terjadi kesenjangan pertumbuhan ekonomi antara daerah satu dengan yang lainnya. Bagaimana upaya paslon mengelola pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan agar kesenjangan antar daerah dan atau kelompok masyarakat dapat diminimalisasi.
Menurut Gus Hans, pemerataan ekonomi di Jawa Timur masih belum merata, karena masih berpusat pada aglomerasi tertentu, sehingga perlu diratakan. Dan, upaya ini tidak mudah tanpa adanya kemudahan akses yang ada di masyarakat, terutama infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin Bu Risma menyampaikan ketika turun ke lapangan, bagaimana akses dari Trenggalek menuju Pacitan ataupun dari Pacitan ke Ponorogo itu, bagaimana membuat orang mau datang ke sana dan berinvestasi ke sana. Misal, jalannya meliuk-liuk, kan itu rezekinya tidak akan lancar sesuai meliuk-liuknya jalan.
"Maka sebaiknya kita akan menginvestasikan infrastruktur yang tidak main-main, kita bikin terowongan, ini bukan menghayal Risma bikin alun-alin yang tidak ada satu-satunya di Indonesia, yaitu alun-alun di bawah jembatan jalan. Jadi, di tangannya Bu Risma, insyaallah yang orang lain anggap itu tidak mungkin, dengan Bu Risma insyaallah itu akan terjadi, dan ada buktinya," ungkap Gus Hans.
Ia pun memuji legacy yang ditinggalkan Tri Rismaharini, yang menurutnya masih bisa dibanggakan, dan masih ada sampai sekarang legacy tersebut. Ia menegaskan, pemerataan ekonomi harus ditingkatkan dengan cara harus adil dengan siapapun, kepada golongan manapun
"Jangan sampai kita membela golongan itu-itu saja. Sementara Jawa timur ini beraneka ragam, dan juga kultur pun sesuai apa yang ada di Jawa Timur, ada Pandalungan, Matraman, dan lain-lain," imbuhnya.
Menanggapi jawaban Gus Hans, cawagub paslon nomor urut 02 Emil Dardak, memamerkan infrastuktur yang dibangun pada era kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa. Salah satunya, ia menyontohkan, jembatan bagus di jalan Pacitan menuju Ponorogo, juga pembangunan akses jalan mencapai triliunan di Trenggalek ke Prigi.
"Ada peraturan presiden nomor 80 tahun 2019, bagian dari koordinasi maksimal antara gubernur Jawa timur dengan presiden Indonesia, maka Indonesia menyatakan ada tiga poros prioritas untuk membangun Gerbang Kertosusila atau metropolitan, akan tetap menjadi lokomotif, kata Emil.
"Tapi kita ingin jalur selatan dari Pacitan sampai ujung Banyuwangi harus bisa dituntaskan, dan itu komitmen besar, kita sudah melihat bagaimana exit tol Probolinggo jalannya sudah lebar hari ini, itu keberpihakan pada selatan. Lalu ada lingkar Bromo dan kepulauan Madura yang akses penyebrangannya juga sudah bagus," tambahnya.
Sementara cawagub nomor urut 01 Lukman Lukmanul Khakim menyinggung Perpres nomor 80 tahun 2019 terkait percepatan ekonomi pembangunan Jawa timur. Ia menyebutkan, dalam perpres tersebut, Jawa timur dibagi dalam lima hal. Pertama, Gerbang Kertosusila untuk kawasan industri, kemudian selingkar Wilis dan selatan untuk agro industri.
"Kemudian BTS Bromo Tengger Semeru untuk pariwisata, selingkar Ijen untuk pariwisata serta arus barang dan orang Bali dan Jawa. Madura dan kepulauan untuk industri perikanan dan peternakan. Karena itu, kalau kita konsisten mengeksekusi perpres nomor 80 tahun 2019 ini, Jawa Timur pasti bisa maju, Jawa Timur pasti bisa makmur," ucapnya.
Diberi kesempatan menanggapi jawaban Emil dan Lukmanul, Gus Hans menerangkan bahwa apa yang disampaikan Emil itu baru sebagian kecil. Pasalnya, infrastruktur itu bagian untuk menuju pemerataan ekonomi.
"Insyaallah kalau pelebaran jalan dan jembatan, siapa pun bisa, karena ada uangnya. Jadi problemnya adalah kita harus out off the box melakukan sesuatu yang kira-kira orang lain tidak terpikirkan, tapi bisa, dan Bu Risma sudah membuktikan," katanya.
"Meletakkan organisasi untuk turun ke wilayah masing-masing, kita berdayakan Bakorwil yang ada di sana. Sehingga infrastruktur yang ada di provinsi tidak terpusat di Surabaya saja, tapi kita libatkan Madiun, Jember, kita adakan di wilayah-wilayah lain, sehingga orang-orang mendapatkan kemurahan dan kemudahan akses informasi dan akses birokrasi tidak terlalu jauh menuju Surabaya, terutama warga Madura," pungkasnya.
Tema debat kedua Pilgub Jatim 2024 ini adalah 'Tata Kelola Pemerintah yang Efektif dan Inovatif Serta Pelayanan Publik Yang Inklusif'. Tema besar ini terbagi dalam 8 sub tema. Pertama soal 'Budaya dan Birokrasi Modern', kedua soal Inovasi Tata Kelola Pemerintahan.
Selanjutnya, sub tema ketiga adalah 'Pelayanan Publik Transparan, Inklusif, dan Berkeadilan', lalu 'Partisipasi Publik dan Pemberdayaan Masyarakat', kemudian 'Harmonisasi Produk Hukum Daerah dan Meaningful Participation'.
Kemudian, sub tema keenam adalah 'Optimalisasi Kewenangan Melalui Komunikasi dengan Pemerintahan Pusat dan Daerah', lalu 'Tata Kelola yang Menghargai dan Melindungi Keberagaman', serta terakhir 'Mitigasi Bencana dan Bantuan Sosial yang Berkeadilan'.
Simak dan saksikan momen Debat Pilgub Jatim 2024 di sini. Ikuti pemberitaan seputar Pilkada Jatim di sini atau di sini.
Tidak seperti debat perdana, jumlah pendukung masing-masing paslon kali ini dibatasi 100 orang. Pada debat perdana, batas maksimal pendukung untuk masing-masing paslon yang diizinkan masuk ke venue debat mencapai 150 orang.
Durasi waktu juga berbeda dibandingkan dengan debat pertama. KPU Jatim melakukan evaluasi bahwa durasi waktu untuk penyampaian visi-misi dinilai terlalu singkat. KPU pun menambah durasi untuk sesi itu.
"Durasi waktu yang kami evaluasi soal visi-misi dapat masukan dari masing-masing paslon, sesi awal penyampaian visi-misi debat pertama dirasa minim kali ini kami longgarkan," ujar Ketua KPU Jatim Aang Kunaefi.
Terkait kostum debat, Aang mengatakan pada deba kedua ini tidak ada tema khusus. KPU membebaskan paslon menggunakan kostum sesuai dengan selera masing-masing. Sedangkan pada debat perdana, tema kostumnya yakni baju adat Jawa Timuran.
Sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU Jatim, debat Pilgub Jatim akan digelar 3 kali. Tiga paslon dengan cagub sama-sama perempuan mengikuti debat, yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Luluk-Lukmanul nomor urut 1 diusung PKB. Khofifah-Emil nomor urut 2 diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Gelora, PBB, PRIMA, Garuda, dan PKN. Terakhir nomor 3, Risma dan Gus Hans diusung PDIP, Hanura, dan Partai Ummat.
(irb/iwd)