Debat publik pertama Pilbup Ponorogo telah tuntas digelar, Rabu (23/10/2024) malam di Gedung Kesenian Ponorogo. Kedua paslon, Ipong-Luhur dan Giri-Rita sudah memaparkan visi misi mereka sekaligus adu gagasan.
Ketua KPUD Ponorogo, R. Gaguk Ika Prayitna mengaku bersyukur debat perdana ini berjalan dengan lancar dan tertib. Pun juga dua paslon bisa mengekspresikan visi misi secara jelas.
"Secara umum, kedua paslon sudah mengekspresikan visi misinya secara jelas. Juga masyarakat bisa menilai dan menentukan calon pilihan mereka," terang Gaguk yang ditemui usai debat, Kamis (24/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaguk menambahkan debat kedua akan berlangsung pada 6 November 2024 mendatang. Nantinya, panelis akan berganti namun tetap dari kalangan akademisi dan profesional.
"Harapannya masyarakat pemilih yang berjumlah 760 ribu sekian, bisa melihat dan menilai secara langsung sebelum menentukan pilihannya di TPS pada 27 November. Partisipasinya meningkat di Pilkada ponorogo ini. Targetnya lebih dari 75 persen pemilih," tandas Gaguk.
Sementara, paslon 01, Ipong Muchlissoni menambahkan hasil debat bisa menyampaikan visi misi mereka sekaligus program yang akan dibawa ketika menjabat sebagai bupati.
"Kalau hasil debat tadi saya merasa hampir semua yang ingin kita sampaikan, tersampaikan semua. Dan saya mendengar jawaban, ya mohon maaf nggak nyambung. Iya memang seru, ya memang el classico. Ya gak papa kita jalani saja. Dan saya yakin seseru apapun tetap damai aman," tambah Ipong.
Ipong yang berpasangan dengan Luhur, kader Gerindra ini menegaskan berbagai permasalahan seperti aspal peyek itu merupakan informasi dari warga. Setelah beberapa hari, anggaran diambil dan ada pihak ketiga yang mengerjakan.
"Itu yang saya dengar, betul atau tidak itu soal aspal peyek, nah kalau betul itu kadal, ya kan. Untuk hasil survei, sebelum debat itu kita sudah yakin menang apalagi debat kita lebih yakin," tandas Ipong.
Sementara, paslon 02, Sugiri Sancoko mengatakan saat debat tidak ada kalah menang. Sebab, namanya debat ya adu gagasan dan bagaimana bekerja.
"Marbot umroh ya itu kan bagus. Tapi kan nggak adil, fiskal kita kuat kenapa tidak. Tapi jangan satu per masjid. Kalau duit kita banyak, semakin banyak kyai kita seneng. Kalau duitnya banyak. Ini kan duitnya sempit, tidak adil satu masjid satu orang," imbuh Sugiri.
Menurutnya, baik Ipong maupun Giri sudah pernah menjabat sebagai bupati. Masyarakat bisa menilai kinerja masing-masing.
"Saya dan pak Ipong sudah pernah menjadi bupati, mulai dari sebelum tidur sampai tidur kembali rakyat tau. Biar rakyat yang menilai dan menentukan, hak rakyat dengan gembira," pungkas Giri.
(abq/fat)