Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Emil Elestianto Dardak mengaku bangga saat melihat geliat industri sepatu untuk ekspor terbesar di Nganjuk, PT Sukses Abadi Indonesia.
Saat melakukan kunjungan bersama calon Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro, Emil mengungkapkan, industri besar ini sangat mendukung perekonomian di Jawa Timur.
PT Sukses Abadi Indonesia, yang merupakan produsen sepatu New Balance, menjadi salah satu ikon industri di Nganjuk. Dengan luas pabrik mencapai 18 hektare, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 5.900 karyawan yang mayoritas berusia 18 hingga 25 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memiliki sekitar 5.900 karyawan dengan 90% perempuan, 10% laki-laki," ujar President Director PT SAI Mr. Hong Choon Sik.
Pabrik ini dibuka di tengah masa pandemi COVID-19, menunjukkan ketahanan ekonomi daerah yang mampu bertahan dan berkembang meski di tengah tantangan. Namun, pihak manajemen pabrik menyampaikan bahwa salah satu masalah utama yang mereka hadapi adalah tingginya tingkat perputaran tenaga kerja, khususnya di kalangan generasi muda.
"Berbagai keluhan terkait tenaga kerja yang sering atau mudah sekali keluar pekerjaan masih menjadi tantangan bagi kami," ungkap dia.
Emil menanggapi keluhan ini dengan rencana jangka panjang untuk mempertajam kesiapan tenaga kerja di kabupaten dan kota di Jawa Timur. Ia berharap, adanya kolaborasi antara industri, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja muda.
"Kami akan mendorong ke depan untuk mempertajam kesiapan dalam tenaga kerja di kabupaten dan kota," tegas Emil.
Rencana ekspansi industri sepatu New Balance di Jawa Timur semakin nyata dengan dibukanya pabrik baru di Mojokerto pada November. Emil optimis, perkembangan ini akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Jawa Timur, terutama bagi generasi muda yang baru memulai karier mereka.
Keterlibatan gen Z dalam industri besar seperti ini, dianggap Emil sebagai langkah positif dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas daerah.
"Dominasi pekerja usia 18-25 tahun di pabrik ini membuktikan semangat generasi muda untuk terlibat langsung dalam membangun perekonomian," tutup Emil.
(hil/iwd)