Debat Publik Pilgub Jatim 2024 Kesatu memasuki segmen kedua. Dalam segmen ini, panelis memberi pertanyaan ketiga paslon terkait fenomena kohesi sosial atau konflik laten di masyarakat yang bisa muncul kapan saja karena perbedaan.
Dalam pertanyaannya, panelis lantas menanyakan, bagaimana upaya dari masing-masing paslon untuk memperkuat kohesi sosial yang efektif bagi keberlangsungan dan keutuhan masyarakat?
Paslon nomor urut 2 Khofifah mendapat kesempatan menjawab pertanyaan pertama. Khofifah menyebut aktivitas sosial di Jatim relatif cukup baik. Sebab komunitas-komunitas memiliki kegiatan yang memiliki interaksi cukup kohesif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya kegiatan keagamaan ada pengajian selawatan dan terus dilakukan dan gotong royong juga bisa diteruskan di bumi Majapahit ini," kata Khofifah dalam debat perdana di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024).
Meski demikian, Khofifah juga menyoroti fenomena sosial yang semakin tergantung dengan smartphone. Akibatnya, interaksi manusia kini tergusur dengan digitalisasi.
"Kita melihat realitas ini makin hari ponsel semakin menguasai kehidupan masyarakat oleh karena itu mereka yang mungkin sekali terpandu oleh ponsel ini yang harus banyak diajak komunikasi bahwa mereka membutuhkan interaksi dengan sesama manusia tidak hanya secara digital," terangnya.
Pernyataan Khofifah ini kemudian ditanggapi paslon nomor urut 3 Tri Rismaharini. Risma menyebut ketahanan sosial yang terjadi di masyarakat banyak dipeengaruhi dengan ketahanan ekonomi.
"Karena itu kesenjangan ekonomi harus diturunkan kemudian masyarakat lebih sejahtera untuk bisa mengakses semua layanan pemerintah lebih baik," ujar Risma.
"Kedua adalah bahwa satu bangsa seringkali kita tidak memahami bahwa anak-anak kita berbeda itu indah berbeda adalah ciptaan Allah yang harus kita ajari adalah sesama dengan anak bangsa tidak ada yang membedakan siapa yang kaya dan siapa yang miskin siapa yang hitam siapa yang putih semua sama di mata Tuhan," imbuhnya.
Moderator juga memberikan kesempatan paslon nomor urut 1 Luluk. Dalam tanggapannya, Luluk menyampaikan bahwa jalan keluar terkait fenomenda kohesi sosial adalah dengan konsisten menerapkan Pancasila.
"Kalau kita konsisten menerapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya akan memberikan jalan keluar terbaik. Terkait kohesi sosial 40% itu itu terjadi di perkotaan ada ketimpangan ekonomi oleh karena itu pentingnya kolaborasi antar lintas agama akan program-program," tandas Luluk.
Debat perdana ini terbagi dalam 6 segmen. Pada segmen pertama ketiga paslon menyampaikan visi-misi terkait tema debat. Segmen kedua dan ketiga adalah pendalaman visi-misi.
Selanjutnya, pada segmen ke-4 dan ke-5 ada saling tanya jawab antarpaslon. Terakhir di segmen ke-6 debat diakhiri closing statement masing-masing paslon.
Dari tema dan sub tema itu panelis merumuskan sejumlah pertanyaan kekinian dengan situasi dan kondisi saat ini di lapangan terkait kesejahteraan warga, kemiskinan, hingga SDM.
Debat perdana ini melibatkan 7 panelis dari kalangan akademisi yang telah menandatangani pakta integritas terkait independensi dalam menyusun pertanyaan.
Seperti diketahui, Pilgub Jatim 2024 ini diikuti 3 paslon. Yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Luluk-Lukmanul paslon nomor urut 1 diusung PKB. Khofifah-Emil nomor urut 2 diusung koalisi besar berisi Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Gelora, PBB, PRIMA, Garuda, dan PKN.
Terakhir dengan nomor urut 3, Tri Rismaharini bersama KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) bersama Partai Hanura dan Partai Ummat.
(abq/iwd)