.webp)
Tiga paslon Pilgub Jatim Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta datang ke debat perdana Pilgub Jatim 2024 mengenakan busana tradisional.
Paslon Luluk-Lukman tiba pertama sekitar pukul 18.22 WIB. Calon gubernur (cagub) paslon nomor urut 01 Luluk Nur Hamidah tampak mengenakan pakaian tradisional perpaduan Jombang dan Madura. Sementara pasangannya, cawagub Lukmanul Khakim memakai pakaian tradisional Lamongan dari kampung halamannya.
"Ini kostum Jawa Timur. Ini dari UMKM Jombang dan Madura. Bajunya Kebaya Ayu. Maknanya semangat saja, warna ungu dan sangat teduh, dan simbol pergerakan perempuan. Saya selalu konsisten untuk memperjuangkan perempuan," kata Luluk saat ditemui detikJatim di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan persiapan, Luluk mengatakan tetap menata hati dan gembira. Ia dan wakilnya akan menjalani debat perdana ini dengan tenang dan membawanya semenyenangkan mungkin.
"(Persiapan) Beliau (Lukman) spending time dengan keluarga. Saya juga senang keluarga datang, suami, kakak aku dari Jakarta menyempatkan datang, walau tidak mudah buat beliau karena beliau disabilitas, tapi beri dukungan penuh untuk adiknya berjuang di Jawa Timur," jelasnya.
"Tentu boleh saja (membawa catatan saat debat), kalau sepanjang boleh ya bawa (catatan). Fleksibel saja. Saya nggak tahu, kalau boleh ya it's okay, ngalir saja," ujarnya.
Sekitar pukul 18.35 WIB, giliran paslon nomor 03 Risma-Gus Hans tiba di Graha Unesa. Paslon nomor urut 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta memakai pakaian yang sama, yaitu baju tradisional khas Surabaya Cak dan Ning.
Risma menggunakan baju tradisional Surabaya berwarna hijau muda, sedangkan Gus Hans menggunakan setelah hitam. Risma irit bicara saat ditanya menjelang debat perdana. Ia hanya menjawab menggunakan baju dari mana, namun tidak menjawab persiapan.
"Pakai baju dari Surabaya. Ini kegeden (kebesaran)," kata Risma.
Sementara itu, cagub paslon nomor urut 02 Khofifah Indar Parawansa memakai busana adat Sumenep berwarna hitam dan oranye. Cawagub Emil Dardak mengenakan baju adat Suku Tengger berwarna hitam dan bawahan bergambar pantai dan gunung. Paslon nomor urut 02 ini datang terakhir sekitar pukul 18.40 WIB.
"Bismillah, bismillah (persiapan). Kalau untuk opening mungkin saya baca (catatan), karena waktunya cuma 2 menit, pasti padat. Kalau speed tinggi, jadi visi misi. Kalau opening iya, karena waktunya pendek," pungkasnya.
Mengenal Singkat Baju Adat yang Dikenakan 3 Paslon
1. Kebaya Jombang dan Madura
Kebaya Jombang dan Madura adalah dua jenis kebaya tradisional yang memiliki karakteristik yang khas sesuai dengan daerah asalnya. Kebaya Jombang umumnya memiliki ciri-ciri yang sederhana, namun tetap elegan. Kebaya ini sering digunakan dalam acara-acara adat atau formal.
Sementara kebaya Madura memiliki karakteristik yang lebih mencolok dan berani. Kebaya Madura mencerminkan kepribadian masyarakatnya yang dinamis. Dibandingkan dengan kebaya Jombang yang sederhana, kebaya Madura sering kali dihias dengan lebih banyak ornamen yang memberikan kesan mewah.
2. Baju Tradisional Lamongan
Baju adat tradisional dari Lamongan, Jawa Timur, meskipun kurang terkenal secara nasional dibandingkan daerah lain, memiliki keunikan tersendiri. Baju adat Lamongan mencerminkan budaya masyarakat setempat.
Lamongan adalah bagian dari Jawa Timur yang kental dengan budaya pesisir, sehingga pakaian adatnya seringkali dipengaruhi tradisi Jawa pesisir. Pakaian adat ini terdiri dari beskap, sarung atau jarik, dan udeng atau penutup kepala tradisional.
3. Baju Cak dan Ning Surabaya
Baju tradisional Cak dan Ning Surabaya mencerminkan tradisi Surabaya sekaligus menonjolkan elemen modern dan elegan. Baju tradisional Cak Surabaya terdiri dari berkap, udeng khas Surabaya, dan selop hitam.
Sementara untuk baju Ning Surabaya terdiri dari kebaya tradisional yang anggun dan feminin, dengan warna cerah yang mencerminkan kelembutan namun tetap elegan. Lalu, bawahannya menggunakan kain batik atau jarik. Atasan dan bawahan ini dipadukan dengan aksesori seperti selop dan perhiasan.
4. Baju Adat Sumenep
Baju adat Sumenep, yang berasal dari Kabupaten Sumenep memiliki ciri khas tersendiri yang mencerminkan kebudayaan Madura. Pakaian adat Sumenep sering dikenakan dalam upacara adat, pernikahan, dan acara resmi.
Pakaian adat perempuan disebut Marlena, yang memiliki gaya lebih mewah dan anggun. Marlena sering dikenakan pada acara-acara penting seperti pernikahan atau upacara adat. Kebaya perempuan Sumenep dihiasi dengan bordir dan payet, yang memberikan kesan elegan.
Sebagai bawahan, menggunakan kain batik atau kain songket yang dikenakan di sekitar pinggang. Motif batik Madura sering menampilkan corak yang kuat dan warna-warna kontras. Kemudian dilengkapi dengan aksesori seperti kalung, gelang, dan anting yang terbuat dari emas atau perak.
5. Baju Adat Tengger
Baju adat Tengger adalah pakaian tradisional yang dikenakan masyarakat Suku Tengger, yang mendiami kawasan sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur. Suku Tengger dikenal sebagai salah satu kelompok etnis yang menjaga tradisi Hindu-Buddha yang sudah berusia ratusan tahun.
Pakaian adat Tengger mencerminkan kesederhanaan, spiritualitas, dan kedekatan dengan alam. Pakaian adat pria Tengger sangat sederhana, namun sarat akan makna budaya. Terdiri dari kemeja dan celana panjang, sarung, kain selendang atau shawl, dan penutup kepala (iket).
(irb/iwd)
