Debat perdana Pilwali Surabaya akan digelar besok, Rabu 16 Oktober 2024. Debat pasangan calon tunggal ini akan digelar di Dyandra Convention Center mulai pukul 17.00 WIB-20.30 WIB.
Tema yang diangkat ialah 'Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Surabaya'. Ada 5 sub tema yang akan diusung dalam debat Pilwali yakni pelayanan pada masyarakat dalam hal administrasi kependudukan, pendidikan, dan peningkatan sumber daya masyarakat.
Sub tema selanjutnya yakni kesehatan masyarakat, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, kemudian pembangunan kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta terakhir pelayanan kepada masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pelaksanaan debat nanti ada aturan yang harus ditaati oleh para peserta termasuk pasangan calon Eri Cahyadi-Armuji. Aturan ini wajib ditaati untuk menjaga kelancaran dan ketertiban debat Pilwali Surabaya.
"Selama pelaksanaan debat, pendukung yang hadir dilarang membawa peraga kampanye. Dilarang meneriakaan yel-yel yang mengarah dukungan," kata Ketua KPU Surabaya Suprayitno, Selasa (15/10/2024).
Dalam pelaksanaan debat perdana ini KPU mengundang 10 kategori. Yakni tim kampanye pasangan calon, tamu undangan masing-masing paslon, Bawaslu Kota, unsur pemerintah, unsur masyarakat, unsur akademis, unsur profesional, kelompok disabilitas, pers serta kru media penyelenggara penyiaran.
Dalam debat besok ada 5 panelis yang terlibat. Empat di antaranya adalah akademisi yakni Dr Andi Suwarko MSi, Dr Nurul Jadid SSi MSc, Muhammad Sholeh, dan Prof Dr Redi Panuju MSi. Sedangkan 1 lainnya adalah kalangan profesional, yakni Arief Supriyono ST SH SE MM.
Ketua KPU Surabaya yang akrab disapa Nano menegaskan kembali bawa Debat Pilwali besok hanya fokus pada penajaman visi dan misi karena diikuti paslon tunggal. Paslon akan menjawab pertanyaan dari 5 panelis.
"Penajaman ini akan disampaikan pasangan calon sebagai tindak lanjut pertanyaan pertanyaan yang dibuat oleh penelis. Di mana panelis ini ada yang berlatar belakang akademisi dari lintas perguruan tinggi juga ada yang berlatar belakang profesional," pungkasnya.
(dpe/iwd)