Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024 resmi memasuki babak baru dengan diumumkannya daftar pasangan calon yang akan bertarung merebut hati masyarakat.
Ketiganya yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumata dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim.
Setiap pasangan calon membawa visi-misi berbeda, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, ketahanan ekonomi, pemajuan pendidikan, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari menyoroti visi-misi ketiga pasangan calon tersebut. Menurutnya, visi misinya masih seragam dan cenderung berbasis pada masalah, bukan pada peluang yang dimiliki oleh Jawa Timur.
"Visi-misi yang diusung masih berangkat dari masalah, padahal visi-misi tidak harus selalu diawali dari problem yang ada. Bisa juga dari opportunity atau peluang yang dimiliki Jawa Timur," ungkap Wawan kepada detikJatim, Senin (23/9/2024).
Wawan menjelaskan, meskipun Jawa Timur memiliki sejumlah permasalahan seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan, visi-misi para calon seharusnya juga menekankan pada potensi besar yang dimiliki oleh provinsi tersebut. Menurutnya, Jawa Timur sebagai provinsi dengan penduduk terbesar kedua di Indonesia memiliki banyak kesempatan yang dapat dimaksimalkan.
"Jawa Timur punya keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain, seperti letak geografis strategis di ujung timur Pulau Jawa. Ini adalah peluang besar yang seharusnya menjadi fokus dalam visi-misi para calon, bukan sekadar permasalahan yang sudah ada," jelasnya.
Wawan juga menyampaikan pentingnya menggali dan memanfaatkan keunggulan Jawa Timur dari berbagai faktor seperti geografi, budaya, dan ekonomi. Menurutnya, ketiga pasangan calon perlu lebih menekankan aspek-aspek ini dalam visi-misinya.
"Banyak faktor yang bisa didorong, seperti faktor geografis, budaya, dan sektor ekonomi. Semua itu adalah potensi yang bisa dioptimalkan untuk kemajuan Jawa Timur," tambahnya.
Lebih lanjut, Wawan menekankan bahwa program yang paling relevan dengan peluang tertinggi untuk Jawa Timur sebenarnya tergantung pada isu yang dihadapi di setiap daerah. Artinya, setiap wilayah di Jawa Timur memiliki tantangan dan peluang yang berbeda-beda, sehingga visi-misi yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi lokal.
"Kalau ditanya mana visi-misi yang paling cocok untuk Jawa Timur, semua orang berbeda tergantung daerah masing-masing. Sesuai dengan isu yang ingin diselesaikan di setiap daerah," jelasnya.
Secara keseluruhan, Wawan berharap, visi-misi yang ditawarkan oleh calon gubernur dan wakilnya tidak hanya berfokus pada solusi terhadap masalah yang ada, tetapi juga menciptakan strategi untuk memanfaatkan keunggulan dan peluang yang dimiliki Jawa Timur.
Hal ini dianggap lebih efektif untuk mendorong pembangunan provinsi yang lebih baik di masa depan.
Dengan pemilihan yang semakin dekat, masyarakat Jawa Timur diharapkan dapat lebih jeli dalam menilai program dan visi-misi yang ditawarkan oleh para calon, apakah mereka hanya terjebak pada masalah atau mampu menawarkan solusi yang inovatif berdasarkan potensi besar provinsi tersebut.
(hil/iwd)